Pada tanggal 16 Juni, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa meminta Ukraina dan Rusia untuk meredakan konflik.
Kota Bakhmut, Ukraina. (Sumber: Reuters) |
Berbicara kepada wartawan setelah perundingan antara para pemimpin Afrika dan tuan rumah Presiden Volodymyr Zelensky, Bapak Ramaphosa mengatakan: "Kampanye militer ini harus diselesaikan dan perdamaian harus dicapai melalui negosiasi. Kami yakin harus ada de-eskalasi di kedua belah pihak."
Sementara itu, Presiden Zambia Hakainde Hichilema mengatakan penting bagi benua Afrika untuk berkontribusi pada perdamaian di Ukraina.
Sementara itu, Presiden Komoro Azali Assoumani, yang saat ini memegang jabatan ketua bergilir Uni Afrika (AU), mengatakan bahwa perjanjian damai di Ukraina perlu dilaksanakan melalui Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Para pemimpin negara-negara Afrika yang disebutkan di atas mengunjungi Kiev sebagai bagian dari misi perantara perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
* Sementara itu, Ukraina mengatakan bahwa serangkaian serangan di pusat ibu kota Kiev pada hari yang sama (16 Juni) merupakan "pesan" yang dikirim kepada para pemimpin Afrika yang sedang menjalankan misi perdamaian di Ukraina.
"Presiden Rusia Vladimir Putin 'membangun kepercayaan' dengan meluncurkan serangan rudal terbesar di Kiev dalam beberapa minggu, tepatnya saat kunjungan para pemimpin Afrika ke ibu kota kami," ujar Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, para saksi mendengar beberapa ledakan di pusat ibu kota Kiev. Wali Kota Kiev Vitali Klitschko memperingatkan bahwa banyak rudal diarahkan ke kota tersebut.
* Pada 16 Juni, saat berpidato di sesi pleno Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2023, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa ia memiliki pandangan "negatif" terhadap kemungkinan penggunaan senjata nuklir taktis.
Tuan Putin menegaskan kembali bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir jika ada ancaman terhadap integritas teritorial, kemerdekaan, kedaulatan , dan keberadaannya.
"Senjata nuklir diciptakan untuk menjamin keamanan kita dalam arti luas, yaitu keberadaan negara Rusia. Namun, pertama-tama, kita tidak membutuhkannya," jelas pemimpin Rusia itu.
Presiden Rusia juga mengatakan bahwa Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) sedang ditarik ke dalam konflik di Ukraina.
Selain itu, menurut Presiden Putin, serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap Kremlin dan serangan di provinsi perbatasan Belgorod (Rusia) merupakan upaya untuk memprovokasi respons yang kuat dari Rusia.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)