Pesawat ruang angkasa Griffin baru milik Astrobotic, yang pendarat bulan Peregrine-nya terbakar kemarin, dijadwalkan diluncurkan ke benda langit tersebut pada bulan November.
Roket Vulcan Centaur yang membawa wahana pendarat bulan Peregrine lepas landas dari landasan peluncuran pada 8 Januari. Foto: William Harwood/CBS News
Pada awal Januari, wahana antariksa Peregrine milik perusahaan swasta Amerika, Astrobotic, diluncurkan ke Bulan tetapi mengalami kebocoran bahan bakar dan tidak dapat mendarat di Bulan. Wahana tersebut beroperasi di luar angkasa selama sekitar 10 hari, kemudian jatuh ke atmosfer dan terbakar pada 19 Januari (waktu Hanoi ).
Dalam konferensi pers pertamanya sejak kegagalan misi Peregrine, CEO Astrobotic, John Thornton, menyatakan optimismenya tentang misi berikutnya. "Saya semakin yakin bahwa wahana antariksa kami berikutnya akan berhasil dan mendarat di permukaan bulan," ujarnya.
Thornton juga menyoroti tantangan yang diatasi tim selama misi Peregrine dan apa yang mereka capai. "Setelah anomali tersebut, kami masih meraih kemenangan demi kemenangan, menunjukkan bahwa pesawat ruang angkasa tersebut masih dapat beroperasi di luar angkasa dan muatannya masih dapat beroperasi," ujarnya. Muatan yang dimaksud Thornton adalah eksperimen ilmiah di dalamnya, khususnya dari NASA, yang mengumpulkan data.
Misi Astrobotic berikutnya, yang dijadwalkan pada bulan November, akan membawa wahana penjelajah Viper milik NASA ke kutub selatan Bulan, tempat para astronaut AS berencana untuk menjelajahinya dalam beberapa tahun mendatang. Tujuan Viper adalah untuk mempelajari lebih lanjut tentang asal-usul dan distribusi air—dalam bentuk es—dan menentukan bagaimana sumber daya ini dapat digunakan dalam misi-misi mendatang.
Viper akan diangkut ke Bulan menggunakan wahana pendarat Griffin milik Astrobotic, yang berukuran sekitar tiga kali lebih besar daripada Peregrine. "Viper sangat canggih dan mahal, jadi kami ingin memastikan bahwa kami benar-benar memahami akar penyebab dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kehancuran Peregrine. Jika kami perlu memodifikasi rencana Griffin, kami akan melakukannya," kata Joel Kearns, pakar NASA.
NASA telah membayar Astrobotic sekitar $100 juta melalui program Commercial Lunar Payload Services (CLPS) untuk mengangkut peralatan ilmiah ke Bulan. NASA juga berupaya untuk mengembalikan astronaut Amerika ke Bulan pada akhir dekade ini melalui program Artemis.
Thu Thao (Menurut AFP )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)