Dengan keunggulan dalam sumber daya alam, budaya, dan infrastruktur, bersama dengan strategi pengembangan baru, pariwisata hijau membuka arah yang menjanjikan bagi ibu kota.
Wisatawan merasakan pengalaman menjelajahi Taman Nasional Ba Vi.
Ujung tombak pariwisata ibu kota
Menurut Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), pariwisata hijau bukan sekadar pariwisata yang berkaitan dengan alam, tetapi juga pendekatan komprehensif untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, mendorong peran masyarakat, dan bergerak menuju pembangunan berkelanjutan. Arah inilah yang dipilih banyak kota di dunia untuk meningkatkan daya saing dan menarik wisatawan internasional.
Hanoi—kota berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa—menghadapi berbagai tantangan kemacetan lalu lintas, polusi udara, dan sampah rumah tangga. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata yang ramah lingkungan, bersih, dan indah bukan hanya sebuah kebutuhan strategis, tetapi juga berkontribusi dalam memecahkan masalah perkotaan yang mendesak.
Menurut Wakil Direktur Administrasi Pariwisata Nasional Vietnam, Ha Van Sieu, pariwisata hijau merupakan tren dan tujuan yang ingin dicapai oleh industri pariwisata. Sebagai ibu kota negara, Hanoi harus menjadikan pariwisata hijau sebagai strategi terdepan dalam pengembangan pariwisata ibu kota.
Menurut para ahli, Hanoi memiliki banyak keunggulan untuk menjadi pelopor dalam pengembangan pariwisata hijau. Ibu kota ini kaya akan sumber daya alam, iklim dengan empat musim yang berbeda, serta air permukaan dan air tanah yang melimpah sepanjang tahun. Di saat yang sama, terdapat beragam medan, termasuk dataran subur dan pegunungan, yang dapat mendukung pengembangan pariwisata, terutama wisata pedesaan dan wisata pertanian.
Menyadari potensi pariwisata hijau di Hanoi, Ketua Asosiasi Pariwisata Hijau Vietnam, Phung Quang Thang, mengatakan bahwa banyak destinasi wisata di pinggiran kota Hanoi sedang mengalami perubahan besar dalam hal pembangunan ruang hijau dan penggunaan material ramah lingkungan dalam kegiatan pariwisata. Hal ini tidak hanya meningkatkan kondisi ekonomi lokal, tetapi juga membuat banyak tempat menarik di mata wisatawan berkat lanskap lingkungan yang bersih, indah, dan ramah lingkungan.
Sinkronkan kriteria hijau
Hanoi telah mengembangkan banyak produk pariwisata baru yang bertujuan meminimalkan dampak terhadap lingkungan ekologis dan mempromosikan keunggulan identitas budaya lokal. Misalnya, produk wisata kereta api "Hanoi 5 Gates" yang menghubungkan destinasi wisata bersejarah Hanoi - Bac Ninh; menikmati wisata dengan metro; bepergian dengan mobil listrik; menambah rute bus ramah lingkungan ke destinasi wisata...
Menurut Dinas Pariwisata Hanoi, selama beberapa tahun terakhir, kota ini telah menerapkan serangkaian inisiatif: Mendorong akomodasi dan restoran untuk membatasi penggunaan produk plastik sekali pakai; membangun model ekowisata dan pengalaman komunitas; memasang rambu dan memilah tempat sampah di situs bersejarah; serta menyelenggarakan program komunitas seperti "Minggu Hijau" untuk meningkatkan kesadaran akan perlindungan lingkungan. Program yang mendorong hotel dan homestay untuk meraih sertifikasi "pariwisata hijau" sesuai standar internasional telah meningkatkan kualitas layanan, mengurangi konsumsi energi, dan menegaskan komitmen mereka untuk mengurangi jejak karbon. Banyak festival dan acara budaya yang diselenggarakan dengan tujuan "tanpa limbah" menyebarkan pesan yang kuat tentang pariwisata yang bertanggung jawab.
Upaya pengembangan pariwisata hijau di ibu kota telah membuahkan hasil dan manfaat bagi industri pariwisata. Namun, menurut para ahli, pengembangan pariwisata hijau di Hanoi masih menghadapi kesulitan akibat kurangnya keseragaman, kurangnya sumber daya manusia, dan kriteria yang tidak jelas.
Ketua Asosiasi Pariwisata Hijau Vietnam, Phung Quang Thang, mengatakan bahwa Asosiasi Pariwisata Vietnam baru saja menyusun serangkaian kriteria pariwisata hijau di 4 area utama: destinasi wisata, fasilitas akomodasi wisata, agen perjalanan, dan tempat makan serta minum yang melayani wisatawan. Kriteria pariwisata hijau ini dibangun di atas pilar-pilar utama: lingkungan, budaya, komunitas, dan pendidikan. Agar pariwisata hijau benar-benar menjadi keunggulan ibu kota, Hanoi perlu membangun kawasan wisata yang penerapannya selaras dengan kriteria hijau yang baru diterbitkan.
Pada 5 September, Hanoi dianugerahi penghargaan "Pariwisata Berkelanjutan" 2025 oleh Organisasi Promosi Pariwisata untuk Kota-Kota Global (TPO), yang mengakui inisiatif-inisiatif praktis dan menegaskan posisi ibu kota di peta pariwisata hijau internasional. Penghargaan ini bukan hanya penghargaan atas upaya gigih industri pariwisata ibu kota, tetapi juga bukti visi pembangunan yang harmonis antara pelestarian lingkungan, promosi nilai-nilai budaya, dan pertumbuhan ekonomi.
Pada upacara penghargaan, Direktur Departemen Pariwisata Hanoi Dang Huong Giang menekankan bahwa penghargaan ini mencerminkan visi Hanoi untuk mengintegrasikan pengembangan pariwisata ke dalam strategi perkotaan jangka panjang, dengan mempertimbangkan pariwisata sebagai bagian dari strategi pertumbuhan hijau.
"Hanoi pada awalnya telah menerapkan model ekonomi sirkular di bidang pariwisata. Ke depannya, Hanoi akan mendorong pengembangan produk wisata budaya, wisata komunitas, dan membangun infrastruktur pariwisata hijau dengan orientasi pengembangan pariwisata yang tidak mengorbankan sumber daya, melainkan berdasarkan harmoni dan tanggung jawab," tegas Ibu Dang Huong Giang.
Surat Kabar Hanoi Moi
Sumber: https://bvhttdl.gov.vn/du-lich-xanh-huong-di-chien-luoc-cua-thu-do-20250915110053588.htm
Komentar (0)