Pesta Olahraga Asia Tenggara 2023 sukses diselenggarakan di Kamboja dan secara resmi berakhir pada malam hari tanggal 17 Mei. Dengan organisasi yang cermat, negara tuan rumah menerima banyak pujian dari penggemar di kawasan tersebut serta teman-teman internasional.
Namun, perkelahian antara tim U22 Thailand dan U22 Indonesia di final sepak bola putra sedikit menodai citra SEA Games ke-32. Banyak surat kabar besar di seluruh dunia terus memberitakan pertandingan ini, menyebutnya sebagai salah satu akhir terburuk dari sebuah ajang olahraga besar.
Gambar-gambar buruk terus bermunculan di surat kabar besar di seluruh dunia.
Akhir yang mengerikan bagi SEA Games.
Pada tanggal 18 Mei, Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) juga menyerahkan laporan pendahuluan kepada FIFA terkait insiden tersebut. Menyaksikan apa yang telah terjadi, Gianni Infantino hanya bisa menggelengkan kepala dengan sedih dan menyampaikan: “Sepak bola Asia Tenggara memiliki potensi untuk berkembang baik secara mendalam maupun luas. Namun, hal itu terhambat oleh kekerasan dan masalah sosial lainnya.”
Insiden yang terjadi pada malam tanggal 16 Mei itu sungguh disayangkan. Jika itu adalah kerusuhan antar pemain, para ofisial tim seharusnya mengambil tindakan untuk menghentikannya, tetapi sebaliknya mereka malah ikut terlibat dalam perkelahian, melanjutkan pertarungan bersama para pemain.”
Gianni Infantino hanya bisa menggelengkan kepala melihat apa yang disaksikannya.
Merasa kecewa dengan apa yang disaksikannya, Gianni Infantino juga mengingatkan otoritas sepak bola terkait untuk menyelidiki dan menghukum berat pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
“Gambar-gambar dari final SEA Games telah mengirimkan pesan negatif kepada dunia sepak bola. Saya berharap setelah serangkaian insiden di sepak bola Asia Tenggara, para pengurus AFC, AFF, dan federasi sepak bola anggotanya akan merenungkan dan mencari cara untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa mendatang. Perilaku seperti itu harus dihukum berat.”
Ia menyerukan penindakan tegas terhadap tindakan kekerasan di pertandingan.
Hal-hal yang seharusnya tidak terjadi di acara seperti SEA Games.
Sejak menjabat sebagai kepala FIFA, Gianni Infantino sangat menekankan investasi dan pengembangan sepak bola di wilayah yang kurang berkembang seperti Asia Tenggara. Ia berulang kali memberikan bantuan keuangan untuk sepak bola Asia Tenggara dan mengunjungi wilayah tersebut untuk mengamati pertandingan. Baru-baru ini, ia hadir pada leg kedua final Piala AFF 2022 di Stadion Rajamangala antara Vietnam dan Thailand.
Namun, sepak bola di Asia Tenggara telah berulang kali menghadapi insiden seperti bencana Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang pada Oktober 2022 di Indonesia, pencabutan hak "Negeri Seribu Pulau" untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 karena protes penggemar, dan yang terbaru, kejadian buruk di final SEA Games ke-32.
Tautan sumber






Komentar (0)