Pada akhir rapat kebijakannya pada 29 Oktober, The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 3,75-4%. Keputusan ini sesuai dengan proyeksi pasar dan merupakan penyesuaian kebijakan moneter kedua lembaga tersebut tahun ini.
"Risiko terhadap pasar tenaga kerja telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir," ujar The Fed dalam pernyataan pasca-pertemuan. Namun, perekonomian mengirimkan sinyal yang saling bertentangan. Investasi bisnis yang kuat menunjukkan fundamental yang solid, tetapi perekrutan tenaga kerja telah melambat.
Para pejabat The Fed mengakui bahwa pengambilan keputusan mereka dibatasi oleh penutupan pemerintah AS. Data tingkat pengangguran yang mereka gunakan baru diperbarui hingga Agustus. Namun, indikator yang tersedia menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang moderat.
Khususnya, Bapak Powell mengisyaratkan bahwa investor sebaiknya tidak mengharapkan penurunan suku bunga pada bulan Desember. "Pada pertemuan ini, terdapat perbedaan pendapat yang jelas mengenai arah bulan Desember. Penurunan suku bunga lebih lanjut di akhir tahun ini belum pasti," ujarnya. Investor bertaruh bahwa probabilitas penurunan suku bunga pada bulan Desember telah turun menjadi 71%, bukan 90% seperti sebelumnya.

Perkembangan suku bunga Fed (Foto: Reuters).
Setelah The Fed mengumumkan keputusan suku bunganya, pasar saham AS mencatat fluktuasi yang kuat. Di akhir sesi, indeks S&P 500 turun tipis 0,3 poin, Dow Jones (DJIA) turun 74,37 poin, sementara Nasdaq Composite naik hampir 131 poin. Sepanjang sesi perdagangan, indeks terus berfluktuasi dengan amplitudo yang besar.
Beberapa ahli mengatakan faktor politik sangat memengaruhi langkah Fed.
"Kondisi keuangan sangat nyaman, PDB tumbuh 3,5-4%, pasar saham bergairah, dan inflasi masih di atas target. Dalam kondisi normal, The Fed tidak akan memangkas suku bunga," kata Richard Bernstein, CEO perusahaan investasi Richard Bernstein Advisors.
Namun, pendukung pelonggaran mengatakan risiko baru, khususnya melemahnya pasar tenaga kerja dan prospek resesi, membuat pemangkasan lebih awal menjadi hal yang penting.
Allen Sinai, kepala ekonom di perusahaan keuangan Decision Economics, mengatakan bahwa "lonjakan produktivitas saat ini merupakan alasan utama mengapa ekonomi AS tetap tangguh dan bahwa pemotongan suku bunga lebih awal dapat membantu mencegah resesi."
Risiko terbesar bagi pertumbuhan, menurut para ahli, tetaplah kebijakan tarif. Penutupan pemerintah AS juga telah mengganggu banyak sumber data, sehingga The Fed tidak memiliki dasar untuk pengambilan keputusan yang akurat.
Sumber: https://dantri.com.vn/kinh-doanh/fed-ha-lai-suat-nhung-phat-tin-hieu-la-lam-chao-dao-thi-truong-toan-cau-20251030004825703.htm

![[Foto] Sekretaris Jenderal To Lam bertemu dengan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair](https://vphoto.vietnam.vn/thumb/1200x675/vietnam/resource/IMAGE/2025/10/30/1761821573624_tbt-tl1-jpg.webp)


![[Foto] Kongres Emulasi Patriotik Ketiga Komisi Urusan Dalam Negeri Pusat](https://vphoto.vietnam.vn/thumb/1200x675/vietnam/resource/IMAGE/2025/10/30/1761831176178_dh-thi-dua-yeu-nuoc-5076-2710-jpg.webp)
![[Foto] Adegan mengharukan ribuan orang menyelamatkan tanggul dari derasnya air](https://vphoto.vietnam.vn/thumb/1200x675/vietnam/resource/IMAGE/2025/10/30/1761825173837_ndo_br_ho-de-3-jpg.webp)
![[Foto] Sekretaris Jenderal To Lam menghadiri Konferensi Ekonomi Tingkat Tinggi Vietnam-Inggris](https://vphoto.vietnam.vn/thumb/1200x675/vietnam/resource/IMAGE/2025/10/30/1761825773922_anh-1-3371-jpg.webp)










































































Komentar (0)