Ketua Majelis Nasional Tran Thanh Man menekankan bahwa tujuan amandemen Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan dan undang-undang terkait untuk mengatur kembali aparatur negara adalah untuk mendesentralisasikan dan mendelegasikan kekuasaan secara lebih kuat guna memecahkan masalah-masalah praktis dan membuka sumber daya pembangunan.
Berdasarkan praktik untuk mendorong pembangunan
Pagi hari tanggal 13 Februari, melanjutkan program Pada sidang luar biasa ke-9, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) membahas secara berkelompok Rancangan Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan (perubahan), Rancangan Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan Daerah (perubahan), dan Rancangan Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang mengatur penanganan sejumlah masalah yang berkaitan dengan penataan kembali aparatur negara.
Berbicara di Grup 13, Ketua Majelis Nasional Tran Thanh Man menekankan bahwa amandemen tersebut Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan Ini akan menciptakan mekanisme desentralisasi yang kuat, membantu Pemerintah menjadi lebih proaktif dalam memecahkan masalah-masalah sulit dan membuka sumber daya untuk pembangunan.
Beliau menegaskan bahwa permasalahan yang jelas, matang, dan terbukti dalam praktik perlu segera diselesaikan, bukan karena prosedur yang kaku menghambat pembangunan negara. Hal ini juga merupakan pandangan panduan dari otoritas yang berwenang yang telah berulang kali disebutkan oleh Sekretaris Jenderal To Lam.
"Praktik adalah tolok ukurnya. Isu-isu yang sudah matang, jelas, dan terbukti dalam praktik harus segera diselesaikan. Proses dan prosedur yang kaku tidak boleh menghambat pembangunan negara," tegas Ketua Majelis Nasional Tran Thanh Man.
Selain itu, Ketua MPR juga menekankan bahwa dalam proses amandemen, perlu terus dikaji dan dipastikan bahwa ketentuan dalam Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan telah sesuai dengan Undang-Undang Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta menjamin adanya konsistensi dan sinkronisasi antar ketentuan peraturan perundang-undangan, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan efektif.
Terkait amandemen Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan Daerah, Ketua DPRD menegaskan, tujuannya adalah untuk memberikan kewenangan yang lebih besar kepada pemerintah daerah sesuai dengan motto "daerah tahu, daerah berbuat, daerah bertanggung jawab".
Namun demikian, Ketua DPR RI juga menyampaikan bahwa meskipun banyak daerah yang proaktif dan kreatif dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan, namun masih ada daerah yang belum benar-benar bertindak tegas, bahkan masih ada yang mengeluh dan meratap ketika menghadapi kesulitan.
Ketua Majelis Nasional, Tran Thanh Man, juga menekankan perlunya memperkuat pengawasan terhadap undang-undang, keputusan, dan surat edaran setelah diundangkan. Oleh karena itu, Majelis Nasional akan memperkuat pengawasan untuk memastikan konsistensi dan kesesuaian dokumen hukum dengan Konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain itu, Dewan Rakyat di semua tingkatan juga akan mempromosikan fungsi pengawasan mereka, memutuskan isu-isu penting yang terkait dengan kebijakan pembangunan daerah, dengan demikian memastikan konsistensi dan efektivitas dalam melaksanakan kebijakan dan pedoman Partai dan Negara.
Ramping tapi kuat
Terkait rancangan Resolusi Majelis Nasional yang mengatur penanganan sejumlah isu terkait reorganisasi aparatur negara, Ketua Majelis Nasional, Tran Thanh Man, secara khusus menekankan bahwa reformasi dan reorganisasi aparatur negara merupakan revolusi besar dengan makna yang luas. Tujuannya adalah membangun aparatur negara yang efisien dan efektif, sekaligus memastikan fleksibilitas dan respons cepat terhadap kebutuhan pembangunan negara.
Dikatakannya, penataan aparatur negara tidak hanya harus menjamin efisiensi dalam pengelolaan dan operasional, tetapi juga harus menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, sehingga kapasitas pegawai dapat maksimal. staf dan pegawai negeri sipil
"Ramping tapi kuat," tegas Ketua Majelis Nasional. Hal ini membutuhkan perubahan mendasar dalam struktur organisasi dan aparatur negara, terutama dalam pemilihan dan pemanfaatan sumber daya manusia yang berbakat dan cakap untuk mengabdi kepada negara.
Ketua Majelis Nasional Tran Thanh Man juga menginformasikan bahwa amandemen dan penataan ulang aparatur negara kali ini akan melibatkan lebih dari 300 undang-undang dan lebih dari 5.000 dokumen terkait Keputusan dan Surat Edaran yang perlu diubah.
Reorganisasi ini akan berlaku efektif mulai 1 Maret 2025, menandai titik balik penting dalam upaya membangun aparatur negara. Kementerian dan cabang akan dirampingkan, dan struktur kepegawaian di komite-komite Partai di semua tingkatan akan ditata ulang untuk mempersiapkan Kongres Partai di semua tingkatan, menjelang Kongres Nasional Partai, serta pemilihan Majelis Nasional dan Dewan Rakyat di semua tingkatan untuk periode berikutnya.
"Revolusi perampingan aparatur agar kuat, efektif, efisien, dan berdaya guna telah diterima dengan baik oleh rakyat, kader, dan anggota partai, terutama kader dan anggota partai yang telah pensiun. Kita memang sedang merampingkan aparatur, tetapi perampingannya harus kuat. Untuk itu, kita membutuhkan rakyat. Kali ini, kita sedang mempersiapkan orang-orang elit dan berbakat untuk mengabdi kepada negara dan rakyat," ujar Ketua Majelis Nasional tersebut dengan keyakinannya.
Sumber
Komentar (0)