![]() |
Musim panas lalu, kesepakatan Pafos untuk merekrut David Luiz dianggap sebagai pertaruhan. |
Namun, mantan bek tengah Chelsea dan PSG itu secara mengejutkan kembali ke Eropa - bermain untuk Pafos, klub Siprus yang sederhana - dan langsung menciptakan dongeng.
Pada 24 Oktober, Pafos menahan imbang Kairat 0-0 di Liga Champions dalam pertandingan yang mengharuskan mereka bermain dengan satu pemain lebih sedikit selama lebih dari 85 menit, setelah Joao Correia diusir keluar lapangan pada menit ke-4. Meskipun tekanan yang mencekik, pertahanan tim tamu tetap kokoh. Inti dari pencapaian tersebut adalah David Luiz – yang memimpin pertahanan layaknya seorang pemimpin sejati, membuat UEFA tak ragu menganugerahinya penghargaan MVP.
"Dia bertahan dengan brilian di area 16,50 meter, melakukan banyak intersepsi dan blok, serta menunjukkan kepemimpinan yang hebat. Saat menguasai bola, dia tenang, terkontrol, dan bahkan menjadi ancaman di lini depan," ujar Observatorium Teknis UEFA.
Dari “penandatanganan acak” menjadi pemimpin defensif
Musim panas lalu, langkah Pafos untuk merekrut David Luiz dianggap sebagai pertaruhan. Setelah dua tahun bermain di Brasil, kariernya di Eropa terasa berakhir. Namun, klub Siprus itu melihat Luiz bukan sekadar nama, melainkan simbol pengalaman dan semangat.
"Dia adalah legenda sepak bola Brasil. Kedatangannya tidak hanya meningkatkan level Pafos, tetapi juga mengubah batasan sepak bola Siprus," demikian pernyataan klub.
Pelatih Juan Carlos Carcedo menjelaskan: “Tim selalu mencari pemain muda, tetapi kami membutuhkan seseorang yang berpengalaman untuk memimpin. Salah satu pemilik klub mengenal Luiz dan meyakinkannya untuk kembali ke Eropa. Dia membawa sesuatu yang telah lama kami rindukan: ketenangan dan semangat juang.”
Luiz membutuhkan waktu hampir dua bulan untuk menembus tim inti, tetapi ketika ia berhasil, ia langsung membuktikan kemampuannya. Dalam debut liga melawan Ethnikos (kemenangan 4-0), Luiz tidak hanya bertahan dengan solid tetapi juga mencetak gol pembuka. Kemudian, penampilannya melawan Kairat membawanya kembali ke sorotan Eropa dengan cara yang sangat memukau.
![]() |
Namun klub Siprus itu melihat Luiz bukan sekadar nama terkenal, tetapi simbol pengalaman dan semangat. |
Melawan Kairat, Pafos hanya kebobolan dua tembakan tepat sasaran – jumlah yang mencengangkan untuk tim yang hanya bermain dengan 10 orang. David Luiz menjadi jantung pertahanan mereka, dengan 10 penyelamatan, tiga perlima duel udara yang dimenangkannya, dan 44 sentuhan – lebih banyak daripada beberapa gelandang lainnya. Ia tidak hanya mengancam di lini pertahanan, tetapi juga di lini depan: empat tembakan, tiga di antaranya tepat sasaran, termasuk satu di menit ke-68 yang memaksa Anarbekov melakukan penyelamatan di garis gawang.
Itu bukan kebetulan. Luiz telah menorehkan prestasi di Liga Champions bersama Benfica, Chelsea, PSG, dan Arsenal, dengan 57 penampilan dan tujuh gol. Namun, penampilannya bersama Pafos sungguh luar biasa – ia menunjukkan rasa lapar yang tak pernah padam. Ia bukan lagi bintang London atau Paris, tetapi ia tetap menjadi percikan yang membawa tim kecil untuk mengalahkan raksasa-raksasa tersebut.
Setelah pertandingan, Luiz membagikan pesan singkat namun emosional di akun resmi klub: "Ini tidak mudah, tetapi kami berjuang sampai akhir. Dan kami akan terus maju."
Simbol aspirasi abadi
Pernah dianggap sebagai "rekrutan acak", David Luiz kini menjadi jantung pertahanan Pafos. Ia tak hanya memberikan stabilitas bagi tim Siprus yang kecil ini, tetapi juga menginspirasi sepak bola yang tak lekang oleh waktu. Di usia 38 tahun, ia masih bermain dengan rambut keritingnya yang khas, masih menyemangati rekan satu timnya, dan masih penuh energi seperti saat bermain untuk Chelsea.
![]() |
Pernah dianggap sebagai “rekrutan acak”, David Luiz kini menjadi jantung pertahanan Pafos. |
Lebih dari dua dekade setelah memulai karier profesionalnya, Luiz masih mempertahankan satu kebahagiaan sederhana: bermain, berjuang, dan menikmati. Di dunia sepak bola yang menganggap usia 30 sebagai titik balik, ia tetap membuktikan bahwa gairah dapat bertahan lebih lama dari waktu.
David Luiz - 38 tahun, masih menjadi "pejuang berambut keriting" yang gigih yang telah mengubah Pafos menjadi titik terang yang aneh di Liga Champions musim ini.
Sumber: https://znews.vn/david-luiz-hoi-sinh-ky-dieu-post1596842.html









Komentar (0)