Para ilmuwan di Brasil telah mengumumkan pengembangan metode baru yang canggih untuk mengobati kecanduan stimulan dan metamfetamin berdasarkan vaksin.
Para ilmuwan meneliti vaksin Calixcoca. Foto: AFP
Disebut "Calixcoca", vaksin eksperimental ini memicu respons imun yang menghalangi kokain dan metamfetamin mencapai otak, membantu pengguna memutus siklus kecanduan. Dengan kata lain, mereka tidak akan lagi merasakan sensasi "high" yang mereka dapatkan dari penggunaan stimulan. Jika pengobatan ini disetujui, ini akan menjadi pertama kalinya kecanduan kokain diobati dengan vaksin, menurut psikiater Frederico Garcia, koordinator tim pengembangan vaksin di Universitas Federal Minas Gerais, AFP melaporkan pada 26 Oktober.
Proyek vaksin yang memenangkan hadiah Inovasi Kesehatan Euro senilai $530.000 ini didanai oleh perusahaan farmasi Eurofarma. Vaksin ini bekerja dengan mendorong sistem kekebalan tubuh pasien untuk memproduksi antibodi yang mengikat molekul kokain dalam aliran darah, sehingga molekul tersebut terlalu besar untuk mencapai jalur kenikmatan otak, atau "sirkuit penghargaan". Di sinilah stimulan biasanya meniru kadar dopamin tinggi yang menghasilkan kenikmatan. Penelitian serupa dilakukan di Amerika Serikat, negara dengan tingkat konsumsi kokain tertinggi di dunia , menurut Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan. Namun, penelitian tersebut terhenti ketika uji klinis gagal menghasilkan hasil yang diharapkan, di antara alasan-alasan lainnya.
Sejauh ini, Calixcoca telah efektif dalam uji coba pada hewan, menghasilkan antibodi dalam jumlah besar terhadap kokain dengan efek samping yang sangat minim. Vaksin ini juga melindungi embrio tikus dari kokain, menunjukkan bahwa vaksin ini dapat digunakan pada manusia untuk melindungi bayi yang belum lahir ketika sang ibu mengalami kecanduan. Vaksin ini kini akan memasuki tahap akhir uji coba pada manusia. Menurut Garcia, Calixcoca dapat mengubah pengobatan kecanduan.
Calixcoca dapat membantu pasien pada tahap pemulihan yang krusial, seperti setelah mereka meninggalkan rehabilitasi. Vaksin ini dibuat dengan senyawa kimia yang dirancang di laboratorium, alih-alih bahan biologis, sehingga lebih murah untuk diproduksi dibandingkan banyak vaksin lain dan tidak memerlukan pendinginan.
Target audiens yang tepat akan bergantung pada hasil uji klinis, tetapi secara teori, Calixcoca cocok untuk pecandu yang sedang dalam masa pemulihan dan ingin berhenti mengonsumsi kokain. Tujuan tim ini adalah mengubah statistik yang menyedihkan. Menurut Institut Nasional Penyalahgunaan Narkoba (NIDA), satu dari empat pengguna kokain rutin mengalami kecanduan, dan hanya satu dari empat pecandu yang berhasil berhenti setelah lima tahun menjalani perawatan. Lebih dari 3.000 orang telah menghubungi tim untuk menjadi sukarelawan dalam uji klinis ini.
An Khang (Menurut AFP )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)