
Berawal dari keprihatinan terhadap semakin seriusnya pencemaran lingkungan, terutama meningkatnya penggunaan produk plastik, lahirlah ide "kemasan hadiah hijau" sebagai solusi praktis dan bermakna.
Tren baru yang positif dari perubahan kecil
Alih-alih menggunakan kantong plastik atau kotak plastik, produsen Ikachi (HCMC) memilih menggunakan bahan-bahan alami seperti kertas daur ulang, goni, tali, daun kering, atau bahan-bahan yang dapat terurai secara hayati. Hal ini tidak hanya mengurangi sampah plastik, tetapi juga menghadirkan kemasan alami yang kreatif, yang berkontribusi pada terciptanya hadiah "hijau" yang unik.
Ibu Lam Thuy Nguyen Hong, Direktur Kreatif perusahaan, mengatakan: "Solusi ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi limbah, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan lingkungan.
Kami berharap setiap hadiah yang dikemas dengan cara yang "hijau" dan sehat saat sampai di tangan penerima akan menjadi pesan yang bermakna, mendorong semua orang untuk bertindak bersama demi planet yang lebih hijau. Dari perubahan kecil hari ini seperti memilih kemasan "hijau", kita dapat menciptakan tren positif baru, yang berkontribusi dalam membangun masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Menghadapi tren kemasan hadiah yang beragam, dengan semangat "hidup ramah lingkungan", anggota Ikachi memprioritaskan bahan-bahan alami dan daur ulang. Bahan-bahan tersebut antara lain koran bekas, daun pisang, kain, dedaunan, dan serat alami.
Prosesnya cukup sederhana, biasanya dimulai dengan pemilihan dan pengolahan bahan baku atau memilih pemasok tepercaya, kemudian dibentuk dan dihias dengan teknik manual seperti melipat, merekatkan, dan mengikat. Penggunaan bahan-bahan alami memiliki banyak keuntungan.
Pertama, produk ini ramah lingkungan, mudah terurai secara hayati, dan mengurangi limbah. Kedua, produk-produk ini sebagian besar memiliki estetika tinggi, menciptakan keindahan pedesaan yang familiar, sehingga meningkatkan nilai hadiah.
Terakhir, membuat kemasan sendiri juga merupakan pengalaman menarik, yang menunjukkan ketulusan dan hati si pemberi.
Di samping kelebihannya, mengemas hadiah dengan produk "hijau" juga memiliki beberapa keterbatasan: Bahan alami tidak tahan lama seperti kemasan industri, dan mudah robek atau berjamur selama transportasi.
Mencari bahan baku dan mengerjakannya secara manual membutuhkan banyak waktu dan tenaga. "Untuk mengatasi keterbatasan ini, kami dapat menggabungkan bahan alami dengan kertas daur ulang yang lebih tahan lama atau menggunakan teknik pengawetan modern untuk memastikan produk selalu terlihat bagus," ujar Ibu Nguyen Hong.
Pengurangan limbah
Menurut Ibu Nguyen Hong, sampah kertas kado, meskipun sekilas tampak kurang berbahaya dibandingkan plastik, tetap menimbulkan banyak masalah serius bagi lingkungan. Sampah kertas kado meningkatkan jumlah sampah yang sulit didaur ulang, meningkatkan tekanan terhadap sumber daya alam, serta mencemari tanah dan air...
Secara spesifik, banyak jenis kertas kado saat ini dilapisi plastik mengilap atau glitter, sehingga sulit atau bahkan mustahil untuk didaur ulang. Kertas-kertas ini seringkali dikubur atau dibakar, menyebabkan polusi udara dan tanah. Selain itu, kertas kado seringkali menggunakan lem atau selotip yang sulit terurai, sehingga mengurangi kemungkinan untuk didaur ulang.
Beberapa kertas kado menggunakan tinta dan pewarna yang mengandung bahan kimia beracun. Bahan-bahan tersebut, setelah terurai, akan meresap ke dalam tanah dan air, mencemari lingkungan sekitar. Jika kertas kado dikubur di tempat pembuangan sampah tanpa kondisi yang mendukung penguraian alami, kertas tersebut akan bertahan lama dan menghambat proses regenerasi tanah.
Sampah kertas pembungkus sering dibakar untuk mengurangi timbunan sampah di TPA. Namun, pembakaran ini menghasilkan emisi beracun seperti karbon dioksida (CO) dan karbon monoksida (CO), yang mencemari udara dan berkontribusi terhadap efek rumah kaca.
Selama liburan, jumlah kertas kado yang dibuang meningkat drastis, memberikan tekanan besar pada sistem pengolahan limbah.
"Sampah kertas kado tidak hanya menyebabkan hilangnya sumber daya, tetapi juga salah satu penyebab memburuknya pencemaran lingkungan. Solusi jangka panjangnya adalah menciptakan kemasan kado yang berkelanjutan dengan beralih menggunakan kemasan daur ulang dan bahan yang lebih mudah terurai secara hayati untuk meminimalkan dampak ini," tegas Ibu Nguyen Hong.
Produksi kertas kado menghabiskan banyak kayu, air, dan energi, sehingga menekan sumber daya alam. Menurut penelitian, dibutuhkan sekitar 24 pohon dan ratusan ribu liter air untuk menghasilkan 1 ton kertas. Produksi kertas juga menghasilkan emisi karbon yang signifikan, yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.
[iklan_2]
Sumber: https://phunuvietnam.vn/dong-goi-qua-tang-theo-tinh-than-song-xanh-20241224120414139.htm
Komentar (0)