
1. Tarif AS mendorong banyak perusahaan Jerman untuk memindahkan produksi ke luar negeri: Menurut survei oleh perusahaan konsultan Deloitte dan Federasi Industri Jerman, sekitar dua pertiga perusahaan manufaktur telah memindahkan atau berencana untuk memindahkan operasinya ke luar negeri. Lebih spesifik lagi, 20% telah merelokasi fasilitas produksi dan 43% berencana untuk melakukannya dalam 2-3 tahun ke depan. Selain manufaktur, kegiatan penelitian dan pengembangan produk juga cenderung berpindah dari Jerman.
2. Nexperia mendesak divisi Tiongkok untuk membantu memulihkan pasokan chip: Langkah ini diambil di tengah gangguan parah pada rantai pasokan Nexperia. Setelah pemerintah Belanda mengambil alih perusahaan untuk mencegah pemindahan operasinya ke Tiongkok, negara tersebut merespons dengan menghentikan ekspor produk jadi Nexperia. Kini, cabang Eropa juga telah menghentikan pengiriman wafer ke cabang Tiongkok, yang semakin memperburuk krisis.
3. AS: Penjualan daring Thanksgiving diperkirakan naik 6% menjadi $8,6 miliar: Pertumbuhan ini didorong oleh diskon besar-besaran dari para peritel karena konsumen mencari penawaran bernilai di tengah ketidakpastian ekonomi makro terkait tarif. Meskipun sentimen keseluruhan lemah, pembeli masih bersedia berbelanja untuk barang-barang seperti elektronik dan pakaian jika mereka menemukan penawaran yang bagus.
4. Black Friday: Daya beli tetap tangguh di tengah badai tarif dan ketidakpastian ekonomi: Meskipun kepercayaan konsumen menurun, laporan penjualan positif dari peritel besar menunjukkan bahwa konsumen masih bersedia berbelanja, tetapi lebih fokus mencari penawaran bernilai. Proyeksi menunjukkan bahwa total pengeluaran pada musim liburan ini akan meningkat antara 3,7% dan 4,2%, menunjukkan bahwa pasar konsumen berhati-hati tetapi masih penuh potensi.
5. Alibaba bergabung dalam persaingan perangkat wearable: Alibaba Group meluncurkan kacamata Quark AI di Tiongkok, yang berbasis pada model bahasa Qwen milik Alibaba dan terintegrasi secara mendalam dengan ekosistem aplikasinya, termasuk dompet elektronik Alipay dan situs belanja Taobao, dengan harga awal 1.899 yuan (sekitar $268). Langkah ini menunjukkan upaya Alibaba untuk mengantisipasi arus pengguna di masa mendatang dan bersaing di sektor AI konsumen, yang saat ini didominasi oleh raksasa teknologi seperti Meta dan Apple.
6. Kabinet Jepang menyetujui rancangan anggaran tambahan lebih dari 18 triliun yen: Paket anggaran ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan melalui langkah-langkah seperti subsidi tagihan energi, pemberian uang tunai kepada rumah tangga, dan mendorong investasi di sektor-sektor strategis seperti semikonduktor dan pembuatan kapal. Namun, kebutuhan untuk mengumpulkan dana hingga 11,7 triliun yen melalui penerbitan obligasi baru telah menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan keuangan Jepang, yang memiliki utang publik tertinggi di antara negara-negara maju.
7. Pengetatan manajemen baru Uni Eropa yang ditujukan kepada Apple: Uni Eropa (UE) menyatakan pada 28 November bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk memasukkan dua layanan Iklan dan Peta Apple ke dalam daftar platform yang wajib mematuhi peraturan digital ketat blok tersebut. Raksasa teknologi AS tersebut langsung menentangnya, dengan menyatakan bahwa layanan-layanan tersebut seharusnya dikecualikan.
8. Malaysia memanfaatkan CPTPP untuk menarik FDI: Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans -Pasifik (CPTPP) terus memperkuat posisi Malaysia sebagai tujuan investasi yang menarik, dengan sekitar 33,1% dari total investasi langsung asing (FDI) negara tersebut berasal dari negara-negara anggota CPTPP. Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Zafrul Abdul Aziz, mengatakan Malaysia memanfaatkan perjanjian ini untuk memposisikan negaranya sebagai pusat investasi dan perdagangan bagi ASEAN dan kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas.
Sumber: https://baotintuc.vn/kinh-te/diem-tin-kinh-te-the-gioi-noi-bat-ngay-28112025-20251128203543584.htm






Komentar (0)