| CMA sedang menyelidiki hubungan antara Microsoft dan OpenAI. (Sumber: Getty Images) |
CMA sedang mencari komentar dari perusahaan-perusahaan AS dan pihak ketiga terkait, ungkap lembaga tersebut dalam sebuah pernyataan pada 8 Desember. Tujuan investigasi ini adalah untuk menentukan apakah kemitraan "termasuk perkembangan terkini" antara Microsoft dan OpenAI "dapat mengarah pada merger dan, jika demikian, apa dampak merger tersebut terhadap persaingan di Inggris."
Investigasi tersebut dilakukan setelah Microsoft mengumumkan akhir bulan lalu bahwa seorang perwakilan dari raksasa perangkat lunak itu telah ditunjuk menjadi anggota dewan direksi baru OpenAI sebagai pengamat.
Beberapa hari sebelumnya, kekacauan internal OpenAI meletus ketika dewan direksi perusahaan saat itu memecat CEO Sam Altman dan kemudian mengundangnya kembali bekerja di tengah protes dari karyawan dan investor.
Menurut CMA, kriteria untuk memenuhi "situasi merger yang relevan" dapat mencakup "akuisisi saham minoritas atau, dalam beberapa kasus, pengaturan komersial seperti perjanjian alih daya perangkat lunak." CMA meyakini bahwa perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) menghadirkan peluang sekaligus risiko bagi daya saing bisnis, sekaligus tanggung jawab untuk melindungi konsumen. Di saat yang sama, lembaga ini menekankan "perlunya persaingan yang berkelanjutan" antar perusahaan yang terlibat dalam pengembangan AI.
Menanggapi perkembangan tersebut, dalam pernyataan persnya, Presiden Microsoft Brad Smith menegaskan, “Sejak 2019, kami telah membangun kemitraan dengan OpenAI untuk mendorong lebih banyak inovasi dan persaingan di bidang AI, sekaligus menjaga independensi kedua perusahaan.
Satu-satunya hal yang berubah adalah Microsoft sekarang akan memiliki pengawas non-voting di dewan direksi OpenAI. Ini sangat berbeda dari akuisisi seperti akuisisi DeepMind oleh Google di Inggris. Kami akan bekerja sama dengan CMA untuk menyediakan semua informasi yang mereka butuhkan.”
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)