Kenaikan tajam harga komoditas di Jepang disebabkan oleh dampak inflasi. (Sumber: Kyodo) |
Secara spesifik, harga total 32.396 komoditas pangan terdampak, 25,7% lebih tinggi dibandingkan tahun 2022. Angka ini merupakan yang terbesar dalam 30 tahun terakhir, sejak Jepang keluar dari gelembung ekonomi tahun 1986-1991.
Para ahli di Teikoku Databank menyatakan bahwa kenaikan harga disebabkan oleh sejumlah faktor terkait kenaikan biaya input produksi. Pertama, kenaikan harga bahan baku, terutama barang impor, akibat melemahnya Yen.
Selain itu, terjadi peningkatan biaya personel akibat kenaikan gaji dan biaya utilitas (listrik, air, gas, dan lain-lain) yang diperoleh kembali setelah pemerintah Jepang menghentikan program subsidi yang dipertahankan sejak pandemi Covid-19.
Teikoku Databank menyatakan lonjakan harga pangan pertama tahun ini terjadi pada bulan Februari, dengan kenaikan harga sekitar 5.000 jenis makanan beku. Kemudian pada bulan April, harga mayones dan bahan makanan lain yang mengandung telur naik akibat kekurangan telur. Hingga bulan Oktober, harga sekitar 4.760 barang konsumsi lainnya juga mengalami kenaikan.
Laju kenaikan harga produk pangan mulai melambat pada akhir tahun 2023 karena produsen di negara dengan ekonomi terbesar kedua di Asia ini semakin khawatir dengan penurunan penjualan. Teikoku Databank mencatat hanya 139 dan 678 barang yang mengalami kenaikan harga masing-masing pada bulan November dan Desember 2023.
Menurut survei, rumah tangga di Jepang yang beranggotakan dua orang atau lebih telah mengurangi pengeluaran makanan mereka sekitar 3.685 yen per bulan. Jumlah konsumen di negara ini yang beralih dari barang konsumsi mahal atau merek besar ke merek swasta yang lebih murah, serta mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi setiap hari, terus meningkat.
Menilai prospek untuk tahun 2024, para ahli Teikoku Databank memperkirakan bahwa jumlah bahan makanan yang mengalami kenaikan harga tahun depan akan menurun tajam, menjadi hanya sekitar 15.000 item.
Namun, seorang pejabat pemerintah Jepang memperingatkan bahwa harga dapat terus naik untuk lebih banyak barang dari yang diperkirakan dan bahwa harga akan bergantung pada faktor biaya dan fluktuasi nilai tukar mata uang asing.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)