Neymar belum mampu kembali ke performa puncaknya. |
Bersamaan dengan kebangkitan gemilang Philippe Coutinho bersama Vasco da Gama, kekhawatiran akan cedera semakin menyeret Neymar Jr. menjauh dari puncak performanya. Kedua bintang generasi 1992 ini, yang dulunya sahabat karib di timnas muda Brasil, kini berada di dua jalur yang sejajar namun bertolak belakang.
Setahun setelah kembali ke Vasco da Gama, Coutinho mengalami periode sublimasi yang langka sejak meninggalkan Eropa. Pernah menjadi pemain termahal dalam sejarah Barcelona, gelandang kelahiran 1992 ini kini menemukan stabilitas dan kecanggihan yang membentuk jati dirinya.
Kebangkitan Coutinho bukan hanya karena keinginannya sendiri, tetapi juga berkat pelatih Fernando Diniz, yang pernah melatih tim nasional Brasil dan terkenal karena membangkitkan kembali energi para pemain yang menurun. Di bawah bimbingannya, Coutinho bermain dengan komitmen tinggi, kondisi fisiknya meningkat pesat, dan ia menjadi andalan gaya bermain Vasco.
Tak heran jika pers Rio de Janeiro mulai mendesak pelatih Carlo Ancelotti untuk memberi Coutinho kesempatan kembali ke Seleção, terutama dengan Piala Dunia 2026 yang kurang dari setahun lagi. Penampilannya dalam kemenangan 6-0 atas Santos pada bulan Agustus menunjukkan bahwa Coutinho masih cukup bagus untuk membuat perbedaan.
![]() |
Coutinho meledak di Brasil. |
Sebaliknya, Neymar Jr. sedang berada dalam periode suram. Setelah kembali bergabung dengan Santos pada Februari, striker berusia 33 tahun ini bergelut dengan cedera. Ia baru-baru ini mengalami cedera paha kanan saat sesi latihan, dan diperkirakan akan absen setidaknya selama enam minggu. Ini adalah ketiga kalinya Neymar mengalami masalah fisik serius sejak awal tahun, yang mencegahnya kembali ke tim nasional Brasil sejak mengalami cedera lutut pada Oktober 2023.
Serangkaian cedera telah menyebabkan Neymar perlahan kehilangan ritmenya, memperlebar jarak antara dirinya dan tim nasional. Faktanya, Santos saat ini sedang berjuang menghindari degradasi, dan kembalinya Neymar di akhir musim mungkin hanya untuk menyelamatkan nama baik, alih-alih memberikan dampak yang signifikan.
Coutinho dan Neymar pernah dianggap sebagai pasangan terbaik sepak bola Brasil, keduanya membawa harapan untuk kembali meraih kejayaan Selecão. Namun, di usia 33 tahun, Coutinho telah bangkit kembali dan menjadi simbol kepercayaan di Vasco, sementara Neymar masih bergelut dengan cedera dan keraguan.
Kontras ini tidak hanya mencerminkan kerasnya sepak bola papan atas, tetapi juga menunjukkan bahwa peluang selalu terbuka bagi mereka yang berani bangkit setelah gagal. Coutinho berhasil, dan Neymar masih mencari jalan keluarnya sendiri.
Sumber: https://znews.vn/hai-nga-re-trai-nguoc-o-tuoi-33-cua-coutinho-va-neymar-post1589917.html
Komentar (0)