Situs web fiber2fashion.com (India) menilai perekonomian Vietnam berkembang dengan tanda-tanda positif. Sebuah survei oleh Asosiasi Industri Mode AS menunjukkan bahwa Vietnam memiliki skor lebih tinggi dibandingkan beberapa negara Asia dalam memproduksi produk bernilai tinggi.
Vietnam memiliki keunggulan kompetitif yang lebih baik karena unggul dalam kemampuan memproduksi beragam produk dengan cepat berkat investasi pada mesin dan tenaga kerja terampil. Ekspor tekstil dan garmen Vietnam meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
Artikel ini mengidentifikasi alasan-alasan yang mendorong pertumbuhan termasuk meningkatnya permintaan global, investasi strategis dalam teknologi dan inovasi, perjanjian perdagangan, dan diversifikasi pasar ekspor. Permintaan global di pasar-pasar utama seperti AS, Eropa, dan Asia meningkat, menyusul pemulihan dari pandemi Covid-19.
Menurut fiber2fashion.com, produsen tekstil dan garmen Vietnam berinvestasi dalam mesin otomatis, digitalisasi, dan praktik berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas dalam proses produksi. Di saat yang sama, Vietnam terus mendiversifikasi pasar ekspornya di luar AS dan Uni Eropa (UE) dengan merambah pasar baru di Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Perjanjian perdagangan strategis juga memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekspor.
Senada dengan itu, financemiddleeast.com (Uni Emirat Arab) menilai bahwa Vietnam terus menjadi "mata rantai" penting dalam rantai pasokan global. Perekonomian Asia Tenggara, khususnya Vietnam, diuntungkan oleh pergeseran rantai pasokan ini. Data dari lembaga pemeringkat kredit Fitch Ratings menunjukkan bahwa output manufaktur Vietnam akan meningkat sebesar 8,1% pada tahun 2024. Hal ini membuktikan bahwa Vietnam sedang menjadi bagian penting dari rantai pasokan global.
Sementara itu, media Singapura menegaskan bahwa ada alasan untuk optimistis terhadap sektor energi terbarukan Vietnam. Pada 26 Desember, eco-business.com menerbitkan sebuah artikel yang menyatakan bahwa Undang-Undang Ketenagalistrikan yang direvisi, yang berlaku mulai tahun 2024, telah meningkatkan optimisme di sektor energi terbarukan Vietnam, dan bahwa Vietnam mengadopsi pendekatan yang lebih hati-hati dalam mengelola sektor energi. Surat kabar tersebut mengutip Bapak Mark Hutchinson, Direktur Asia Tenggara di Global Wind Energy Council (GWEC), yang memprediksi bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun untuk menyelesaikan regulasi dan tarif perjanjian jual beli listrik langsung, serta mengembangkan semua peraturan dan surat edaran sesuai dengan Undang-Undang Ketenagalistrikan.
Sumber






Komentar (0)