
Akar nanas merupakan makanan khas daerah Mien Thu. Foto: THUY TIEN
Umbi nanas hanya seukuran kepalan tangan, terpisah dari inti muda semak nanas. Menurut Ibu Le Thi Me, warga kelurahan Vinh Binh, nanas membutuhkan waktu sekitar 12 bulan untuk berbuah sejak ditanam. Untuk mendapatkan umbinya, petani harus mencabut seluruh tanaman segar. Karena kelangkaannya ini, bahkan di daerah penghasil nanas, banyak keluarga hanya menikmati umbinya beberapa kali dalam setahun. Hidangan lezat yang terbuat dari umbi ini dianggap sebagai hidangan istimewa dan biasa disajikan untuk menjamu tamu.
Pohon nanas tua tidak produktif, sehingga orang-orang harus memusnahkannya untuk menanam yang baru. Dari semak nanas yang dibuang, semak nanas kecil, atau tunas muda yang tumbuh di dekat pangkal nanas yang tidak lagi dapat bereproduksi, orang-orang memisahkan umbi bagian dalamnya. Kita dapat mengolahnya menjadi berbagai hidangan seperti tumisan, sup, atau panekuk..., ungkap Ibu Me.
Menurut banyak ibu rumah tangga di daerah penghasil nanas, membuat umbi nanas yang lezat juga membutuhkan proses yang sangat rumit. Umbi nanas dipisahkan, dicuci, diparut atau diiris tipis, direndam dalam air garam, lalu direbus. Yang istimewa adalah memperhatikan api, karena jika api terlalu kecil atau terlalu tinggi, umbi akan keras dan kehilangan kerenyahan alaminya. Untuk mendapatkan warna putih yang indah dan aroma yang khas, umbi setelah diparut harus segera direndam dalam air es. Ketelitian inilah yang menciptakan cita rasa istimewa pada hidangan ini.

Tumis nanas dengan udang sungguh lezat. Foto: THUY TIEN
Dahulu, lobak sering ditumis sederhana dalam hidangan keluarga. Namun, berkat tangan terampil sang koki, lobak menjadi bahan utama berbagai hidangan istimewa seperti: tumis lobak dengan udang, panekuk lobak, salad lobak, acar lobak... yang memikat banyak orang. Hidangan paling sederhana adalah tumis udang. Lobaknya renyah, udangnya padat, dan dicelupkan ke dalam saus ikan asam manis, menciptakan hidangan yang sangat menarik.
Banh Xeo Cu Hom dengan Khom memiliki cita rasa tersendiri, yang sederhana namun unik. Banh Xeo Cu Hom dengan Khom dengan Udang Perak membutuhkan keterampilan dalam setiap langkah, mulai dari mencampur tepung hingga menumis isian dan produk jadi. Tepung Banh Xeo dicampur dengan santan dan sedikit bubuk kunyit untuk menciptakan warna keemasan, isiannya adalah Cu Hom dengan Udang Perak yang ditumis, disajikan dengan sayuran liar. Banh Xeo Cu Hom dengan Khom dengan Udang Perak paling enak disantap panas-panas. Ambil sepotong kue, gulingkan dengan sayuran mentah, celupkan ke dalam semangkuk saus ikan asam manis yang dicampur dengan sedikit bawang putih dan cabai. Rasa renyah kue, manisnya Cu Hom, rasa lemak Udang Perak, dan kesegaran sayuran mentah menciptakan cita rasa yang luar biasa.
Hidangan akar nanas yang sederhana ini penuh dengan kecintaan terhadap pedesaan. Menyantapnya sedikit saja membuat kita merasakan dan mengingat jiwa tanah air. "Suatu kali, ketika saya berkunjung ke kampung halaman teman saya, saya disuguhi tumis akar nanas dengan udang dan daging. Saya selalu terkesan dengan rasa renyah dan sedikit manisnya. Setelah memakannya sekali, saya ingin memakannya lagi dan lagi," ujar Ibu Nguyen Anh Nguyet, warga kelurahan Rach Gia.
Dari sisa-sisa tanaman nanas pasca panen, melalui tangan terampil ibu-ibu dan nenek-nenek, terciptalah berbagai sajian lezat nan menarik, sekaligus mendatangkan pemasukan bagi banyak keluarga dari usaha akar nanas.
Narsisis
Sumber: https://baoangiang.com.vn/cu-hu-khom-mon-que-thanh-dac-san-a466655.html






Komentar (0)