Pejabat kesehatan Korea Selatan meminta pengunjung dari Inggris dan Prancis, tempat kutu busuk dilaporkan, untuk mendisinfeksi barang bawaan mereka secara menyeluruh saat masuk.
Korea Selatan sedang berjuang melawan wabah kutu busuk di tengah lonjakan pariwisata pascapandemi. Banyak orang menghindari tempat umum agar tidak "diikuti" pulang oleh kutu busuk setelah kemunculan kembali tiga minggu lalu. Beberapa orang memeriksa tempat duduk mereka dengan saksama sebelum duduk. Yang lainnya berdiri di kereta bawah tanah.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan dalam sebuah pernyataan awal bulan ini bahwa orang-orang yang mungkin telah bersentuhan dengan kutu busuk saat bepergian ke luar negeri harus mendisinfeksi barang-barang mereka secara menyeluruh. Pelancong internasional dari negara-negara dengan wabah kutu busuk, seperti Prancis dan Inggris, juga diminta untuk melakukan hal yang sama karena khawatir kutu busuk dapat "menumpang" ke Korea.
Pengunjung internasional yang mengenakan hanbok, pakaian tradisional Korea, berfoto untuk kenang-kenangan. Foto: Xinhua
Media lokal telah melaporkan gambar serangga berwarna cokelat kemerahan seukuran biji apel yang merayap di pakaian dan bersembunyi di celah-celah dinding dan sofa. Penduduk setempat mengatakan mereka dihantui oleh serangga yang belum pernah mereka temui sebelumnya.
Sebuah sauna umum di Seoul ditutup pada bulan Oktober untuk disinfeksi setelah ditemukan kutu busuk dan telurnya di bawah karpet. Pihak berwenang sedang berupaya keras mengendalikan hama tersebut, membentuk satuan tugas untuk mengumpulkan informasi dari seluruh negeri.
Park Yoo-mi, pejabat kesehatan senior di Seoul, mengatakan kutu busuk menghisap darah manusia dan hewan, tetapi biasanya tidak menularkan penyakit. Namun, gigitannya dapat menyebabkan ruam kulit, gatal parah, atau reaksi alergi, yang mengakibatkan kerugian ekonomi dan tekanan psikologis. "Kami akan secara aktif merespons wabah ini," ujar Park.
Korea Selatan hampir memberantas kutu busuk pada tahun 1960-an dan 1970-an berkat meluasnya penggunaan insektisida kuat bernama DDT, yang kini dilarang. Namun, kutu busuk tersebut kembali dalam jumlah besar, dan para pejabat telah memperingatkan bahwa penyemprotan insektisida tidak efektif dan sedang mencari alternatif.
Kutu busuk di kain. Foto: Reuters
Pejabat kesehatan mengatakan setidaknya ada 33 laporan infestasi kutu busuk di seluruh negeri dalam sebulan terakhir, peningkatan tajam dari hanya sembilan dalam 10 tahun terakhir. Seoul sendiri telah melaporkan 17 kasus.
Pemerintah Kota Seoul telah membuka pusat panggilan untuk menerima laporan infestasi kutu busuk dan mengerahkan staf untuk mengendalikan wabah tersebut. Korea Selatan juga telah melakukan inspeksi ekstensif di lebih dari 3.000 tempat usaha, termasuk hotel dan sauna, serta meningkatkan disinfeksi limusin bandara dan bus wisata internasional.
Pemerintah Seoul berencana untuk secara rutin menempatkan kursi kain dan sauna panas di gerbong kereta bawah tanah dan mengganti kursi kain dengan bahan lain yang kecil kemungkinannya menjadi sarang kutu busuk.
Paris juga menghadapi tantangan kutu busuk menjelang Olimpiade Musim Panas 2024 setelah video serangga yang merayap di kursi metro, bersarang di kasur, dan muncul di kereta api dan bandara menjadi viral.
Anh Minh (Menurut SCMP )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)