Indonesia pertimbangkan batas usia pengguna media sosial

(CLO) Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan penerbitan regulasi tentang batas usia minimum akses media sosial guna melindungi anak dari potensi risiko di dunia maya.

Berbicara dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kantor Presiden, Menteri Komunikasi dan Informatika Meutya Hafid mengatakan: "Kami membahas bagaimana melindungi anak-anak di ruang digital. Presiden mengatakan untuk melanjutkan rencana ini. Beliau sangat mendukung perlindungan ini."

Ibu Hafid mengumumkan rencana tersebut setelah berdiskusi dengan Presiden Prabowo Subianto. Meskipun tidak menyebutkan batas usia, Ibu Hafid menekankan bahwa Presiden sangat mendukung langkah-langkah perlindungan anak di dunia digital.

Ilustrasi: Unsplash

Penetrasi internet di negara berpenduduk 280 juta jiwa ini diperkirakan mencapai 79,5% pada tahun 2023, menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia yang melibatkan 8.700 peserta.

Patut dicatat, 48% anak di bawah usia 12 tahun memiliki akses internet, banyak di antaranya menggunakan platform populer seperti Facebook, Instagram, dan TikTok. Untuk Gen Z, usia 12 hingga 27 tahun, penggunaan internet mencapai 87%.

Indonesia bukan satu-satunya negara yang berupaya melindungi anak-anak dari dampak negatif media sosial. Tahun lalu, Australia mengesahkan undang-undang yang melarang anak-anak di bawah usia 16 tahun membuat akun media sosial dan mewajibkan perusahaan teknologi seperti Meta dan TikTok untuk menerapkan langkah-langkah pemblokiran yang ketat.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menekankan bahwa meskipun hal itu tidak dapat menjamin implementasi yang sempurna, hal itu akan memberikan "hasil yang lebih baik dan kurang berbahaya" bagi kaum muda.

Singapura juga mempertimbangkan peraturan serupa untuk melindungi pengguna muda di media sosial.

Hoai Phuong (menurut Reuters, Jakarta Post)

Sumber: https://www.congluan.vn/indonesia-xem-xet-gioi-han-do-tuoi-nguoi-dung-mang-xa-hoi-post330492.html