Kementerian Perhubungan sedang mencari komentar mengenai rancangan Surat Edaran yang mengatur pelatihan, pengujian, pemberian dan pencabutan surat izin mengemudi; pemberian dan penggunaan surat izin mengemudi internasional; pengujian dan pemberian sertifikat pelatihan dalam pengetahuan hukum lalu lintas jalan.
Berdasarkan peraturan saat ini, SIM kelas B1 dan B2 diberikan kepada pengemudi non-profesional dan profesional kendaraan penumpang dengan jumlah kursi maksimal 9 orang termasuk kursi pengemudi; truk, termasuk truk khusus dengan beban desain kurang dari 3.500 kg.
Namun, Undang-Undang tentang Ketertiban dan Keselamatan Lalu Lintas Jalan yang berlaku sejak 1 Januari 2025, menetapkan bahwa golongan B1 hanya diperbolehkan mengendarai sepeda motor roda tiga dan kendaraan bermotor golongan A1 (termasuk sepeda motor roda dua dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 125 cm3 atau motor listrik dengan kapasitas sampai dengan 11 kW).
Selain itu, Undang-Undang Keselamatan dan Ketertiban Lalu Lintas Jalan tidak lagi menetapkan SIM B2, melainkan menambahkan kelas B. Kelas B diberikan kepada pengemudi mobil penumpang hingga 8 kursi, tidak termasuk kursi pengemudi. Kelas C juga dibagi menjadi kelas C1 dan C, yang diberikan kepada pengemudi truk dan mobil khusus.
Oleh karena itu, pengemudi yang saat ini memegang SIM B1 atau B2 masih dapat mengemudi secara normal. Jika mereka ingin menerbitkan atau mengubah SIM mereka, otoritas yang berwenang akan mengalihkan mereka ke SIM yang setara, yaitu B atau C1.
Pada saat yang sama, mulai 1 Januari 2025, pelajar mengemudi mobil akan diberikan SIM kelas B dan C1, bukan B1 dan B2 seperti sebelumnya.
Menghadapi kenyataan tersebut, Kementerian Perhubungan menyusun Surat Edaran untuk menyesuaikan pelatihan dan pengujian pengemudi agar sesuai dengan Undang-Undang tentang Ketertiban dan Keselamatan Lalu Lintas.
Secara khusus, Kementerian Perhubungan mengusulkan penambahan peraturan tentang pengujian dan pemberian SIM untuk dua kelas baru, B dan C1. Oleh karena itu, calon peserta yang ingin mendapatkan SIM untuk kedua kelas ini harus lulus ujian teori dan praktik.
Format kursus teori yang fleksibel
Terkait metode pembelajaran, Kementerian Perhubungan menganjurkan agar masyarakat yang ingin memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) roda dua golongan A1, A, dan B1 dapat mempelajari sendiri mata kuliah teori, namun wajib mendaftar di lembaga pelatihan berizin untuk mengikuti ujian dan meninjaunya.
Orang yang perlu diberikan SIM untuk kelas B, C1, C, D1, D2, D, BE, C1E, CE, D1E, D2E dan DE dapat memilih untuk mempelajari teori dalam salah satu bentuk berikut: terkonsentrasi di fasilitas pelatihan; terkonsentrasi di fasilitas pelatihan dikombinasikan dengan pembelajaran jarak jauh, belajar mandiri dengan bimbingan; pembelajaran jarak jauh, belajar mandiri dengan bimbingan.
Namun, untuk mata kuliah praktis, draf Surat Edaran tersebut menetapkan bahwa mata kuliah tersebut harus dipelajari di fasilitas pelatihan.
Baik ujian mengemudi teori maupun praktik harus diadakan di fasilitas pelatihan agar dapat dipertimbangkan untuk memperoleh sertifikat penyelesaian kursus pelatihan.
Seorang perwakilan Kementerian Perhubungan mengatakan bahwa peraturan di atas sejalan dengan Undang-Undang tentang Ketertiban dan Keselamatan Lalu Lintas yang baru saja disahkan oleh Majelis Nasional . Penyesuaian ini juga memastikan kesesuaian dengan perjanjian internasional di mana Vietnam menjadi anggotanya.
Bapak Khuong Kim Tao, mantan Wakil Kepala Kantor Komite Keselamatan Lalu Lintas Nasional, mengatakan bahwa mengizinkan siswa memilih untuk belajar teori secara daring merupakan kebijakan yang sepenuhnya sesuai dengan kenyataan saat ini.
Seiring berkembangnya teknologi, teori pembelajaran melalui internet semakin sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Bentuk pembelajaran ini membantu menghemat waktu dan biaya peserta didik. Dengan demikian, unit pembelajaran hanya perlu membuat klip standar, dan peserta didik dapat belajar secara proaktif. Ketika peserta didik memenuhi persyaratan, mereka diperbolehkan mengikuti ujian.
Diketahui bahwa setelah mendaftar les mengemudi, siswa akan mendaftar ke pusat pelatihan untuk metode pembelajaran (langsung atau daring) untuk bagian teori. Siswa harus mempelajari waktu, materi, dan program pelatihan yang cukup agar dapat diuji dan dipertimbangkan untuk sertifikasi.
Kementerian Perhubungan juga mengusulkan penambahan syarat peningkatan SIM ke arah peserta didik harus memiliki cukup waktu untuk berkendara dengan aman sebagai berikut:
Kelas: B ke C1, B ke C, B ke D1, B ke BE, C1 ke C, C1 ke D1, C1 ke D2, C1 ke C1E, D1 ke D2, D1 ke D, D1 ke D1E, D2 ke D, D2 ke D2E, D ke DE memerlukan pengalaman berkendara aman selama 2 tahun atau lebih.
Kelas: B hingga D2, C hingga D memerlukan waktu mengemudi aman selama 3 tahun atau lebih.
[iklan_2]
Sumber: https://vietnamnet.vn/de-xuat-loat-quy-dinh-moi-ve-dao-tao-sat-hach-nang-hang-bang-lai-o-to-2323949.html
Komentar (0)