![]() |
Efek samping kakao
Tanaman ini juga menyebabkan beberapa efek samping bila digunakan dalam dosis besar, termasuk:
_ Reaksi alergi pada kulit
_ Sembelit dan migrain
_ Mual, sakit perut, dan perut kembung.
_ Beberapa orang yang menggunakan mentega kakao secara topikal mungkin mengalami ruam.
Mereka yang perlu meminimalkan konsumsi kakao
Selain efek samping kakao, Anda perlu memperhatikan kelompok orang yang perlu membatasi penggunaan kakao sebanyak mungkin:
_ Wanita hamil dan menyusui: kakao mengandung kafein, tetapi tetap aman untuk wanita hamil dan menyusui. Namun, sebaiknya dikonsumsi secukupnya.
Perhatikan asupan kakao harian Anda. Konsumsi kakao yang tinggi selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau berat badan lahir rendah. Beberapa ahli menyarankan untuk menjaga asupan kafein Anda di bawah 200 mg per hari selama kehamilan.
Konsentrasi kafein dalam ASI sekitar setengah dari konsentrasi kafein dalam darah ibu. Oleh karena itu, jika Anda mengonsumsi terlalu banyak cokelat (sekitar 450 g/hari), bayi Anda yang disusui dapat menjadi rewel dan sering buang air besar.
_ Orang dengan gangguan kecemasan: Banyak ahli khawatir bahwa mengonsumsi kakao dalam jumlah besar dapat memperburuk gangguan kecemasan.
Penderita gangguan pendarahan: Salah satu efek samping kakao adalah memperlambat pembekuan darah. Mengonsumsi kakao dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko pendarahan dan memar pada penderita gangguan pendarahan.
Penderita penyakit kardiovaskular: Kafein dalam kakao dapat menyebabkan aritmia atau detak jantung cepat pada sebagian orang. Oleh karena itu, penderita penyakit jantung sebaiknya tidak mengonsumsinya.
_ Orang dengan sistem pencernaan yang buruk atau diare: diare merupakan efek samping umum dari bubuk kakao bila dikonsumsi secara berlebihan.
_ Orang dengan penyakit gastroesophageal reflux (GERD): Kakao dapat mengganggu efektivitas katup di esofagus, sehingga memperburuk gejala penyakit.
Penderita glaukoma: Kafein dalam kakao meningkatkan tekanan pada mata. Penderita glaukoma harus berhati-hati saat mengonsumsi kakao.
_ Orang dengan sindrom iritasi usus besar (IBS): Kafein dalam kakao, terutama bila dikonsumsi dalam jumlah besar, dapat memperburuk diare dan memperparah gejala sindrom iritasi usus besar.
_ Orang dengan migrain: Konsumsi kakao dapat memicu migrain pada orang yang sensitif terhadap kafein.
Penderita osteoporosis: Kafein dalam kakao dapat meningkatkan jumlah kalsium yang dikeluarkan melalui urin. Oleh karena itu, penderita osteoporosis harus berhati-hati dengan efek samping kakao ini.
_ Orang yang sedang mempersiapkan operasi: Kakao dapat memengaruhi kontrol gula darah selama dan setelah operasi. Hentikan konsumsi makanan ini setidaknya 2 minggu sebelum jadwal operasi.
Tidak semua orang mengalami efek samping ini, terutama pada dosis sedang. Mungkin ada efek samping lain yang tidak tercantum. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang efek samping, konsultasikan dengan apoteker atau dokter Anda.
Dengan apa kakao dapat berinteraksi?
_ Obat-obatan tertentu seperti inhibitor monoamine oksidase dan teofilin.
_ Beberapa obat herbal
Minuman manis dan berkarbonasi seperti kopi, Coca-Cola, dan teh bila digunakan bersama kakao dapat membuat Anda gelisah.
_ Kakao dapat memengaruhi hasil tes katekolamin urin, asam vanili, dan waktu pembekuan.
Hentikan penggunaan kakao jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan berikut untuk menghindari efek samping:
_ Adenosin
_ Klozapin
Dipiridamol
_ Ergotamin
Estrogen
_ Litium
Obat asma (agonis beta-adrenergik)
_ Antidepresan (MAOI)
Obat diabetes
_ Fenilpropanolamin
_ Teofilin
_ Antibiotik (antibiotik kuinolon)
_ Pil kontrasepsi
_ Obat simetidin untuk mengobati penyakit lambung
_ Obat penarikan alkohol disulfiram
_ Flukonazol untuk pengobatan infeksi jamur dan ragi
_ Obat untuk mengatasi detak jantung tidak teratur mexiletine
_ Verapamil obat pengobatan penyakit jantung
[iklan_2]
Sumber: https://kinhtedothi.vn/nhung-nguoi-nao-tuyet-doi-khong-duoc-an-cacao.html







Komentar (0)