Di era penerapan teknologi strategis yang eksplosif seperti AI, IoT, Big Data, Cloud, Blockchain, semikonduktor, 5G dan 6G, Vietnam telah mengidentifikasi bahwa infrastruktur digital yang kuat merupakan prasyarat untuk menguasai dan memanfaatkan teknologi ini secara efektif (Strategi pengembangan infrastruktur digital hingga 2025, visi hingga 2030).
Menurut Bapak Vu Hoang Lien, Ketua Asosiasi Internet Vietnam, "Pada tahun 2025, Vietnam akan memiliki lebih dari 80 juta pengguna internet. Tingkat penerapan IPv6 telah melampaui 60%, menempatkan Vietnam di posisi kedua di kawasan ASEAN dan kesembilan secara global. Vietnam juga sedang bersiap untuk memasuki fase khusus IPv6 dari tahun 2026 hingga 2030."
Menurut Laporan VNCDC 2024 (Vietnam Cloud Computing and Data Center Club), pasar komputasi awan di Vietnam mencapai hampir VND 19,375 miliar (setara dengan USD 775 juta) pada tahun 2024, diperkirakan akan meningkat menjadi USD 1,24 miliar pada tahun 2025 dan dua kali lipat pada tahun 2029. Selain itu, kapasitas pusat data tumbuh kuat, dari 45MW pada tahun 2024, diperkirakan akan meningkat menjadi 525MW pada tahun 2025 dan hampir 1.000MW pada tahun 2030. Pendapatan dari layanan kolokasi juga diperkirakan akan mencapai USD 1,4 miliar pada tahun 2030.

Angka-angka impresif ini menegaskan kemajuan pesat Vietnam, tetapi juga menunjukkan banyak tantangan yang perlu dihadapi, mulai dari sumber daya investasi, standar hijau, keamanan siber, kedaulatan data, hingga kapabilitas inti litbang. Oleh karena itu, membangun infrastruktur digital yang berkelanjutan akan menjadi fondasi bagi Vietnam untuk menguasai teknologi-teknologi strategis.
Mempromosikan industri data di Vietnam
Ibu Nguyen Thi Ngoc Dung, Kepala Kantor Asosiasi Data Nasional, menekankan peran data di era baru. Beliau dengan tegas menyatakan tekadnya untuk mewujudkan 7 tugas utama yang ditetapkan pada Kongres Nasional Asosiasi Data Nasional, dengan fokus pada 3 pilar: standarisasi arsitektur data nasional, pengembangan platform teknologi milik masyarakat Vietnam, dan pembangunan sumber daya manusia berkualitas tinggi melalui pengumuman pembentukan jaringan pakar data global. Selain itu, Ibu Ngoc Dung juga menyoroti "hambatan" utama yang menghambat pembangunan, mulai dari infrastruktur digital, energi, dan pembentukan kebijakan makro secara bertahap, hingga sumber daya manusia dan pasar data yang masih berkembang.
Ibu Nguyen Thi Ngoc Dung menekankan: “Perlombaan ke depan adalah maraton bagi seluruh bangsa. Akan ada tikungan-tikungan yang menentukan, tetapi dengan kepemimpinan Partai, dengan tekad komunitas bisnis, para ahli, dan rakyat, kita akan mencapai garis finis seperti yang diharapkan: Vietnam yang menguasai infrastruktur digital, menguasai teknologi strategis, dan menguasai masa depan datanya sendiri.”
Tantangan infrastruktur AI
Teknologi baru seperti kecerdasan buatan sedang membentuk kembali kebutuhan dunia. Kecerdasan buatan (AI) bukan hanya sebuah tren, tetapi juga merupakan kekuatan pendorong utama bagi pembangunan sosial -ekonomi global. Dengan kekuatan analisis data, prediksi, dan penyediaan solusi optimal, AI menjadi salah satu bidang prioritas dalam strategi pembangunan nasional dan menerapkan kebijakan untuk mendukung penelitian, pengembangan teknologi, dan pembangunan infrastruktur digital.
Infrastruktur AI kelas dunia saat ini memerlukan koneksi yang strategis, efisien, dan real-time.

Namun, agar “aman” di era AI, Bapak Vladimir Kangin, Pendiri dan Direktur IPTP Networks, mengatakan bahwa Vietnam perlu belajar dari pengalaman internasional dan strategi praktis untuk memperkuat platform digital, mengoptimalkan pusat data, dan menjadi pusat AI ASEAN berikutnya.
Bapak Trinh Quoc An, konsultan keamanan di CMC Telecom, juga menyoroti tantangan keamanan siber di era AI. Beliau menegaskan bahwa Vietnam membutuhkan strategi dan solusi komprehensif agar dapat bertahan secara proaktif di era ledakan AI.
Sumber: https://nhandan.vn/ha-tang-so-vung-manh-la-nen-tang-de-lam-chu-cac-cong-nghe-chien-luoc-post911818.html
Komentar (0)