Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Memperkenalkan Undang-Undang Ketenagalistrikan No. 61/2024/QH15

Bộ Công thươngBộ Công thương17/01/2025

[iklan_1]

I. Landasan Hukum dan Landasan Praktik Pemberlakuan Undang-Undang Ketenagalistrikan No. 61/2024/QH15

Undang-Undang Ketenagalistrikan No. 28/2004/QH11, melalui empat kali perubahan dan penambahan pada tahun 2012, 2018, 2022, dan 2023, telah memberikan landasan hukum bagi terselenggaranya kegiatan ketenagalistrikan secara efektif selama hampir 20 tahun terakhir, memberikan kontribusi bagi pembangunan sosial ekonomi, menjamin ketahanan energi nasional, dan memenuhi peningkatan kebutuhan listrik di seluruh Indonesia.

Namun, setelah Undang-Undang Ketenagalistrikan tahun 2004 mulai berlaku, banyak kebijakan dan pedoman baru dari Partai dan Negara yang terkait dengan pengembangan energi nasional Vietnam (termasuk sektor ketenagalistrikan) dikeluarkan, khususnya:

- Resolusi No. 55-NQ/TW tanggal 11 Februari 2020 dari Politbiro tentang orientasi Strategi Pengembangan Energi Nasional Vietnam hingga 2030, dengan visi hingga 2045;

- Resolusi No. 50-NQ/TW tanggal 20 Agustus 2019 Politbiro tentang orientasi penyempurnaan kelembagaan dan kebijakan, peningkatan kualitas dan efektivitas kerja sama investasi asing pada tahun 2030;

- Konferensi ke-8 Komite Sentral Partai ke-11 mengeluarkan Resolusi No. 36-NQ/TW tertanggal 22 Oktober 2018 tentang Strategi pembangunan berkelanjutan ekonomi maritim Vietnam hingga 2030, dengan visi hingga 2045;

- Resolusi Pemerintah No. 99/NQ-CP tanggal 30 Agustus 2021 yang menetapkan Program Aksi Pemerintah periode 2021-2026 untuk melaksanakan Resolusi Majelis Nasional tentang rencana pembangunan sosial-ekonomi 5 tahun 2021-2025, yang melaksanakan Resolusi Majelis Nasional No. 16/2021/QH15 tanggal 27 Juli 2021 tentang rencana pembangunan sosial-ekonomi 5 tahun 2021-2025. Resolusi tersebut menyatakan: "Mendorong peninjauan, penambahan, dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan yang sudah tidak sesuai, tumpang tindih, tidak lengkap, atau rumit, terutama yang berkaitan dengan perencanaan, penanaman modal, usaha, pertanahan, keuangan, anggaran, aset publik, perpajakan... agar apabila terdapat permasalahan di tingkat atau sektor mana pun, tingkat atau sektor tersebut secara proaktif dan aktif melakukan perubahan serta penyempurnaan; ....".

Resolusi No. 937/NQ-UBTVQH15 tanggal 13 Desember 2023 dari Komite Tetap Majelis Nasional tentang Pengawasan Tematik Pelaksanaan Kebijakan dan Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Energi Periode 2016-2021 telah menetapkan tugas dan solusi terkait kebutuhan untuk memiliki mekanisme harga listrik yang sesuai dalam ekspor dan impor listrik bagi negara-negara di kawasan dan "menyesuaikan harga listrik eceran secara tepat waktu sesuai dengan fluktuasi aktual dalam parameter input seperti harga bahan baku, nilai tukar, memastikan stabilitas makroekonomi, jaminan sosial, sekaligus mengkompensasi biaya dan keuntungan yang wajar untuk menjaga modal usaha perusahaan, terutama mendorong persaingan di sektor sumber daya listrik; mempersingkat waktu antar penyesuaian harga listrik".

- Kesimpulan No. 76-KL/TW tanggal 24 April 2024 Politbiro (dokumen rahasia) tentang pelaksanaan Resolusi No. 41-NQ/TW tanggal 23 Juli 2015 Politbiro tentang orientasi Strategi Pengembangan Industri Minyak dan Gas Vietnam hingga 2025, dengan visi hingga 2035 dan beberapa orientasi untuk periode baru.

Selain itu, konteks regional dan dunia telah banyak berubah, terutama setelah Konferensi Para Pihak Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (COP26).

Sejalan dengan itu, praktik pelaksanaan undang-undang ketenagalistrikan menunjukkan masih terdapat sejumlah permasalahan yang belum terpenuhi oleh ketentuan Undang-Undang Ketenagalistrikan yang berlaku saat ini, sehingga perlu dilakukan perubahan dan penyempurnaan agar sejalan dengan tujuan pelaksanaan kebijakan Partai di bidang energi pada umumnya dan ketenagalistrikan pada khususnya, terutama tujuan untuk menjamin ketahanan energi nasional, memperkuat penugasan dan desentralisasi, meningkatkan efektivitas pengelolaan ketenagalistrikan oleh negara, segera menyesuaikan hubungan kemasyarakatan yang timbul dalam praktik kegiatan ketenagalistrikan dan pemanfaatan tenaga listrik, sekaligus menyelesaikan sejumlah kendala dalam proses pelaksanaan Undang-Undang Ketenagalistrikan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan negara seperti perencanaan pembangunan ketenagalistrikan, mendorong pengembangan energi terbarukan dan energi baru; tentang ketentuan penyelenggaraan ketenagalistrikan; tentang harga tenaga listrik berdasarkan mekanisme pasar dan kegiatan usaha ketenagalistrikan untuk menjamin orientasi pengembangan pasar tenaga listrik; tentang pengelolaan dan penyelenggaraan sistem ketenagalistrikan...

Oleh karena itu, amandemen Undang-Undang Ketenagalistrikan perlu dilakukan untuk menjamin terpenuhinya persyaratan:

  1. Melembagakan secara menyeluruh dan menyeluruh pedoman serta kebijakan Partai dan kebijakan Negara;
  2. Menciptakan kondisi untuk pengembangan sumber daya dan jaringan tenaga listrik dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan tenaga listrik di negara ini, pembangunan sosial ekonomi, dan memberikan kontribusi untuk menjamin pertahanan, keamanan, dan ketahanan energi nasional;
  3. Meningkatkan transparansi dalam operasi ketenagalistrikan, menuju pembangunan pasar listrik ritel yang utuh dan kompetitif, dengan fokus pada penyesuaian mekanisme harga listrik sesuai dengan mekanisme pasar dengan peraturan negara;
  4. Menangani dan menghilangkan keterbatasan serta hambatan dalam peraturan perundang-undangan di bidang ketenagalistrikan, dan sekaligus tidak melegalkan pelanggaran di bidang ketenagalistrikan;
  5. Melaksanakan reformasi menuju efektivitas, efisiensi, desentralisasi, mendefinisikan fungsi dan tugas dengan jelas, dan mengurangi jumlah titik fokus dalam pengelolaan kelistrikan negara.

II. Isi Baru, Luar Biasa dan Pokok Undang-Undang Ketenagalistrikan No. 61/2024/QH15

Pada tanggal 30 November 2024, pada Sidang ke-8, Majelis Nasional ke-15 memberikan suara untuk mengesahkan Undang-Undang Ketenagalistrikan (diamandemen).

Undang-Undang Ketenagalistrikan terdiri dari 09 Bab dan 81 Pasal, khususnya sebagai berikut:

Bab I: Ketentuan Umum, termasuk 9 Pasal (dari Pasal 1 sampai dengan Pasal 9). Isi utama barunya adalah:

+ Menambahkan konten tentang penerapan Undang-Undang Ketenagalistrikan pada kewenangan untuk menyetujui kebijakan investasi untuk proyek ketenagalistrikan, Peraturan khusus tentang investasi dalam pembangunan proyek dan pekerjaan ketenagalistrikan darurat, Pemilihan investor untuk proyek investasi bisnis ketenagalistrikan, Peraturan tentang pengembangan tenaga angin lepas pantai pada Pasal 3;

+ Tambahkan banyak definisi baru dalam Pasal 4 (Interpretasi istilah) seperti: keselamatan proyek pembangkit listrik tenaga air, keselamatan listrik, Tarif biaya yang dapat dihindari, Subsidi silang harga listrik, Tingkat tegangan, Biaya yang dapat dihindari, Layanan tambahan, Proyek tenaga listrik, Listrik energi terbarukan, Listrik energi baru, Listrik yang diproduksi dan dikonsumsi sendiri, Definisi harga dan kontrak,...

+ Melengkapi isi Resolusi No. 55-NQ/TW pada Pasal 5. Kebijakan negara tentang pengembangan ketenagalistrikan;

+ Melengkapi peraturan perundang-undangan di bidang penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pengembangan industri manufaktur di bidang ketenagalistrikan;

Bab II: Perencanaan pengembangan ketenagalistrikan, rencana pengembangan jaringan ketenagalistrikan, dan investasi proyek ketenagalistrikan, yang terdiri dari 10 Pasal (dari Pasal 10 hingga Pasal 19). Isi barunya adalah:

+ Melengkapi peraturan perundang-undangan mengenai: Rencana pelaksanaan perencanaan pembangunan ketenagalistrikan, rencana pelaksanaan perencanaan daerah provinsi termasuk di dalamnya rencana pembangunan jaringan tenaga listrik; melengkapi peraturan perundang-undangan mengenai kebijakan penanaman modal pada proyek ketenagalistrikan; penanaman modal pada konstruksi proyek dan pekerjaan ketenagalistrikan darurat; mengenai kontrak proyek pembangkit tenaga listrik yang diinvestasikan dengan pola kemitraan pemerintah dengan badan usaha dengan jenis kontrak bangun-guna-serah; Penetapan penanam modal untuk proyek penanaman modal usaha ketenagalistrikan; Pelelangan untuk memilih penanam modal untuk proyek penanaman modal usaha ketenagalistrikan;

+ Mengubah ketentuan umum tentang: penanaman modal dalam pembangunan proyek ketenagalistrikan; pengembangan ketenagalistrikan di daerah pedesaan, daerah terpencil, daerah pegunungan, daerah perbatasan, daerah kepulauan, dan daerah dengan kondisi sosial ekonomi yang sangat sulit;

+ Menghapuskan regulasi tentang penetapan, penilaian, persetujuan, pengumuman, pengorganisasian pelaksanaan dan penyesuaian rencana pengembangan tenaga listrik; Biaya penetapan, penilaian, persetujuan, pengumuman, penyesuaian dan evaluasi pelaksanaan rencana pengembangan tenaga listrik dan Penggunaan lahan untuk proyek tenaga listrik;

- Bab III: Pengembangan energi terbarukan dan energi baru, meliputi 02 bagian dan 10 Pasal sebagai berikut:

Pasal 1. Peraturan tentang energi terbarukan dan ketenagalistrikan energi baru, termasuk 6 Pasal (dari Pasal 20 sampai dengan Pasal 25). Ini merupakan konten yang sepenuhnya baru dalam Undang-Undang Ketenagalistrikan 2024, yang mengatur isi Peraturan Umum di bidang pengembangan energi terbarukan dan ketenagalistrikan energi baru; kajian dasar sumber daya energi terbarukan dan ketenagalistrikan energi baru; pengembangan listrik yang diproduksi dan dikonsumsi sendiri dari energi terbarukan dan sumber energi baru; renovasi, perbaikan, dan penggantian peralatan pembangkit listrik energi terbarukan dan energi baru; pekerjaan pembongkaran proyek energi terbarukan dan ketenagalistrikan energi baru.

Pasal 2. Peraturan tentang pengembangan tenaga angin lepas pantai, termasuk 04 Pasal (dari Pasal 26 hingga Pasal 29). Ini merupakan konten yang sepenuhnya baru dalam Undang-Undang Ketenagalistrikan 2024, yang mencakup peraturan umum tentang pengembangan tenaga angin lepas pantai; survei proyek; persetujuan atau keputusan kebijakan investasi untuk proyek tenaga angin lepas pantai; pemilihan investor proyek tenaga angin lepas pantai.

- Bab IV: Izin Usaha Ketenagalistrikan, yang memuat 08 Pasal (Pasal 30 sampai dengan Pasal 37): di dalamnya ditambahkan sejumlah asas pemberian izin usaha ketenagalistrikan sesuai dengan situasi praktis di bidang ketenagalistrikan dan mengatur secara jelas kasus-kasus pencabutan izin usaha ketenagalistrikan; menghapuskan prosedur administratif pemberian izin usaha ketenagalistrikan bagi sektor konsultansi; sekaligus menugaskan Pemerintah untuk menentukan secara rinci sejumlah materi yang terkait dengan pemberian izin usaha ketenagalistrikan seperti syarat-syarat pemberian masing-masing jenis; tata cara pemberian dan pencabutan...

- Bab V: Pasar tenaga listrik kompetitif dan kegiatan perdagangan tenaga listrik, meliputi 03 bagian dan 15 Pasal sebagai berikut:

Pasal 1. Pasar tenaga listrik kompetitif, termasuk 06 Pasal (dari Pasal 38 sampai dengan Pasal 43), yang di dalamnya ditambahkan ketentuan tambahan mengenai penangguhan dan pemulihan operasi pasar tenaga listrik spot di pasar tenaga listrik kompetitif di semua tingkatan;

Pasal 2. Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dan Perjanjian Penyediaan Jasa Tenaga Listrik, meliputi Pasal 06 (Pasal 44 sampai dengan Pasal 49); di dalamnya diatur ketentuan mengenai perjanjian berjangka tenaga listrik, perjanjian opsi beli atau jual beli tenaga listrik, dan perjanjian berjangka tenaga listrik; sekaligus diatur ketentuan mengenai penyambungan jaringan tenaga listrik dengan luar negeri melalui sistem ketenagalistrikan nasional;

Pasal 3. Harga tenaga listrik dan harga jasa tenaga listrik, termasuk Pasal 03 (dari Pasal 50 sampai dengan Pasal 52), mengubah dan melengkapi sejumlah asas tentang penetapan harga tenaga listrik untuk jenis-jenis seperti pembangkit listrik energi terbarukan skala kecil, proyek sumber energi terbarukan yang dipadukan dengan investasi pada sistem penyimpanan tenaga listrik; sekaligus melengkapi metode pedoman dan formulir penetapan harga bagi jaringan transmisi yang diinvestasikan dan dibangun oleh sektor ekonomi non-negara untuk mendorong sektor ekonomi non-negara berpartisipasi dalam bidang transmisi tenaga listrik dan melengkapi mekanisme harga tenaga listrik yang terdiri dari dua komponen (harga kapasitas, harga tenaga listrik);

Bab VI: Penyelenggaraan dan Pengoperasian Sistem Tenaga Listrik Nasional, termasuk 5 Pasal (dari Pasal 53 sampai dengan Pasal 57). Isi baru ini bertujuan untuk melengkapi prinsip dan persyaratan transparansi dan keadilan dalam penyelenggaraan dan pengoperasian sistem tenaga listrik nasional, melengkapi peraturan tentang manajemen permintaan listrik untuk meningkatkan efisiensi penggunaan listrik; khususnya melengkapi penugasan Pemerintah untuk mengatur keadaan darurat yang secara serius mengancam kemampuan penyediaan tenaga listrik, dan menugaskan Menteri Perindustrian dan Perdagangan untuk memutuskan mobilisasi pembangkit tenaga listrik guna menjamin keamanan pasokan listrik dalam situasi tersebut;

- Bab VII: Hak dan kewajiban unit ketenagalistrikan dan pelanggan tenaga listrik, meliputi 09 Pasal (Pasal 58 sampai dengan Pasal 66); di mana, hak dan kewajiban unit ketenagalistrikan yang diberi izin usaha ketenagalistrikan dan hak dan kewajiban penyelenggara transaksi pasar tenaga listrik ditambahkan, sedangkan hak dan kewajiban unit konsultasi khusus ketenagalistrikan dihapus;

- Bab VIII: Perlindungan dan keselamatan tenaga listrik di bidang ketenagalistrikan, yang terdiri dari 02 bagian dan 12 pasal sebagai berikut:

Pasal 1. Perlindungan terhadap instalasi tenaga listrik dan keselamatan ketenagalistrikan, meliputi Pasal 08 (Pasal 67 sampai dengan Pasal 74) dan Pasal 2. Keselamatan instalasi tenaga listrik tenaga air, meliputi Pasal 04 (Pasal 75 sampai dengan Pasal 78); yang di dalamnya mengubah dan melengkapi sejumlah materi muatan tentang kewenangan Menteri Perindustrian dan Perdagangan dalam peraturan tentang perlindungan keselamatan saluran listrik udara; melengkapi materi muatan tentang tanggung jawab penanam modal atau unit pengelola pembangkit tenaga listrik dalam peraturan umum tentang keselamatan ketenagalistrikan; mengubah dan melengkapi sejumlah materi muatan tentang keselamatan dalam pembangkitan tenaga listrik; transmisi tenaga listrik; distribusi tenaga listrik; pemanfaatan tenaga listrik untuk produksi; pemanfaatan tenaga listrik untuk kehidupan dan pelayanan sehari-hari; keselamatan di daerah pedesaan, pegunungan, perbatasan dan kepulauan; melengkapi peraturan umum tentang keselamatan ketenagalistrikan; pemeriksaan keselamatan teknis peralatan dan perkakas listrik; melengkapi 01 pasal tersendiri yang mengatur tentang keselamatan instalasi tenaga listrik tenaga air;

- Bab IX: Ketentuan pelaksanaan, meliputi 03 Pasal (Pasal 79 sampai dengan Pasal 81) yang isinya tentang perubahan dan penambahan sejumlah pasal dan anak kalimat peraturan perundang-undangan terkait seperti Undang-Undang tentang Bangunan, Undang-Undang tentang Sumber Daya, Lingkungan Hidup, Kelautan dan Kepulauan, dan Undang-Undang tentang Harga, ditambah 01 Pasal tentang ketentuan peralihan, untuk menjamin keseragaman penerapan undang-undang, tidak menimbulkan kesenjangan hukum pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku dan Undang-Undang Ketenagalistrikan tahun 2004 berakhir.

III. Persiapan Pelaksanaan Undang-Undang Ketenagalistrikan No. 61/2024/QH15

Undang-Undang Ketenagalistrikan mulai berlaku pada 1 Februari 2025. Segera setelah disetujui oleh Majelis Nasional, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan terus berkoordinasi erat dengan Komite Sains, Teknologi, dan Lingkungan Hidup Majelis Nasional dalam peninjauan teknis rancangan Undang-Undang tersebut dan menyerahkannya kepada Ketua Majelis Nasional untuk ditandatangani dan disahkan. Segera setelah Ketua Majelis Nasional menandatangani dan mengesahkan Undang-Undang tersebut, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan berkoordinasi erat dengan Kantor Presiden untuk menyelenggarakan upacara pengumuman Keputusan Presiden No. 31/2024/L-CTN tanggal 2 Desember 2024 secara khidmat dan efektif.

Di samping itu, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan menyadari urgensi untuk segera melaksanakan langkah-langkah penegakan Undang-Undang Ketenagalistrikan agar Undang-Undang tersebut dapat segera diberlakukan dan segera menyelesaikan permasalahan/kendala paling mendasar saat ini.

Pertama, tentang penyusunan dan penyampaian kepada instansi yang berwenang/pengumuman Rencana Pelaksanaan Undang-Undang Ketenagalistrikan.

Melaksanakan secara saksama arahan para pemimpin Partai dan Pemerintah dalam menangani secara drastis "kemacetan kelembagaan", memastikan penerapan yang ketat dari semangat "berlari dan antri" untuk tujuan memastikan keamanan energi nasional, pada tanggal 2 Desember 2024, Menteri Perindustrian dan Perdagangan melaporkan kepada Perdana Menteri tentang pengundangan Rencana Pelaksanaan Undang-Undang Ketenagalistrikan (perubahan).

Sehubungan dengan hal tersebut, Perdana Menteri mengeluarkan Keputusan No. 1544/QD-TTg tertanggal 11 Desember 2024 tentang Rencana Pelaksanaan Undang-Undang Ketenagalistrikan. Kementerian Perindustrian dan Perdagangan juga segera mengusulkan dan berkoordinasi dengan Kementerian Kehakiman untuk menyerahkan Daftar Dokumen yang merinci Undang-Undang Ketenagalistrikan dalam Keputusan No. 1610/QD-TTg tertanggal 19 Desember 2024 yang menetapkan Daftar tersebut dan menugaskan badan tersebut untuk memimpin penyusunan dokumen yang merinci pelaksanaan undang-undang dan resolusi yang disahkan oleh Majelis Nasional ke-15 pada Sidang ke-8.

Selain itu, sebagai pelaksanaan Keputusan No. 1544/QD-TTg dari Perdana Menteri, Menteri Perindustrian dan Perdagangan menerbitkan Keputusan No. 3334/QD-BCT tanggal 17 Desember 2024 tentang Rencana Kementerian Perindustrian dan Perdagangan untuk melaksanakan Undang-Undang Ketenagalistrikan.

Kedua, melaksanakan tugas-tugas yang tercantum dalam Keputusan yang menetapkan Rencana Pelaksanaan Undang-Undang Ketenagalistrikan.

Berdasarkan Keputusan Perdana Menteri Nomor 1544/QD-TTg, langkah-langkah utama yang perlu difokuskan untuk menyelenggarakan pelaksanaan Undang-Undang Ketenagalistrikan meliputi: (i) penyempurnaan kelembagaan dan kebijakan; (ii) informasi, penyebaran, dan edukasi undang-undang.

a. Penyempurnaan lembaga dan kebijakan

Pandangan Pemerintah, Perdana Menteri, dan kesadaran Kementerian Perindustrian dan Perdagangan adalah bahwa penyempurnaan kelembagaan dan kebijakan, terutama dokumen yang merinci pelaksanaan Undang-Undang, merupakan tugas utama yang harus segera dilakukan. Untuk mempercepat pelaksanaan Undang-Undang, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah mengusulkan kepada Perdana Menteri melalui Keputusan No. 1544/QD-TTg untuk menerbitkan 03 prinsip panduan penyusunan peraturan rinci berdasarkan prosedur yang dipersingkat, namun tetap menjamin kualitas dokumen dan kelayakan penerapan peraturan yang maksimal, khususnya:

- Pertama, pastikan untuk mendapatkan pendapat dari subjek yang secara langsung terpengaruh oleh dokumen tersebut;

- Kedua, mengikuti dengan seksama semangat dan pandangan yang membimbing Majelis Nasional, Komite Tetap Majelis Nasional, Pemerintah, dan Perdana Menteri dalam proses merumuskan dan mengumumkan Undang-Undang Ketenagalistrikan;

- Ketiga, memastikan pewarisan secara maksimal regulasi yang berlaku, yang sudah “matang”, “jelas”, dan telah terimplementasi secara stabil dan efektif dalam kurun waktu terakhir; memastikan terpeliharanya dan dikembangkannya kebijakan dan regulasi terobosan yang telah dikeluarkan Pemerintah belakangan ini dalam rangka pemutakhiran landasan hukum dan regulasi baru Undang-Undang Ketenagalistrikan.

Sesuai penugasan Perdana Menteri dalam Keputusan No. 1610/QD-TTg, Undang-Undang Ketenagalistrikan (yang telah diubah) akan memiliki 29 peraturan rinci dengan batas waktu Januari 2025, termasuk: 07 Keputusan Pemerintah, 02 Keputusan Perdana Menteri, 20 Surat Edaran.

Saat ini, di Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, Menteri telah membentuk Panitia Perancang, Tim Redaksi, dan Kelompok Perancang untuk semua peraturan rinci dengan melibatkan Kementerian, lembaga, dan instansi terkait yang terdampak oleh dokumen tersebut, serta telah melaksanakan penyusunan dokumen panduan. Pimpinan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah memimpin dan memimpin rapat anggota Panitia Perancang, Tim Redaksi, dan Kelompok Perancang. Saat ini, sebagian besar rancangan Peraturan Perundang-undangan telah dikomentari oleh Panitia Perancang, dipublikasikan untuk mendapatkan masukan publik di Portal Informasi Elektronik Kementerian, dan telah dikonsultasikan secara tertulis oleh Kementerian, lembaga, daerah, dan instansi terkait.

Meskipun Pemerintah sedang melaksanakan Rencana No. 141/KH-BCĐTKNQ18 tertanggal 6 Desember 2024 dari Komite Pengarah tentang ringkasan pelaksanaan Resolusi No. 18-NQ/TW, untuk memastikan kemajuan pekerjaan teratur dan berkelanjutan, Menteri Perindustrian dan Perdagangan telah mengarahkan unit-unit di bawah Kementerian dengan tugas terkait untuk memfokuskan sumber daya dan waktu yang maksimal untuk menyelenggarakan penyusunan, mensintesis pendapat dan akan segera mengirimkannya ke Kementerian Kehakiman untuk dinilai sebelum menyerahkannya kepada Pemerintah dan Perdana Menteri sesuai dengan peraturan.

b. Melakukan propaganda dan penyebaran hukum

- Tentang propaganda dan penyebaran Hukum

Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah mengarahkan unit-unit khusus untuk mengembangkan, menyusun dokumen, publikasi informasi, menyebarluaskan, menyebarluaskan, dan memberikan pelatihan dalam berbagai bentuk (video klip, leaflet, publikasi lain, dan sebagainya) tentang isi Undang-Undang Ketenagalistrikan bagi instansi dan organisasi terkait agar dapat digunakan secara konsisten di seluruh Indonesia.

Diharapkan dalam waktu mendatang, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan akan menyelenggarakan konferensi untuk menyosialisasikan Undang-Undang Ketenagalistrikan kepada pejabat dan pegawai negeri sipil yang bekerja di bidang konsultasi dan pengelolaan ketenagalistrikan negara pada instansi pusat dan Komite Rakyat provinsi dan kota yang dikelola pusat.

Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah meminta media-media di bawah Kementerian untuk meningkatkan kegiatan propaganda mengenai isi baru Undang-Undang tersebut agar segera menyebarluaskan isi Undang-Undang Ketenagalistrikan yang inovatif ini kepada masyarakat luas dan pelaku usaha. Hingga saat ini, ratusan berita dan artikel yang mempopulerkan kebijakan baru Undang-Undang Ketenagalistrikan yang inovatif telah dimuat di situs informasi elektronik resmi dan surat kabar elektronik, berkontribusi dalam penyediaan informasi dan mempersiapkan momentum baru bagi gerakan untuk mendorong investasi dan pembangunan baru di industri ketenagalistrikan, yang berkontribusi pada pencapaian tujuan ketahanan energi nasional.


[iklan_2]
Sumber: https://moit.gov.vn/tin-tuc/phat-trien-nang-luong/gioi-thieu-luat-dien-luc-so-61-2024-qh15.html

Komentar (0)

No data
No data

Dalam kategori yang sama

Kunjungi U Minh Ha untuk merasakan wisata hijau di Muoi Ngot dan Song Trem
Tim Vietnam naik ke peringkat FIFA setelah menang atas Nepal, Indonesia dalam bahaya
71 tahun setelah pembebasan, Hanoi tetap mempertahankan keindahan warisannya dalam arus modern
Peringatan 71 Tahun Hari Pembebasan Ibu Kota - membangkitkan semangat Hanoi untuk melangkah mantap menuju era baru

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

No videos available

Peristiwa terkini

Sistem Politik

Lokal

Produk