
Pada awal tahun 2025, di SMA Tan Thanh, sektor pendidikan menyelenggarakan upacara peluncuran gerakan "Menanam Pohon Tet untuk Mengenang Paman Ho" di seluruh provinsi, membuka serangkaian kegiatan penanaman dan perlindungan hutan di tahun baru. Lebih dari 40 pohon peneduh dan pohon hias ditanam oleh guru, siswa, dan delegasi di lingkungan sekolah, menciptakan nuansa hijau di lingkungan sekolah. Bapak Ngo Bang Nga, Kepala Sekolah, menyampaikan: Pada upacara peluncuran tersebut, sekolah berfokus pada promosi nilai pohon dan hutan, membantu siswa memahami bahwa ini bukan sekadar kegiatan gerakan, melainkan tanggung jawab terhadap lingkungan hidup. Kegiatan penanaman dan perawatan pohon diselenggarakan setiap tahun, yang dipadukan dengan gerakan relawan cabang-cabang serikat pemuda di lingkungan sekolah, yang berkontribusi dalam membentuk kebiasaan berperilaku beradab terhadap lingkungan.
Saat ini, seluruh provinsi memiliki sekitar 580.000 hektar lahan hutan, dengan tingkat tutupan lebih dari 64%. Pencapaian ini sejalan dengan tanggung jawab besar dalam pengelolaan dan perlindungan hutan. Setiap tahun, Dinas Pendidikan dan Pelatihan mencanangkan gerakan "Menanam Pohon Tet untuk Mengenang Paman Ho" di seluruh sektor; mewajibkan sekolah untuk memilih varietas pohon yang tepat untuk ditanam, menciptakan lanskap yang hijau, bersih, dan indah. Saat ini, seluruh provinsi memiliki 647 sekolah, yang lebih dari 99% telah membangun kampus dengan model "sekolah - taman". Setiap kelas dan setiap tim ditugaskan untuk bertanggung jawab atas sebagian kampus; merawat, menyiram pohon, dan membersihkannya termasuk dalam jadwal harian, menciptakan rutinitas untuk melestarikan ruang hijau.
Selain itu, banyak sekolah menyelenggarakan program pembelajaran bagi siswa untuk mempelajari nama, karakteristik ekologi, dan nilai setiap spesies pohon. Kegiatan menanam, merawat, dan memantau pertumbuhan pohon menjadi pengalaman praktis, membantu siswa memahami lebih dalam hubungan antara manusia dan alam, sehingga menumbuhkan kecintaan dan kesadaran akan perlindungan hutan.
Dalam program pendidikan umum saat ini, materi perlindungan hutan diintegrasikan secara fleksibel ke dalam mata pelajaran: Geografi, Biologi, Pendidikan Kewarganegaraan, dan materi pendidikan lokal. Tidak hanya terbatas pada teori, banyak sekolah juga menyelenggarakan kunjungan ke tempat pembibitan, berkoordinasi dengan polisi hutan untuk mensosialisasikan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan serta patroli perlindungan hutan. Pembelajaran visual tentang banjir bandang, tanah longsor, penipisan sumber daya lahan dan air, dll., membantu siswa memahami lebih dalam peran hutan dalam mata pencaharian masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.
Dari metode-metode ini, banyak model kreatif telah terbentuk. Contoh tipikal adalah proyek "Adopsi Pohon" yang dilakukan siswa SMA Binh Gia. Setiap kelompok siswa "mengadopsi" sebuah pohon, menyimpan buku catatan harian, dan secara langsung merawat serta melindungi pohon tersebut. Hoang Minh Anh, siswa kelas 12A, berkata: "Ketika saya sendiri yang merawat pohon, saya memahami bahwa melindungi dan mengembangkan hutan adalah kerja keras yang membutuhkan ketekunan."
Di sekolah berasrama dan semi-asrama untuk etnis minoritas, pendidikan perlindungan hutan bahkan lebih praktis, karena siswanya sebagian besar adalah anak-anak etnis minoritas, yang banyak keluarganya memiliki hubungan langsung dengan hutan. Ketika sekolah berkoordinasi dengan penjaga hutan dan otoritas komune untuk mempromosikan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan, memandu pertanian berkelanjutan, dan menandatangani komitmen untuk tidak merusak hutan, para siswa menjadi jembatan untuk menyampaikan pesan perlindungan hutan kepada keluarga dan masyarakat mereka. Banyak siswa secara proaktif mengingatkan masyarakat untuk tidak membakar lahan selama musim kemarau dan berpartisipasi dalam pembersihan vegetasi untuk mencegah kebakaran hutan.
Menurut statistik dari Departemen Pendidikan dan Pelatihan, setiap tahun, siswa di wilayah tersebut berpartisipasi dalam penanaman lebih dari 50.000 pohon dan bunga baru di dalam dan di luar lingkungan sekolah. Keteduhan yang perlahan menyelimuti halaman sekolah, hamparan bunga berwarna-warni di area perbatasan yang cerah dan berangin merupakan bukti nyata dari perubahan positif dari kesadaran menjadi tindakan. Melalui hal ini, dapat dilihat bahwa ketika setiap siswa menjadi "propagandis muda", menyebarkan kesadaran akan perlindungan hutan kepada keluarga dan komunitas mereka, keyakinan akan lingkungan hijau yang berkelanjutan akan terus terpupuk.
Sumber: https://baolangson.vn/geo-mam-y-thuc-bao-ve-rung-cho-hoc-sinh-5066173.html






Komentar (0)