Pandangan ini ditegaskan oleh Ketua Majelis Nasional, Tran Thanh Man, saat menyampaikan pidato pembukaan pada konferensi ke-8 anggota penuh waktu Majelis Nasional pada sore hari tanggal 29 September. Konferensi ini akan berlangsung selama 2,5 hari, dengan pendapat mengenai 21 rancangan undang-undang.
Inovasi penting lainnya adalah bahwa konferensi ini tidak akan membahas setiap RUU secara terpisah seperti biasanya. Sebaliknya, anggota DPR purnawaktu akan membahas secara berkelompok bidang-bidang berikut: Ekonomi , keuangan; Kebudayaan, masyarakat; Pertahanan, keamanan, hubungan luar negeri, pengawasan; Hukum, keadilan.
Peraturan ini bertujuan untuk menciptakan lebih banyak fleksibilitas bagi delegasi agar memiliki lebih banyak waktu untuk memberikan komentar, mengatasi situasi harus menyesuaikan program ketika ada konten yang tidak memiliki komentar.

Ketua Majelis Nasional Tran Thanh Man menyampaikan pidato pembukaan pada konferensi wakil-wakil Majelis Nasional penuh waktu pada sore hari tanggal 29 September (Foto: Hong Phong).
Mengutip permintaan Sekretaris Jenderal To Lam untuk mengidentifikasi pekerjaan legislatif sebagai "terobosan dari terobosan", tidak hanya berhenti pada mengatasi tumpang tindih, kontradiksi, dan hambatan, tetapi juga harus terus maju, membuka jalan, dan memimpin pembangunan negara, Ketua Majelis Nasional meminta para delegasi untuk membahas dan menganalisis dengan cermat isu-isu dan peraturan baru dengan pendapat yang berbeda dalam setiap rancangan undang-undang.
Secara khusus, menurut Ketua Majelis Nasional, perlu dievaluasi apakah rancangan undang-undang tersebut telah dibangun atas dasar orientasi, kebijakan, dan arahan baru dari Komite Sentral, Politbiro, dan Sekretariat dalam pekerjaan pembuatan undang-undang, terutama kebijakan dan pedoman dalam 7 resolusi Politbiro yang dikeluarkan dalam 9 bulan terakhir.
Menurut Ketua Majelis Nasional, perlu dievaluasi apakah rancangan undang-undang tersebut telah menjamin semangat untuk mendorong desentralisasi dan pendelegasian wewenang, konsisten dengan kebijakan inovasi pemikiran dalam pembentukan undang-undang dan penataan aparatur pemerintahan dua tingkat.
Sidang ke-10 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ke-15 mempunyai beban kerja yang jauh lebih berat dibanding sidang ke-9 yang baru saja berlangsung, menurut Ketua MPR.
Ketua Majelis Nasional mengatakan bahwa sesuai dengan dokumen pertemuan, sidang ke-10 diperkirakan akan mengkaji dan mengesahkan 45 undang-undang dan resolusi, namun hingga pagi ini, sekitar 50 undang-undang dan resolusi telah diperbarui.

Konferensi wakil-wakil Majelis Nasional penuh waktu pada sore hari tanggal 29 September (Foto: Hong Phong).
“Meskipun beban kerjanya berat, semangatnya adalah Sidang ke-10 ini bisa menyelesaikan semua persoalan, tidak menyisakan pekerjaan yang belum tuntas untuk MPR berikutnya,” tegas Ketua MPR.
Ketua MPR menambahkan, masa sidang ke-10 tidak akan dilakukan dalam dua sesi melainkan akan berlangsung berkesinambungan, memanfaatkan waktu kerja malam hari, Sabtu dan Minggu, agar program yang diusulkan dapat segera tuntas.
Hal itu, menurut Ketua Majelis Nasional, sekaligus memberi kondisi bagi instansi dan daerah untuk merangkum hasil tahun, menuntaskan isi akhir masa jabatan dan pekerjaan persiapan, menuju Kongres Partai Nasional ke-14, pemilihan wakil rakyat Majelis Nasional ke-16, dan wakil rakyat Dewan Perwakilan Rakyat di semua tingkatan untuk masa jabatan 2026-2031.
Sumber: https://dantri.com.vn/thoi-su/chu-tich-quoc-hoi-khong-de-lai-nhung-cong-viec-dang-do-cho-khoa-sau-20250929145841093.htm
Komentar (0)