Perang Israel-Hamas pada 14 Januari 2024: Israel menyerang Hizbullah melalui udara; Houthi mengancam koalisi Houthi akan menyerang kapal tanker minyak berbendera Panama di Laut Merah; biaya pengiriman Asia-Eropa meningkat 400% |
Houthi klaim serangan terhadap kapal Israel dan AS
Pasukan Houthi Yaman mengatakan mereka telah menyiapkan beberapa rudal untuk menargetkan kapal kargo Israel, MSC Silver, di Teluk Aden, dekat pintu masuk Laut Merah.
Menurut juru bicara Houthi Yahya Sarea, pasukan tersebut menggunakan UAV untuk menargetkan beberapa kapal perang AS di Laut Merah dan Laut Arab serta lokasi di kota Eilat di selatan Israel.
Namun, perusahaan keamanan maritim Inggris Ambrey mengatakan kapal kontainer yang menjadi sasaran Houthi mengibarkan bendera Liberia dan sedang menuju Somalia.
(Ilustrasi) |
Pasukan Houthi dilaporkan telah menyerang kapal-kapal yang memiliki hubungan dagang dengan AS, Inggris, dan Israel. Meskipun AS-Inggris menyerang pangkalan militer Houthi di Yaman, pasukan Houthi telah berjanji untuk terus menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina hingga pasukan Israel menghentikan permusuhan di Jalur Gaza.
" Tidak ada bahaya bagi pelayaran internasional atau Eropa selama tidak ada agresi, jadi tidak perlu memiliterisasi Laut Merah. Yang ditunggu-tunggu dunia bukanlah militerisasi Laut Merah, melainkan deklarasi gencatan senjata yang mendesak dan komprehensif di Gaza, atas dasar kemanusiaan ," ujar juru bicara Houthi, Mohammed Abdul Salam.
Perusahaan pelayaran khawatir dengan situasi di Laut Merah
Sejak Houthi memulai serangan mereka Desember lalu, sebagian besar jalur pelayaran telah berhenti menggunakan rute biasa dari Asia ke Eropa melalui Laut Merah dan Terusan Suez.
CEO Ocean Network Express (Jepang), Jeremy Nixon mengatakan bahwa banyak perusahaan pelayaran menghadapi kesulitan dengan jadwal.
Alih-alih, jalur pelayaran telah beralih ke rute di sekitar Tanjung Harapan, menambah 10 hari hingga dua minggu untuk setiap perjalanan antara Asia dan Eropa utara, sementara kapal-kapal sering berlabuh di luar jadwal. Tekanan untuk tetap sesuai jadwal telah menyebabkan perselisihan mengenai tempat berlabuh di beberapa pelabuhan, yang menyebabkan kemacetan.
Perusahaan pelayaran kontainer juga menghadapi kekurangan kapal dan kemacetan di pelabuhan saat krisis Laut Merah memasuki bulan ketiga.
Pengalihan rute dari Laut Merah juga menyebabkan kekurangan kapal. Perjalanan antara Asia dan Eropa utara melalui Tanjung Harapan dan kembali membutuhkan waktu 102 hari, yang berarti sebuah kapal induk perlu mengerahkan 16 kapal untuk layanan mingguan, bukan 12 kapal seperti biasanya.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)