Rencana pelaksanaan pekerjaan kependudukan dan pembangunan pada tahun 2025, yang dikeluarkan oleh kota Hanoi , bertujuan untuk meningkatkan kualitas kependudukan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Hanoi akan memperkuat pekerjaan kependudukan dalam situasi baru di kota tersebut. (Foto ilustrasi).
Dengan upaya menjaga tingkat kesuburan pengganti, mengurangi ketidakseimbangan gender saat lahir, dan memastikan pembangunan komprehensif dalam hal ukuran, struktur, dan kualitas penduduk di ibu kota, Hanoi menetapkan sejumlah target spesifik untuk mengimplementasikan tujuan strategis secara efektif. Secara khusus, kota ini akan mengurangi angka kelahiran anak ketiga atau lebih sebesar 0,15% dibandingkan tahun 2024, mencapai tingkat skrining prenatal sebesar 85% dan tingkat skrining bayi baru lahir sebesar 90%, serta memastikan 89% lansia menerima pemeriksaan kesehatan rutin. Selain itu, 85% pasangan akan menerima konseling pranikah dan pemeriksaan kesehatan, bersama dengan 416.950 orang yang menerapkan metode kontrasepsi baru. Rasio jenis kelamin saat lahir tidak boleh melebihi 110 anak laki-laki per 100 anak perempuan, yang berkontribusi dalam mengatasi ketidakseimbangan gender yang serius dalam beberapa tahun terakhir. Fokusnya tidak hanya pada target populasi, tetapi juga pada kegiatan-kegiatan spesifik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu terkait. Untuk mencapai tujuan tersebut, Komite Rakyat Kota mewajibkan pemerintah kabupaten, kotamadya, dan kotamadya untuk menyelesaikan penetapan target perencanaan paling lambat Februari 2025. Komite Pengarah Kependudukan dan Pembangunan di semua tingkatan akan diperkuat, memastikan koordinasi yang efektif antar departemen, cabang, dan wilayah selama proses implementasi.Pusat Medis Distrik Hoan Kiem berkoordinasi dengan rumah sakit kota untuk melakukan skrining pubertas dini dan kelainan genital bawaan pada anak-anak prasekolah. (Foto: Duong Ngoc/VNA)
Poin penting dalam rencana ini adalah investasi yang besar dalam komunikasi dan edukasi . Hanoi akan berfokus pada promosi tentang manfaat memiliki dua anak, peran penting skrining prenatal dan bayi baru lahir, layanan kesehatan reproduksi, dan peningkatan kesadaran akan kesetaraan gender. Bentuk komunikasi akan didiversifikasi, mulai dari siaran televisi, jejaring sosial, hingga penyelenggaraan seminar dan acara di masyarakat. Selain itu, materi propaganda juga akan didigitalkan agar mudah diakses oleh semua khalayak, terutama kaum muda dan perempuan usia subur. Bersamaan dengan itu, fasilitas medis di kota juga akan diperkuat untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan masyarakat. Layanan seperti konsultasi dan pemeriksaan kesehatan pranikah, skrining prenatal dan bayi baru lahir, serta penyediaan metode kontrasepsi modern akan diterapkan secara terpadu dan efektif. Pada saat yang sama, kota ini terus mempertahankan dan memperluas model layanan kesehatan lansia di masyarakat. Klub kesehatan, program konseling gizi, dan aktivitas fisik untuk lansia akan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan penurunan penyakit umum. Selain itu, Hanoi juga berfokus pada pengendalian ketimpangan gender saat lahir melalui langkah-langkah untuk memeriksa dan menangani secara ketat perilaku memilih jenis kelamin janin. Kota ini juga menyelenggarakan program komunikasi khusus untuk meningkatkan kesadaran publik akan konsekuensi serius ketimpangan gender, sehingga mendorong perubahan perilaku dalam masyarakat. Selain itu, Hanoi juga berfokus pada pengembangan kekuatan fisik dan postur tubuh warga ibu kota. Program pendidikan jasmani di sekolah akan ditingkatkan, dipadukan dengan kegiatan perawatan gizi untuk meningkatkan kesehatan generasi muda. Tujuan-tujuan ini tidak hanya memberikan manfaat langsung tetapi juga berkontribusi pada pembangunan sumber daya manusia berkualitas tinggi di masa depan. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Hanoi mendorong partisipasi organisasi, bisnis, dan individu dalam program sosialisasi. Layanan kependudukan seperti konseling, pemeriksaan kesehatan, dan penyediaan alat kontrasepsi akan dilaksanakan dalam bentuk kemitraan publik-swasta, untuk mengurangi beban anggaran dan memastikan kualitas layanan yang lebih baik bagi masyarakat. Dengan koordinasi yang erat dari berbagai departemen, cabang, sektor, serikat pekerja, dan pemerintah daerah, rencana kerja kependudukan 2025 diharapkan dapat mencapai kemajuan signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup warga ibu kota. Ini bukan hanya langkah strategis untuk menerapkan Strategi Kependudukan Vietnam hingga 2030, tetapi juga menegaskan peran Hanoi sebagai kawasan perkotaan yang berkelanjutan dan layak huni, di mana masyarakat menjadi pusat dari semua kebijakan pembangunan. Investasi, inovasi, dan penyempurnaan kebijakan serta program akan terus meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan perempuan. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi tantangan saat ini, tetapi juga mewujudkan pembangunan yang komprehensif, stabil, dan berkelanjutan bagi ibu kota Hanoi.Huong Giang
Komentar (0)