Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Ketika kepercayaan digital menjadi strategi nasional

Dari model eksperimental dalam "kotak pasir" kecil, blockchain berupaya menjadi infrastruktur strategis ekonomi digital global. Bagi Vietnam, ini bisa menjadi "pintu kedua menuju integrasi"—setelah pasar saham—jika Vietnam mampu memanfaatkan populasi muda, kapasitas teknologi, dan kebijakan terbukanya. Namun, untuk mencapai pintu tersebut, syarat yang diperlukan adalah infrastruktur blockchain yang berstandar internasional, yang cukup andal untuk transaksi, koneksi, dan operasi.

Báo Sài Gòn Giải phóngBáo Sài Gòn Giải phóng09/10/2025

Pada Festival Blockchain Vietnam 2025 yang diadakan di Da Nang baru-baru ini, Ibu Nguyen Ngoc Anh, Direktur Jenderal Perusahaan Manajemen Dana SSI (SSIAM), mengatakan bahwa nilai ekonomi dari ekonomi terdesentralisasi (on-chain) saat ini sekitar 43 miliar USD/global, di mana Asia menyumbang 40%.

Hal ini menunjukkan bahwa blockchain bukan lagi sekadar tren teknologi, melainkan telah menjadi komponen infrastruktur ekonomi kepercayaan—di mana data, transaksi, dan nilai dioperasikan secara transparan, terdesentralisasi, dan terverifikasi. Beralih dari sandbox ke infrastruktur bukan hanya langkah teknis, tetapi juga langkah kelembagaan—dari eksperimen ke aplikasi, dari teknologi ke kebijakan. Vietnam membutuhkan jaringan layanan blockchain terpadu yang mampu melayani sektor publik dan swasta, menciptakan fondasi bagi berbagai aktivitas, mulai dari identifikasi digital, keterlacakan, keuangan, e-commerce, hingga layanan publik.

Blockchain yang kuat bukan hanya tentang enkripsi atau kecepatan pemrosesan, tetapi juga tentang bagaimana ia dirancang sebagai infrastruktur terbuka, yang menjamin kedaulatan data, kompatibilitas internasional, dan memenuhi kebutuhan praktis. Jika diujicobakan di wilayah dengan infrastruktur digital yang kuat seperti Kota Ho Chi Minh dan Da Nang—di mana pembangunan Pusat Keuangan Internasional sedang dipromosikan—Vietnam dapat membentuk model "infrastruktur blockchain nasional" pertama, yang bersifat teknis sekaligus mewakili kemajuan kelembagaan. Ini merupakan pergeseran dari negara pengguna menjadi negara pencipta infrastruktur digital, yang meletakkan fondasi bagi ekonomi data dan aset digital.

Sifat dasar blockchain adalah konektivitas lintas batas, sehingga tidak ada negara yang dapat mengembangkan satu ekosistem saja. Pengalaman dari Singapura menunjukkan bahwa setiap model pembayaran atau aset digital, terutama stablecoin, harus memenuhi tiga standar minimum: keamanan sistem, transparansi arus kas, dan manajemen risiko keuangan. Oleh karena itu, sandbox bukan sekadar tempat uji coba, tetapi harus menjadi "sandbox yang bertanggung jawab", di mana inovasi berjalan seiring dengan pengendalian risiko dan perlindungan pengguna.

Dunia saat ini tidak lagi memandang blockchain sebagai pengganggu tatanan lama, melainkan sebagai alat integral dalam keuangan, perdagangan, dan tata kelola nasional. Seiring data menjadi sumber daya yang berharga, berbagai negara mendorong agar data diasetkan, diperdagangkan, dan diuntungkan layaknya komoditas. Dalam konteks ini, blockchain berperan sebagai infrastruktur kepercayaan, memastikan transparansi dan verifikasi di seluruh rantai nilai.

Bagi Vietnam, blockchain perlu terhubung erat dengan teknologi-teknologi fundamental lainnya seperti kecerdasan buatan (AI), data besar (big data), komputasi awan (cloud computing), dan pemerintahan digital. Ketika semua komponen ini terhubung, ekosistem digital yang lengkap akan terbentuk, yang membantu data beroperasi dengan aman, lancar, dan menguntungkan. Selain itu, pola pikir pembangunan juga perlu bergeser dari perusahaan teknologi tunggal menjadi perusahaan ekosistem, yang nilainya bukan terletak pada produk, melainkan pada kemampuan untuk terhubung dan berbagi manfaat.

Vietnam telah menerbitkan Strategi Nasional Pengembangan Teknologi Blockchain hingga 2030, yang menjadikannya salah satu dari 11 bidang teknologi utama yang membutuhkan investasi prioritas. Keunggulan terbesar Vietnam adalah sumber daya manusianya yang muda dan dinamis serta pasar digital yang berkembang pesat—faktor-faktor yang membantu negara ini menembus dan mengukuhkan posisinya di peta blockchain regional.

Permasalahan yang tersisa adalah bagaimana mengubah potensi menjadi kapasitas, mengubah sandbox menjadi infrastruktur, sehingga Vietnam tidak hanya menjadi peserta tetapi juga pencipta bersama tatanan kepercayaan baru dalam ekonomi digital. Ketika kepercayaan menjadi "aset langka" di dunia digital, blockchain bukan sekadar teknologi, melainkan sebuah ujian bagi ketangguhan institusional. Dan dari langkah-langkah hati-hati hari ini, Vietnam dapat membuka jalan menuju integrasi berkelanjutan, dengan kepercayaan, data, dan kapasitas kreatifnya sendiri.

Sumber: https://www.sggp.org.vn/khi-niem-tin-so-la-chien-luoc-quoc-gia-post817223.html


Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Tim Vietnam naik ke peringkat FIFA setelah menang atas Nepal, Indonesia dalam bahaya
71 tahun setelah pembebasan, Hanoi tetap mempertahankan keindahan warisannya dalam arus modern
Peringatan 71 Tahun Hari Pembebasan Ibu Kota - membangkitkan semangat Hanoi untuk melangkah mantap menuju era baru
Daerah banjir di Lang Son terlihat dari helikopter

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

No videos available

Peristiwa terkini

Sistem Politik

Lokal

Produk