Surat kabar Nikkei melaporkan pada 22 Juni bahwa langkah ini berarti Honda akan berhenti memproduksi sepeda motor berkapasitas maksimum 50 cc. Produsen mobil Jepang tersebut telah menguasai 80% pangsa pasar domestik untuk jenis kendaraan ini.
Memenuhi standar emisi baru akan membutuhkan biaya pengembangan yang tinggi. Penjualan motor ini sedang menurun, sehingga kenaikan harga yang signifikan bukanlah pilihan. Gaya motor ini juga menyulitkan Honda untuk menjualnya secara luas di luar negeri.
Sepeda motor Super Cub tahun 1971, dirancang khusus untuk pengiriman koran
Jepang akan memperketat standar emisi beracunnya mulai November 2025. Untuk mesin 50 cc atau kurang, merancang kit konversi yang memenuhi standar akan sulit. Model sepeda motor yang saat ini dijual di Jepang harganya antara 200.000 hingga 300.000 yen (sekitar 32 juta hingga 48 juta VND). Jika mesin ditingkatkan agar memenuhi standar emisi, biayanya bisa lebih tinggi daripada kendaraan 125 cc, yang harganya mencapai 450.000 yen.
Penjualan sepeda motor menurun seiring meningkatnya permintaan skuter dan sepeda listrik. Tahun lalu, hanya sekitar 92.000 sepeda motor terjual di Jepang, sekitar 3% dari tahun puncaknya di tahun 1982, ketika lebih dari 2,7 juta unit terjual.
Sepeda motor merupakan alat transportasi populer di Jepang pasca-Perang Dunia II, yang menyaksikan pertumbuhan ekonomi pesat negara tersebut. Keterjangkauan dan efisiensi bahan bakarnya menjadikannya populer di kalangan keluarga, pelajar, dan pekerja.
Honda memelopori model ini, dengan memperkenalkan Super Cub C100 49cc pada tahun 1958. Super Cub adalah kendaraan roda dua Honda yang paling laris di seluruh dunia, dengan lebih dari 110 unit yang diproduksi.
[iklan_2]
Source: https://thanhnien.vn/honda-se-ngung-san-xuat-xe-gan-may-tu-nam-2025-185240622083057013.htm
Komentar (0)