Dalam laporan bulanannya yang dirilis hari ini, 8 September, FAO mengatakan bahwa meskipun harga pangan global turun pada bulan Agustus, harga beras naik 9,8% dibandingkan bulan sebelumnya, "mencerminkan gangguan perdagangan menyusul larangan ekspor beras India," menurut AFP.
Ketidakpastian mengenai durasi larangan dan kekhawatiran mengenai pembatasan ekspor telah menyebabkan para pelaku rantai pasok menahan stok, menegosiasikan ulang kontrak, atau menangguhkan penawaran, sehingga membatasi sebagian besar transaksi pada volume kecil dan kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya," kata FAO.
India adalah eksportir beras terbesar di dunia , dengan rata-rata produksi lebih dari 20 juta ton per tahun; menyumbang lebih dari 40% pasokan beras global. Negara ini juga memiliki cadangan beras kesejahteraan terbesar di dunia, yang mendistribusikan beras gratis kepada masyarakat miskin.
Pasokan beras global menyusut setelah larangan ekspor India
Pada bulan Juli, India mengumumkan larangan ekspor beras putih non-basmati, yang mencakup sekitar seperempat dari total produksi beras negara tersebut.
Perusahaan analisis data Gro Intelligence memperingatkan dalam sebuah laporan pada bulan Juli bahwa larangan tersebut diperkirakan akan berdampak pada negara-negara Afrika, Turki, Suriah, dan Pakistan, yang sudah berjuang dengan inflasi tinggi, menurut AFP.
Beras merupakan makanan pokok di dunia dan harga di pasar internasional telah meroket menyusul pandemi Covid-19, konflik Rusia-Ukraina, dan dampak fenomena cuaca El Nino terhadap produksi, menurut AFP.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)