| Petani Thailand bekerja di ladang. (Sumber: thaiger) |
Produksi beras Thailand diperkirakan turun sebesar 871.000 ton, atau 3,27%, menjadi 25,8 juta ton pada musim panen 2023-24, terutama disebabkan oleh fenomena cuaca El Nino, menurut perkiraan terbaru dari Kantor Ekonomi Pertanian di bawah Kementerian Pertanian dan Koperasi.
Luas tanam padi Thailand pada tahun tanam 2023-2024 diperkirakan sekitar 62,4 juta rai (9,98 juta hektar), turun 602.000 rai, atau 0,96 persen, dari tahun sebelumnya, ujar Tantita Bunyamaneekul, Wakil Sekretaris Jenderal Departemen Ekonomi Pertanian . Penurunan luas tanam ini disebabkan oleh perubahan kondisi cuaca, yang mengakibatkan curah hujan yang terlambat.
Menurut Badan Meteorologi, curah hujan tahun ini diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Kurangnya curah hujan yang terjadi sejak pertengahan Juni hingga pertengahan Juli tahun ini menyebabkan kekurangan air irigasi untuk pertanian, terutama di daerah kering. Hal ini menyebabkan beberapa petani meninggalkan sawah mereka, sementara yang lain hanya dapat menanam satu kali panen padi.
Hasil panen per hektar juga menurun akibat rendahnya curah hujan. Risiko serangan penyakit dan hama juga meningkat, yang menyebabkan penurunan produksi padi nasional.
Laporan itu juga mengatakan harga beras terus meningkat untuk beras wangi Thai hom mali, beras ketan, dan beras dengan kadar air 15% sejak awal tahun 2022.
Selama periode Januari-September 2023, harga rata-rata beras hom mali Thailand sekitar 14.226 baht per ton, naik 13,3% tahun-ke-tahun; beras dengan kadar air 15% rata-rata 10.499 baht per ton, naik 20,6%; dan beras ketan rata-rata 11.657 baht per ton, naik 27,7%.
Ekspor beras Thailand pada periode Januari-Juli 2023 mengalami peningkatan volume dan nilai dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Selama periode tersebut, ekspor beras mencapai 2,54 juta ton, naik 30,2% year-on-year, dengan nilai ekspor sebesar 40,8 miliar baht, naik 51,8%. Ekspor beras ketan juga mengalami peningkatan, terutama nilai ekspornya, mencapai 3,34 miliar baht, naik 14,1% year-on-year.
Ibu Tantita mengatakan kenaikan harga beras domestik terutama disebabkan oleh meningkatnya kekhawatiran bahwa fenomena cuaca El Nino dapat berdampak negatif pada produksi beras. Selain itu, penurunan produksi beras di Tiongkok, ditambah dengan pembatasan ekspor dari India, eksportir terbesar dunia , telah menciptakan peluang bagi Thailand untuk meningkatkan ekspor beras.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)