Guru belum siap
Transformasi digital dalam pendidikan bukan sekadar melengkapi peralatan modern atau perangkat lunak manajemen. Dalam pendidikan prasekolah, faktor manusia, terutama kapasitas digital guru, menjadi "hambatan" yang penting.
Seorang kepala taman kanak-kanak di komune Ba Diem (Kota Ho Chi Minh ) berbagi: "Tidak semua guru memahami atau familiar dengan teknologi, terutama guru senior. Ketika sekolah memiliki tim inspeksi, seringkali guru-guru muda 'mengambil alih' dan mengerjakan pekerjaan guru senior, seperti menyusun draf, buku pemantauan kesehatan, manajemen menu melalui perangkat lunak nutrisi, dll. Setelah inspeksi selesai, para guru kembali ke cara tradisional."

Berbagi pengalaman ini dengan jelas menunjukkan kenyataan: banyak guru prasekolah tidak familiar atau mahir menggunakan perangkat lunak untuk mengelola siswa, kesehatan, gizi, dan materi pembelajaran digital. Bahkan bagi mereka yang berjiwa inovasi, keterampilan merancang pembelajaran digital, mengedit materi pembelajaran, dan mengintegrasikan materi pembelajaran ke dalam kegiatan kelas masih belum merata.
Menurut Ibu Luong Thi Hong Diep, Kepala Departemen Pendidikan Prasekolah di Dinas Pendidikan dan Pelatihan Kota Ho Chi Minh, kompetensi digital belum dipopulerkan secara luas, terutama dalam kelompok kecil. Pelatihan intensif bagi guru tentang transformasi digital dan pemanfaatan data digital masih terbatas.
Senada dengan itu, Ibu Le Hong Dao, Kepala Departemen Prasekolah di Dinas Pendidikan dan Pelatihan Can Tho , juga menekankan: "Sumber daya investasi masih terbatas, kapasitas digital guru, bahkan manajer, belum merata. Hal ini menjadi kendala utama dalam penerapan model kelas pintar dan manajemen daring."
Selain itu, banyak fasilitas masih kekurangan tim teknis khusus untuk mengoperasikan gudang materi pembelajaran digital, mengedit materi pembelajaran, dan mengelola data. Banyak guru harus mengerjakan banyak tugas, mulai dari mengajar, mengelola, hingga memasukkan data dan memantau kesehatan anak, sehingga waktu untuk berlatih dan memanfaatkan teknologi secara sistematis menjadi terbatas. Sumber daya finansial untuk transformasi digital tidak memiliki mekanisme terpisah untuk mengembangkan materi pembelajaran bersama, yang secara langsung memengaruhi kemajuan dan kualitas implementasi.

Dengan demikian, kapasitas digital dan sumber daya manusia merupakan faktor penentu efektivitas transformasi digital. Jika guru belum siap, kelas pintar hanya akan menjadi formalitas belaka, sehingga sulit meningkatkan kualitas pendidikan, manajemen, dan pengasuhan anak.
Solusi sinkronisasi infrastruktur
Selain faktor manusia, infrastruktur juga menjadi hambatan dalam transformasi digital. Survei terbaru menunjukkan bahwa tingkat prasekolah dengan ruang kelas pintar hanya sekitar 30%, perpustakaan elektronik 41,7%, perpustakaan digital 33,1%, dan aplikasi kecerdasan buatan yang mendukung materi pembelajaran baru hanya 51,3%. Tingkat penggunaan teknologi ini di ruang kelas masih rendah dan belum sepenuhnya efektif.
Profesor Madya Dr. Nguyen Thanh De, Direktur Departemen Pendidikan Prasekolah, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan, menekankan bahwa teknologi digital menciptakan banyak perubahan positif, membantu fasilitas membangun materi pembelajaran bersama, merencanakan pendidikan, memantau kesehatan dan gizi siswa melalui kode QR... Transformasi digital juga membantu meringankan beban kerja guru, menciptakan waktu bagi guru untuk fokus pada pemikiran kreatif, dan meningkatkan kualitas pengasuhan dan pendidikan anak. Namun, untuk mencapai hal ini, faktor infrastruktur, keterampilan guru, dan mekanisme operasional perlu diterapkan secara sinkron.
Banyak pakar dan pemimpin lokal mengusulkan solusi praktis seperti berinvestasi dalam infrastruktur teknologi informasi dan fasilitas modern, melengkapi peralatan dan perangkat lunak untuk memenuhi kebutuhan pendidikan digital; membangun gudang sumber daya pembelajaran digital bersama, menyinkronkan sistem manajemen data, dan mengurangi pekerjaan administratif bagi guru.

Bersamaan dengan itu adalah pelatihan dan pembinaan mendalam bagi para guru dan manajer, khususnya guru yang lebih tua, untuk membantu meningkatkan kapasitas digital dan kepercayaan diri dalam menerapkan teknologi di kelas; memobilisasi sumber daya teknis khusus, mendukung operasi, mengedit materi pembelajaran dan mengelola data serta perlu memiliki mekanisme penghargaan dan kebijakan insentif bagi unit yang menerapkan dengan baik, yang meningkatkan motivasi untuk menerapkan teknologi.
Model pendidikan digital yang ditekankan mencakup kelas pintar, manajemen pendidikan daring, koneksi sekolah-keluarga melalui aplikasi pintar, perpustakaan elektronik dan materi pembelajaran digital, serta pembelajaran daring yang dipadukan dengan pengalaman di kelas. Jika diterapkan secara sinkron, model-model ini akan membantu anak-anak berkembang secara komprehensif, mengurangi beban kerja guru, dan meningkatkan kualitas layanan dan pendidikan.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Pelatihan, saat ini terdapat lebih dari 30.000 prasekolah di negara ini, dengan sekitar 5 juta anak dan lebih dari 400.000 guru. Di Kota Ho Chi Minh saja, dengan hampir 5.200 fasilitas dan lebih dari 500.000 anak, kapasitas dan infrastruktur digital merupakan tantangan yang paling mendesak.
Dapat dikatakan bahwa transformasi digital dalam pendidikan prasekolah bukan hanya tentang penerapan teknologi, tetapi juga tentang perubahan kapasitas guru, fasilitas, dan kebijakan manajemen secara komprehensif. Tanpa solusi simultan atas "kemacetan" kapasitas, infrastruktur, dan sumber daya digital, kelas pintar akan sulit terwujud, dan kualitas pengasuhan dan pendidikan anak akan sulit ditingkatkan di era digital.
Sumber: https://baotintuc.vn/giao-duc/go-nut-that-chuyen-doi-so-o-bac-giao-duc-mam-non-20251127093518759.htm






Komentar (0)