Pada Forum Pemasaran dan Konsumsi Vietnam pada tanggal 11 September di Hanoi , Bapak Vo Tri Thanh - Direktur Institut Strategi Merek dan Penelitian Persaingan, berkomentar bahwa saat ini, konsumsi tidak hanya terkait dengan pendapatan atau pertumbuhan, tetapi juga mencerminkan kehidupan, gaya hidup, dan cara hidup setiap orang.
"Dalam konteks baru, tren konsumsi harus "cepat" dan "hijau", dengan peningkatan perhatian pada keselamatan, kebersihan, dan keberlanjutan. Jika tidak, jalan menuju rumah sakit akan lebih panjang daripada jalan menuju penghematan. Pasar Vietnam, terutama dengan daya beli kelas menengah dan generasi muda, masih sangat menarik," ujar Bapak Thanh.
Ibu Vu Kim Hanh, Presiden Asosiasi Perusahaan Barang Vietnam Berkualitas Tinggi, menyampaikan bahwa selain kualitas, konsumen masa kini juga menuntut perusahaan untuk menunjukkan tanggung jawab sosial dan perlindungan lingkungan. Sebuah survei tentang konsumsi hijau yang dilakukan oleh asosiasi tersebut menunjukkan fakta penting: "Banyak orang menyatakan dukungan mereka terhadap produk hijau, tetapi karena harganya yang mahal, mereka tidak membelinya."

Ibu Vu Kim Hanh - Ketua Asosiasi Perusahaan Barang Vietnam Berkualitas Tinggi.
"Hal ini menimbulkan tantangan sekaligus menjadi pendorong bagi para pelaku bisnis untuk berupaya meningkatkan daya saing produk ramah lingkungan dan menyebarkan kebiasaan konsumsi berkelanjutan. Perlu ada dukungan yang lebih kuat bagi produsen ramah lingkungan di Vietnam, agar kualitas barang-barang Vietnam dapat semakin mendekati standar internasional," ujar Ketua Asosiasi Perusahaan Barang Berkualitas Tinggi Vietnam.
Senada dengan itu, Ibu Tran Thi Hong Minh, Direktur Institut Penelitian Kebijakan dan Strategi, mengakui bahwa konteks integrasi saat ini, dengan sekitar 67 perjanjian perdagangan bebas, menetapkan persyaratan wajib: produk yang ingin memasuki pasar dunia harus ramah lingkungan dan diproduksi sesuai standar ramah lingkungan. Inilah "tiket masuk" bagi para pelaku bisnis.
Di pasar domestik, tren konsumsi hijau juga semakin nyata. Konsumen, terutama generasi muda dan kelas menengah, bersedia membayar harga lebih tinggi untuk produk ramah lingkungan, asalkan harganya masuk akal. Kesadaran sosial telah berubah: mengonsumsi produk yang merusak lingkungan tidak lagi dapat diterima, sehingga menciptakan tekanan bagi bisnis untuk beralih ke produksi hijau.

Ibu Tran Thi Hong Minh - Direktur Institut Studi Kebijakan dan Strategi.
"Menghadapi tuntutan pasar yang baru, bisnis perlu melihat ini sebagai peluang besar dan melakukan persiapan yang matang. Pertama-tama, perlu membangun strategi pembangunan hijau dalam jangka pendek, menengah, dan panjang; mengoptimalkan proses produksi untuk mengurangi biaya; dan mengembangkan produk hijau yang kompetitif. Di saat yang sama, bisnis harus mempromosikan pemasaran, komunikasi, dan keterlibatan pelanggan untuk meningkatkan nilai merek," saran Ibu Minh.
Menurut Direktur Lembaga Penelitian Kebijakan dan Strategi, peran Pemerintah juga sangat penting dalam menciptakan koridor hukum dan kebijakan insentif: mulai dari pengklasifikasian perusahaan hijau, kredit hijau, obligasi hijau, hingga mekanisme pengujian (sandbox) untuk model sirkular.
Selain itu, ekonomi sirkular perlu dipadukan dengan kreativitas untuk meningkatkan nilai produk – misalnya dengan memasukkan unsur budaya dan seni ke dalam produk kerajinan tradisional. Kreativitas tidak terbatas dan akan membantu bisnis meningkatkan nilai tambah sekaligus memenuhi persyaratan pembangunan berkelanjutan.
Kamis An
Source: https://doanhnghiepvn.vn/kinh-te/doanh-nghiep-can-chien-luoc-bai-ban-truoc-lan-song-tieu-dung-xanh/20250912084734936






Komentar (0)