Dalam dua tahun terakhir, ketika harga kakao global tiba-tiba melonjak tajam ke level tertinggi dalam lebih dari 30 tahun, upaya diam-diam tersebut telah membuahkan hasil. Pasar dunia menyebutnya krisis harga kakao, tetapi bagi petani, ini adalah hadiah bagi mereka yang tetap setia. Di sisi lain, situasi ini juga menimbulkan masalah besar bagi setiap bisnis yang beroperasi di industri kakao dan cokelat: Bagaimana menstabilkan harga bahan baku kakao agar petani dapat merasa aman dalam mengembangkan lahan pertanian mereka dalam jangka panjang?
Ibu Ngo Thi Thao dan suaminya, yang tinggal di distrik Ea Kar, provinsi Dak Lak , menciptakan tampilan daerah penanaman kakao yang berkelanjutan (Foto: Puratos Grand-Place Vietnam).
Solusinya bukan pada angka, melainkan pada pemahaman dan pendampingan petani dari akarnya, dari kebun, tanaman, dan mimpi-mimpi mereka yang sederhana. Oleh karena itu, perjalanan menuju cokelat berkelanjutan perlu berfokus pada orang-orang yang telah membudidayakan setiap buah kakao dalam diam, orang-orang yang selalu menaruh kepercayaan pada lahan dan pepohonan.
Dari hutan kakao yang luas hingga perjalanan menemukan cita rasa cokelat yang istimewa, Puratos Grand-Place Vietnam bertemu dengan para petani yang tekun, menanti hari untuk memanen buah-buahan manis demi kehidupan sejahtera bagi keluarga mereka. Ketika kebun kakao penuh buah, para petani hanya terdiam: tak ada yang membeli, tak ada penjelasan. Buah-buahan manis yang selama ini mereka rawat tiba-tiba menjadi beban.
Bapak Duong Ngoc Thanh, yang tinggal di distrik Chau Duc, provinsi Ba Ria - Vung Tau , telah gigih menggarap kebun kakaonya selama lebih dari 20 tahun (Foto: Puratos Grand-Place Vietnam).
Sejak diluncurkannya program kakao berkelanjutan Cacao-Trace dari Puratos Grand-Place Vietnam, pesan "Rasa Penuh - Hidup Penuh" tetap mempertahankan semangat aslinya: menciptakan cita rasa cokelat yang lezat melalui pemilihan biji kakao berkualitas, penguasaan proses fermentasi, penjemuran di bawah sinar matahari, dan pemanggangan perlahan pada suhu rendah, sekaligus berkontribusi dalam membangun kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat petani di lahan berbentuk S ini.
Ibu Mai Thi Le, tinggal di distrik Chau Duc, provinsi Ba Ria - Vung Tau, gembira dengan harga bagus dan panen kakao yang baik (Foto: Puratos Grand-Place Vietnam).
Untuk lebih menekankan peran petani dalam rantai pasok kakao, sekaligus sebagai penghormatan dan bukti komitmen kuat antara Puratos Grand-Place dan komunitas petani Cacao-Trace, lahirlah kampanye komunikasi emosional "Satu Perjalanan - Seribu Jiwa". Ini bukan sekadar kisah tentang wilayah penghasil kakao, melainkan gambaran nyata ketidakadilan yang telah berlangsung terlalu lama dalam rantai pasok. Keyakinan teguh para petani terhadap kakao inilah yang memotivasi bisnis seperti Puratos Grand-Place untuk bergabung, tidak hanya untuk membeli, tetapi juga untuk bergabung bersama mereka dalam menulis babak baru: lebih adil, lebih berkelanjutan, dan lebih cerah.
Film pendek “A journey - A thousand soulmates”: Memberikan penghormatan kepada para petani kakao yang bisu (Foto: Puratos Grand-Place Vietnam).
Selain komitmen untuk membeli, memberikan dukungan teknis, dan membagikan bibit, para petani juga mendapatkan penghargaan melalui program Bonus Cokelat tahunan. Tahun ini, tidak hanya dihadiri oleh hampir 2.000 rumah tangga petani dan unit pembelian kakao, tetapi upacara penghargaan juga dihadiri oleh Bapak Karl Van den Bossche, Duta Besar Kerajaan Belgia untuk Vietnam.
Acara pemberian Bonus Cokelat di Dataran Tinggi Tengah dengan partisipasi Bapak Karl Van den Bossche - Duta Besar Kerajaan Belgia untuk Vietnam (Foto: Puratos Grand-Place Vietnam).
Dengan total bonus hingga sekitar 25 miliar VND dari tahun 2016 hingga 2024, Bonus Cokelat bukan hanya penghargaan yang pantas atas jerih payah masyarakat, tetapi juga komitmen bisnis secara umum dan Puratos Grand-Place secara khusus dalam perjalanan "Menciptakan nilai - Berbagi nilai".
Source: https://dantri.com.vn/kinh-doanh/kien-tri-hon-2-thap-ky-no-luc-cua-nguoi-nong-dan-trong-cacao-da-duoc-hoi-dap-20250804200324507.htm
Komentar (0)