![]() |
Sri Lanka membuat titik balik di Grup D. |
Sebelum pertandingan ketiga, Thailand hanya meraih 3 poin setelah 2 pertandingan—dengan kekalahan 1-3 dari Turkmenistan—yang membuat mereka berada dalam posisi yang kurang menguntungkan. Tim asuhan Pelatih Masatada Ishii harus memenangkan pertandingan-pertandingan tersisa dan mengalahkan Turkmenistan dengan selisih skor yang besar untuk menjaga asa mereka lolos. Namun, keajaiban dari Kolombo mengubah segalanya.
Di kandang sendiri, Sri Lanka bermain berani. Mereka berada di bawah tekanan hampir sepanjang pertandingan, tetapi pertahanan ketat dan semangat juang mereka mampu menahan Turkmenistan. Titik balik terjadi di menit ke-67 ketika kiper tim tamu melakukan kesalahan konyol, membiarkan bola lolos dari genggamannya setelah melepaskan tembakan jarak jauh yang tampaknya tidak berbahaya, yang membawa Sri Lanka meraih kemenangan bersejarah 1-0.
Performa tim Asia Selatan belakangan ini membaik berkat kehadiran banyak pemain naturalisasi. Namun, kelompok pemain ini bermain di liga-liga bawah Eropa. Di skuat Sri Lanka, gelandang Claudio Kammerknecht adalah yang paling bernilai, dengan harga 400.000 euro. Oleh karena itu, kemenangan Sri Lanka atas Turkmenistan masih dianggap sebagai kejutan besar.
Setelah putaran ketiga, situasi di Grup D menjadi dramatis ketika Thailand, Turkmenistan, dan Sri Lanka sama-sama mengumpulkan 6 poin. "Gajah Perang" yang sempat tertinggal kini memiliki peluang untuk lolos. Pertandingan berikutnya melawan Taiwan pada 14 Oktober akan menjadi kesempatan bagi Thailand untuk naik ke puncak grup.
![]() |
Situasi Grup D setelah 3 pertandingan. |
Sumber: https://znews.vn/dia-chan-o-bang-dau-cua-thai-lan-post1592454.html








Komentar (0)