Di kelas ini, para orang tua menitikkan air mata ketika melihat anak-anak mereka berdiri, berjalan, dan saling memanggil untuk pertama kalinya. Mereka telah menunggu terlalu lama untuk melihat kebahagiaan ini. Banyak anak yang terbaring di tempat tidur, dengan dukungan penuh kesabaran dari guru Phung, perlahan pulih.
Pada turnamen dalam sistem seni bela diri campuran (MMA) profesional LION Championship yang baru saja berlangsung, seniman bela diri Lo Thi Phung tampil memukau saat tampil dengan kostum etnik Thailand.
"Saya selalu bangga menjadi orang Thailand. Saya ingin menyampaikan pesan tentang kekuatan dan kebangkitan perempuan etnis minoritas," Lo Thi Phung menjelaskan mengapa ia memilih pakaian tradisional Thailand saat tampil dalam konfrontasi sebelum naik panggung.
Lo Thi Phung lahir pada tahun 1998, berasal dari Lai Chau. Ia lulus dari Fakultas Pendidikan Prasekolah dan menjadi guru prasekolah sebelum terjun ke dunia olahraga .
Tiga tahun lalu, Lo Thi Phung berkemas dan pergi ke Kota Ho Chi Minh untuk berlatih Jujitsu. Hanya dalam waktu singkat, dengan bakat bela dirinya yang alami, Phung berhasil berkompetisi untuk tim Dong Nai dan terus meraih prestasi tinggi.
Sejak awal tahun, petinju wanita ini telah memenangkan medali emas pada Piala Klub di Can Tho , medali emas pada Kejuaraan Asia Tenggara, medali emas pada Kejuaraan Nasional 2024...
Seniman bela diri Lo Thi Phung dalam kostum etnik Thailand
Keluar dari ring, Lo Thi Phung menjadi guru, aktif berpartisipasi dalam kegiatan amal, membantu orang yang sedang dalam kesulitan, dan ikut serta dalam kegiatan menyebarkan semangat olahraga di masyarakat.
Salah satu kegiatan Phung yang bermakna adalah berpartisipasi dalam proyek pelatih Le Hoang Mai, yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun melaksanakan proyek untuk mendukung dan merehabilitasi anak-anak dengan kelumpuhan, cacat motorik, dan keterlambatan kognitif.
Para ayah dan ibu yang anak-anaknya berpartisipasi dalam proyek Bapak Le Hoang Mai menyebutnya "kelas cinta dan kebahagiaan". Di kelas ini, para orang tua menitikkan air mata ketika melihat anak-anak mereka berdiri, berjalan, dan memanggil "ibu" dan "ayah" untuk pertama kalinya.
Mereka telah menunggu terlalu lama untuk melihat kebahagiaan ini. Banyak anak yang tadinya hanya berbaring di satu tempat, dengan pendampingan penuh kesabaran dari Guru Phung, perlahan pulih.
"Sangat sulit bagi anak-anak dengan kesulitan mobilitas dan kemampuan kognitif yang buruk untuk berdiri sendiri. Oleh karena itu, saya selalu ingin melakukan sesuatu untuk anak-anak ini," ujar Lo Thi Phung.
Sumber: https://phunuvietnam.vn/nu-vo-si-danh-yeu-thuong-cho-tre-khuet-tat-20241021182819224.htm






Komentar (0)