Konsul Kehormatan Vietnam di Kaledonia Baru, Bapak Dinh Ngoc Riem, menghadiri program Homeland Spring 2025 - Foto: NAM TRAN
Lahir dan besar di pulau terpencil Kaledonia Baru, Bapak Dinh Ngoc Riem selalu menjaga ikatan erat dengan tanah airnya melalui "warisan" bahasa Vietnam yang diwariskan oleh orang tuanya. Selama 15 tahun pengabdiannya, beliau tidak hanya membantu komunitas Vietnam tetapi juga menyebarkan nilai-nilai budaya Vietnam kepada generasi mendatang.
Lestarikan bahasa ibu
Orang tua Bapak Riem meninggalkan Vietnam pada akhir tahun 1930-an, membawa serta kenangan akan tanah air mereka ke Kaledonia Baru, sebuah pulau milik Prancis di Samudra Pasifik . Di rumah, orang tuanya selalu mengingatkan anak-anak mereka untuk tidak melupakan bahasa ibu mereka.
"Ibu saya selalu berpesan: Jangan lupakan bahasa ibumu dan ingatlah untuk mengajari anak-anakmu bahasa Vietnam nanti," ujar Pak Riem. Ayahnya, seorang pria yang tegas, mewajibkan anak-anaknya untuk menggunakan bahasa Vietnam dalam semua kegiatan keluarga.
Ia juga mengenang kenangan indah saat belajar bahasa Vietnam. Seseorang pernah memberi tahunya bahwa "thỏ cốm" tidak lagi digunakan, melainkan "nấu cốm" (menanak nasi).
Namun dalam perjalanan pulang ke kampung halamannya, saat ia melihat sanak saudaranya memasak nasi dengan jerami, ia pun mengerti mengapa kata "memasak nasi" begitu erat kaitannya dengan kehidupan orang Vietnam.
Meskipun ia berbicara bahasa Vietnam cukup lancar, ia mengakui bahwa ia masih "buruk" dalam bahasa Vietnam karena kemampuan membaca dan menulisnya terbatas.
"Saya selalu menyesal tidak belajar bahasa Vietnam dengan baik sejak muda," akunya. Tak hanya itu, Pak Riem "aktif berbicara bahasa Vietnam ke mana pun ia pergi," baik saat kembali ke kampung halaman maupun saat bertemu orang Vietnam di luar negeri.
15 tahun persahabatan yang tak kenal lelah
Pada tahun 2016, Bapak Riem diangkat sebagai Konsul Kehormatan Vietnam di Kaledonia Baru, yang berkedudukan di Noumea. Namun, kecintaan dan pengabdiannya kepada komunitas Vietnam dimulai 15 tahun sebelumnya, ketika ia tidak ragu untuk mendukung rekan-rekan senegaranya secara cuma-cuma.
"Saya hanya membantu, tidak pernah mengambil uang. Tidak peduli mereka kaya atau miskin, saya membantu semua orang. Terkadang ketika saya mengerjakan dokumen untuk mereka, saya kehilangan uang karena harus mencetak lebih banyak dokumen," ungkapnya.
Kecintaan dan reputasinya dihormati oleh pihak berwenang setempat. Suatu kali, di tengah malam, polisi meneleponnya ketika mereka menemukan seorang pria Vietnam kehilangan dokumen.
Ia membantu mereka mencari akomodasi dan menyelesaikan dokumen keesokan paginya. Ia juga membantu memasak untuk para nelayan Vietnam yang ditangkap karena menangkap teripang.
"Mereka tidak terbiasa makan makanan Prancis, jadi saya memasak sendiri untuk mereka," kenangnya.
Saat ini, ia bekerja sama dengan Kedutaan Besar Prancis untuk menyelesaikan masalah visa bagi pekerja Vietnam di Kaledonia Baru. Ia mengatakan bahwa meskipun telah disetujui untuk bekerja, banyak orang masih menghadapi kendala dalam mengajukan visa.
Saat ini ada sekitar 3.000 orang Vietnam yang tinggal di Kaledonia Baru.
Menurut Pak Riem, tidak ada seorang pun di sini yang miskin. Separuh dari mereka tidak memiliki kewarganegaraan Prancis, sementara separuh lainnya memiliki kewarganegaraan tetapi ingin memiliki paspor Vietnam.
Khususnya, mereka yang sudah memiliki kewarganegaraan Prancis ingin memiliki paspor Vietnam untuk berinvestasi di bidang real estat dan kembali ke kampung halaman saat mereka pensiun.
Berkat kecintaannya pada bahasa ibunya, Bapak Riem sedang mempersiapkan pembukaan kelas bahasa Vietnam gratis di konsulat untuk anak-anak Vietnam di luar negeri. Beliau telah menerima dukungan dari Kementerian Luar Negeri berupa 200 buku berbahasa Vietnam.
"Saya sangat ingin belajar bahasa Vietnam lebih lanjut, dan saya juga berharap anak-anak saya akan terus berbicara bahasa Vietnam. Bulan depan, saya akan membuka kelas bahasa Vietnam untuk anak-anak di konsulat. Saya sudah menemukan gurunya, dan anak-anak akan datang ke sini untuk belajar secara gratis," ungkapnya penuh semangat.
Sekembalinya ke Vietnam untuk menghadiri program Homeland Spring 2025, Bapak Riem merasa tersentuh saat bertemu dengan warga Vietnam perantauan dari seluruh dunia . Ia percaya bahwa menyatukan komunitas Vietnam perantauan akan menciptakan kekuatan untuk membangun tanah air yang semakin kokoh.
Buka kelas bahasa Vietnam gratis
Dengan penuh cinta dan keinginan untuk melestarikan bahasa ibunya, Bapak Riem bertekad untuk mendirikan kelas bahasa Vietnam gratis di konsulat kehormatan untuk anak-anak dari berbagai generasi Vietnam di Kaledonia Baru. Untuk mendukung kelas tersebut, Kementerian Luar Negeri mengirimkan sekitar 200 buku berbahasa Vietnam kepadanya.
Sumber: https://tuoitre.vn/gia-tai-tieng-viet-tren-dat-new-caledonia-20250203090718913.htm
Komentar (0)