Menurut Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), hingga saat ini sudah lebih dari 50 negara yang menyatakan keinginannya untuk bekerja sama dengan negara ini di bidang produk halal.
| Gaya hidup halal tidak hanya berlaku bagi umat Islam, tetapi juga bagi semua orang, tanpa memandang agama, suku, kebangsaan, dan tempat tinggal. (Sumber: iStock) |
Kepala Pusat Pengembangan dan Pemantauan Jaminan Produk Halal BPJPH Dzikro menginformasikan, di antara 50 lebih negara tersebut, terdapat Singapura, Arab Saudi, Korea Selatan, dan Uruguay.
Lebih dari 17 negara telah menjalin perjanjian kerja sama dengan Indonesia di bidang jaminan produk halal; 28 organisasi keagamaan asing juga sedang dievaluasi untuk bekerja sama di bidang ini.
Bapak Dzikro menyampaikan bahwa perjanjian kerjasama ini mencerminkan kepentingan pelaku usaha di seluruh dunia dalam menjamin kehalalan produk Indonesia.
Tren halal semakin meluas seiring dengan gaya hidup halal di seluruh dunia. Gaya hidup halal tidak hanya berlaku bagi umat Muslim, tetapi juga untuk semua orang, tanpa memandang agama, suku, kebangsaan, dan tempat tinggal.
Pejabat di atas menegaskan: “Peraturan Halal wajib dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Indonesia merupakan poin penting dalam membawa perubahan situasi dan kondisi penyelenggaraan jaminan produk halal di tanah air.
Dengan demikian, produk halal mengalami perubahan makna, tidak hanya terkait dengan agama, tetapi juga meluas hingga memberikan nilai tambah pada produk yang berdampak pada perekonomian .
Mulai Oktober 2024, semua produk yang diimpor, diedarkan, dan diperdagangkan di Indonesia wajib bersertifikat Halal.
Selama 4 tahun terakhir, hingga awal 2024, lebih dari 3,4 juta produk di Indonesia telah bersertifikat Halal.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/hon-50-quoc-gia-muon-bat-tay-voi-indonesia-trong-linh-vuc-san-pham-halal-283985.html






Komentar (0)