(PLVN) - Daripada harus menyerahkan dokumen ke Dinas Pajak provinsi dan kotamadya untuk dikelola sesuai peraturan saat ini, jika disetujui oleh Majelis Nasional , perusahaan yang dikelola oleh Dinas Pajak Perusahaan Besar (Departemen Umum Perpajakan) yang menghasilkan pengembalian pajak akan meminta Dinas Pajak Perusahaan Besar menangani langsung prosedurnya...
| Untuk mendapatkan pengembalian pajak, perusahaan besar harus kembali ke Departemen Pajak setempat untuk menyelesaikan prosedur. |
(PLVN) - Daripada harus menyerahkan dokumen ke Dinas Perpajakan provinsi dan kotamadya untuk dikelola sesuai peraturan saat ini, jika disetujui oleh Majelis Nasional, perusahaan yang dikelola oleh Dinas Perpajakan Perusahaan Besar (Divisi Jenderal Perpajakan) yang menghasilkan pengembalian pajak akan langsung ditangani oleh Dinas Perpajakan Perusahaan Besar...
Kementerian Keuangan menyatakan bahwa Undang-Undang Administrasi Perpajakan (UU PPh) No. 38/2019/QH14 telah berlaku sejak tahun 2020. Selama periode ini, sistem perusahaan besar telah berkembang pesat, sehingga membutuhkan perubahan dan penambahan yang sesuai untuk UU PPh dan restitusi pajak. Berdasarkan Keputusan 1968/QD-BTC tanggal 8 Oktober 2021, Direktorat Jenderal Pajak Perusahaan Besar merupakan instansi PPh langsung bagi perusahaan besar yang ditugaskan untuk mengelolanya oleh Kementerian Keuangan.
Namun, Pasal 72 Undang-Undang Pengelolaan Perpajakan menetapkan: "Instansi pajak yang secara langsung mengelola wajib pajak menerima berkas restitusi pajak untuk kasus-kasus yang memenuhi syarat restitusi pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan"; Pasal 76 Ayat 1 Undang-Undang Pengelolaan Perpajakan tentang kewenangan memutus restitusi pajak menetapkan: "Direktur Jenderal Pajak, Direktur Jenderal Pajak provinsi, atau Direktur Direktorat Jenderal Pajak kabupaten/kota memutuskan restitusi pajak untuk kasus-kasus yang memenuhi syarat restitusi pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan".
Peraturan-peraturan di atas telah menimbulkan masalah dalam restitusi pajak bagi perusahaan-perusahaan besar, yaitu korporasi dan perusahaan umum yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak Badan Usaha Besar. Umumnya, ketika permohonan restitusi PPN diajukan, perusahaan-perusahaan besar ini harus menyerahkan berkasnya kepada Direktorat Jenderal Pajak provinsi dan kota yang dikelola pusat untuk diselesaikan, alih-alih ditangani oleh Direktorat Jenderal Pajak Badan Usaha Besar. Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam restitusi pajak bagi perusahaan-perusahaan besar.
Sehubungan dengan itu, Kementerian Keuangan berpendapat bahwa perlu menambah kewenangan pengembalian pajak pada Direktorat Jenderal Pajak Badan Besar untuk memperlancar pengurusan berkas pengembalian pajak badan besar dan badan/individu terkait.
Demikian pula, bagi wajib pajak yang dikelola langsung oleh Direktorat Jenderal Pajak, berkas restitusi pajak diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak, tetapi Kepala Direktorat Jenderal Pajak tidak berwenang memutus restitusi pajak. Hal ini menimbulkan masalah dalam memutus restitusi pajak atas berkas restitusi pajak wajib pajak yang tidak dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak. Padahal, Direktorat Jenderal Pajak merupakan otoritas pajak langsung yang akan melakukan pemeriksaan di kantor pusat wajib pajak untuk menentukan jumlah PPN yang belum sepenuhnya dipotong dan layak direstitusi, serta jumlah kelebihan pembayaran pajak pada saat pengalihan kepemilikan, konversi perusahaan, penggabungan, peleburan, pemisahan, pembubaran, kepailitan, dan penghentian usaha.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut, Kementerian Keuangan mengusulkan perubahan ketentuan mengenai kewenangan keputusan restitusi pajak dengan menambahkan kewenangan keputusan restitusi pajak pada Direktur Jenderal Pajak Badan Besar, Direktur Jenderal Pajak, dan Direktur Jenderal Pajak Daerah.
Dengan demikian, otoritas pajak yang secara langsung mengelola wajib pajak akan bertanggung jawab untuk menerima berkas tersebut dan secara langsung menangani serta memutus pengembalian pajak guna menciptakan kondisi bagi wajib pajak agar dapat segera menangani berkas pengembalian pajak.
Usulan ini dipandang oleh dunia usaha dan wajib pajak sebagai langkah penting dalam peta jalan strategis reformasi sistem perpajakan. Selain itu, desentralisasi kewenangan akan berkontribusi pada peningkatan efisiensi pengelolaan perpajakan, menghilangkan hambatan, sehingga berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi ; membangun lingkungan yang kondusif dan ramah, serta menciptakan kepercayaan bagi wajib pajak sesuai dengan motto "Wajib Pajak adalah pusat pelayanan, sungguh-sungguh menjadi mitra terpercaya bagi wajib pajak" yang senantiasa diupayakan secara bulat oleh seluruh sektor perpajakan.
[iklan_2]
Sumber: https://baophapluat.vn/de-xuat-bo-sung-tham-quyen-hoan-thue-doi-voi-doanh-nghiep-lon-post530733.html






Komentar (0)