Identitas pemimpin geng LockBit terungkap
Pada tanggal 7 Mei, koalisi penegakan hukum yang dipimpin oleh Badan Kejahatan Nasional Inggris (NCA) mengumumkan bahwa warga negara Rusia Dmitry Yuryevich Khoroshev, 31, adalah orang di balik alias LockBitSupp, administrator dan pengembang ransomware LockBit.
Departemen Kehakiman AS juga mengumumkan dakwaan terhadap Khoroshev, menuduhnya melakukan kejahatan komputer, penipuan, dan pemerasan.
Menurut Departemen Kehakiman AS, Khoroshev berasal dari Voronezh, sebuah kota di Rusia sekitar 300 mil selatan Moskow.
Koalisi penegak hukum telah mempublikasikan identitas LockBitSupp dalam siaran pers, serta di situs web gelap asli LockBit, yang disita pihak berwenang awal tahun ini.
Di situs web ini, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan hadiah sebesar $10 juta untuk informasi yang dapat membantu pihak berwenang menangkap dan menghukum Khoroshev.
Serangan ransomware pada sistem VNDirect pada akhir Maret lalu dipastikan oleh pihak berwenang sebagai ulah kelompok LockBit. Insiden ini menyebabkan semua data perusahaan di 3 perusahaan teratas pasar saham Vietnam terenkripsi dan mengganggu operasional perusahaan selama seminggu penuh.
Masalah ditemukan setelah penanaman chip ke dalam otak manusia
Perusahaan chip otak milik Elon Musk, Neuralink, mengatakan perangkat yang ditanamkannya pada pasien pertamanya bermasalah, demikian disampaikan perusahaan itu pada 9 Mei.
Neuralink milik Elon Musk mengatakan implan tersebut mengalami masalah mekanis, dengan beberapa serat yang terpasang pada elektroda yang tertanam dalam jaringan otak mulai terlepas dari jaringan, sehingga memengaruhi mekanisme operasi perangkat.
Neuralink telah memperbaiki masalah ini dengan pembaruan perangkat lunak terbaru. Beberapa ahli mengatakan masalah Neuralink dapat diprediksi.
Sebelum menanamkan perangkat tersebut pada Noland Arbaugh, Neuralink telah melakukan uji coba pada hewan. Namun, Eric Leuthardt, ahli bedah saraf di Universitas Washington di St. Louis, mengatakan bahwa otak hewan lebih kecil, sehingga elektroda tidak bergerak sebanyak pada manusia.
Pengumuman komplikasi ini muncul saat Neuralink bersiap untuk menanamkan lebih banyak pasien.
TikTok menggugat pemerintah AS
Aplikasi video pendek TikTok menggugat pemerintah AS atas undang-undang baru yang akan memaksa ByteDance untuk menarik investasi dari aplikasi tersebut atau menghadapi larangan di AS.
Dalam gugatan yang diajukan pada 7 Mei, TikTok menyatakan bahwa Kongres telah "mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan secara eksplisit menunjuk dan melarang TikTok," dan menyebut tindakan tersebut "inkonstitusional."
Pengaduan tersebut menyatakan bahwa penjualan TikTok oleh ByteDance tidak mungkin dilakukan dan bahwa undang-undang tersebut akan "memaksa (TikTok) untuk tutup" pada tanggal 19 Januari 2025.
Bulan lalu, Presiden Joe Biden menandatangani rancangan undang-undang yang memberi ByteDance waktu sembilan bulan untuk melepaskan TikTok atau menghentikan operasinya di AS, dengan alasan masalah keamanan nasional.
Namun, pengaduan tersebut menuduh bahwa pemerintah belum memberikan bukti penyalahgunaan TikTok oleh pemerintah Tiongkok.
TikTok berpendapat bahwa larangan di AS tidak akan efektif karena akan memaksa TikTok untuk mentransfer "jutaan baris" kode perangkat lunak dari ByteDance kepada pemilik barunya. Selain itu, pembatasan dari pemerintah Tiongkok akan mencegah TikTok dijual dengan algoritmanya.
TikTok meminta pengadilan untuk memutuskan bahwa undang-undang pemerintahan Biden melanggar Konstitusi AS. TikTok juga menginginkan perintah pengadilan untuk menghentikan jaksa agung dalam menegakkan hukum tersebut.
AS mencabut izin penjualan chip ke Huawei
Dalam sebuah pernyataan pada 7 Mei, Departemen Perdagangan AS menyatakan bahwa mereka terus mengevaluasi kontrol ekspor untuk "melindungi keamanan nasional dan kepentingan kebijakan luar negeri sebaik-baiknya." Seorang juru bicara departemen tersebut mengonfirmasi bahwa mereka telah mencabut beberapa lisensi ekspor untuk Huawei.
Huawei dimasukkan ke dalam daftar hitam perdagangan AS pada tahun 2019, yang melarang perusahaan AS menjual teknologi – termasuk chip 5G – ke raksasa teknologi China tersebut karena masalah keamanan nasional.
AS mencabut lisensi yang memungkinkan perusahaan, termasuk Qualcomm dan Intel, untuk menjual cip yang digunakan di laptop dan ponsel kepada Huawei, lapor Reuters. Perusahaan-perusahaan tersebut telah diberitahu pada 7 Mei dan keputusan tersebut langsung berlaku.
Dalam sebuah pernyataan, Anggota Kongres dari Partai Republik Elise Stefanik mengatakan keputusan Departemen Perdagangan AS untuk mencabut lisensi akan memperkuat keamanan nasional dan mengurangi kemampuan China untuk meningkatkan teknologinya.
Langkah ini dapat berdampak pada Huawei, yang mengandalkan chip Intel untuk laptopnya, serta pemasok AS yang berbisnis dengannya.
[iklan_2]
Sumber: https://vietnamnet.vn/cong-bo-danh-tinh-ong-trum-lockbit-phat-hien-su-co-sau-ca-cay-chip-nao-nguoi-2279615.html
Komentar (0)