Pelatihan Online: Dari Tren hingga Strategi Implementasi
Perkembangan teknologi dan kebijakan transformasi digital nasional telah menjadikan pelatihan daring sebagai strategi kunci bagi banyak universitas dan perguruan tinggi. Ini bukan hanya pembelajaran melalui Zoom, MS Team, tetapi juga seluruh ekosistem yang mencakup: sistem LMS modern, gudang materi pembelajaran digital terstandarisasi, tim dosen yang melek teknologi, dan peta jalan operasional ilmiah .
Pada saat yang sama, koridor hukum juga sedang diselesaikan secara bertahap: Surat Edaran 08/2021/TT-BGDDT mengizinkan pembelajaran daring hingga 30% dari program; Surat Edaran 01/2024/TT-BGDDT mewajibkan setiap sekolah untuk memiliki setidaknya 10% mata kuliah yang siap daring. Peraturan ini menciptakan tekanan sekaligus mendorong fasilitas untuk berinvestasi secara lebih sistematis.
Realitas menunjukkan bahwa banyak sekolah masih kesulitan menerapkan TI secara mandiri dengan infrastruktur TI yang terfragmentasi, perkuliahan yang tidak standar, waktu implementasi yang lambat, dan pengalaman belajar yang tidak memenuhi harapan.

Tren terkini dalam pelatihan daring.
Langkah-langkah untuk menerapkan pelatihan online yang efektif
Tentukan tujuan dan cakupannya
Sejak tahap awal, lembaga pendidikan perlu mendefinisikan secara jelas tujuan, cakupan implementasi, dan skala peserta didik untuk setiap tahap. Fokus pada mata kuliah umum dengan jumlah mahasiswa yang besar dan mudah distandarisasi, serta pemilihan fakultas atau kelompok dosen perintis untuk percontohan, akan membantu sekolah memiliki dasar untuk mengevaluasi efektivitas sebelum melakukan ekspansi. Di saat yang sama, rasio antara pelatihan daring dan langsung perlu diseimbangkan agar sesuai dengan peraturan dan sesuai dengan kapasitas serta infrastruktur staf.
Mempersiapkan staf pengajar
Keberhasilan pelatihan daring sangat bergantung pada instrukturnya. Selain keahlian, mereka perlu menguasai pedagogi digital, mampu mengorganisir kegiatan pembelajaran, melakukan pengujian dan evaluasi di lingkungan digital, serta memanfaatkan LMS dan perangkat pendukungnya secara efektif.
Memilih dan berinvestasi dalam LMS
Platform sumber terbuka seperti Moodle atau Canvas tetap populer karena kemudahan pengaturan awal, tetapi memiliki keterbatasan dalam hal antarmuka, aplikasi seluler, penyesuaian, ekstensibilitas, dan potensi risiko keamanan dari plugin.
Sementara itu, solusi komersial dari penyedia domestik/asing menawarkan lebih banyak fleksibilitas tetapi rentan terhadap ketergantungan, terutama ketika sekolah tidak memiliki pengalaman teknis sejak awal. Banyak sekolah baru menemukan masalah setelah beberapa waktu beroperasi, yang mengakibatkan peningkatan biaya kustomisasi atau bahkan kontraktor tidak lagi memberikan dukungan. Oleh karena itu, pemilihan LMS perlu dikaitkan dengan strategi jangka panjang, alih-alih mengikuti tren sementara.
Membangun gudang sumber belajar digital berkualitas tinggi
Saat ini belum ada peraturan khusus tentang pengembangan kuliah daring untuk universitas dan perguruan tinggi. Sekolah dapat merujuk pada Keputusan 3784/QD-BGDDT tentang pengembangan materi pembelajaran digital dan kursus daring pada platform MOOC, yang mana materi pembelajaran harus mencakup skenario pengajaran, slide, materi bacaan, desain grafis, infografis, penjelasan, dan pertanyaan penilaian.
Alih-alih hanya merekam dosen, sekolah sebaiknya menerapkan animasi, grafik gerak, dan interaksi SCORM untuk meningkatkan daya tarik. Pada tahap awal, kerja sama dengan unit produksi profesional akan membantu memastikan kualitas, sekaligus menciptakan kesempatan bagi staf pengajar untuk belajar dan secara bertahap mengambil inisiatif untuk menerapkannya sendiri di kemudian hari.
Perencanaan penyebaran
Sekolah perlu membentuk komite pengarah khusus dan berkoordinasi erat dengan unit terkait. Dimulai dengan uji coba 2-5% mata kuliah, mengumpulkan umpan balik, dan kemudian memperluasnya secara bertahap akan membantu proses transisi berjalan lancar.
Pelajaran untuk sekolah
Menurut Bapak Nguyen Duc Binh, Direktur OES Online Training Services Joint Stock Company (unit yang memberikan konsultasi dan implementasi pelatihan daring bagi ratusan bisnis, universitas, dan perguruan tinggi), sebagian besar sekolah melakukan beberapa kesalahan umum saat menerapkan pelatihan daring, seperti: Terlalu berfokus pada fitur-fitur "canggih" LMS tetapi jarang menggunakannya; berinvestasi besar-besaran di studio tanpa tim pascaproduksi profesional; membiarkan dosen memproduksi materi pembelajaran mereka sendiri, yang mengakibatkan kualitas gambar yang buruk dan implementasi yang lambat. Akhir-akhir ini, banyak unit terlalu berharap pada AI sebagai "alat universal", padahal kenyataannya, AI hanya efektif jika diterapkan dengan tepat dalam rantai produksi materi pembelajaran.

Master Nguyen Duc Binh memperkenalkan topik penerapan teknologi dalam pelatihan.
Praktik menunjukkan bahwa pelatihan daring hanya efektif jika diterapkan secara komprehensif dan memiliki peta jalan yang jelas. Hal ini menjadi kunci untuk membantu sekolah tidak hanya memenuhi regulasi, tetapi juga menciptakan keunggulan berkelanjutan dalam proses transformasi digital pendidikan.
Sumber: https://vtcnews.vn/kinh-nghiem-thuc-tien-trien-khai-dao-tao-truc-tuyen-cac-truong-dai-hoc-cao-dang-ar967353.html
Komentar (0)