
Membangun kode area yang berkembang adalah "batu bata pertama" untuk mengkomersialkan kredit karbon hutan - Ilustrasi foto
Dengan luas hutan sekitar 14,8 juta hektar, yang lebih dari 4 juta hektar di antaranya merupakan hutan tanaman, Vietnam memiliki potensi besar untuk mengembangkan pasar kredit karbon hutan. Namun, untuk merealisasikan sumber daya ini, persyaratan utamanya adalah mengidentifikasi setiap petak hutan, memastikan data yang transparan dan terpadu, serta ketertelusuran.
Menurut Dr. Hoang Lien Son, Direktur Pusat Penelitian Ekonomi Kehutanan (Institut Ilmu Kehutanan Vietnam), penetapan kode area penanaman merupakan "batu bata pertama" untuk mengkomersialkan kredit karbon hutan. Ketika setiap petak hutan diberi kode, manfaat karbon dan hak akses pasar bagi pemilik hutan ditetapkan dengan jelas, sehingga menciptakan fondasi bagi Vietnam untuk memasuki pasar karbon domestik dan internasional.
Kredit karbon hutan adalah cara untuk "menentukan harga" jumlah CO₂ yang diserap hutan. Bisnis yang melampaui ambang batas dapat membeli kredit untuk mengimbangi emisi mereka, sementara pemilik hutan menerima pendapatan dari perlindungan hutan mereka. Mekanisme ini menciptakan insentif ekonomi bagi masyarakat untuk memelihara, memperluas, dan merawat hutan mereka dengan lebih baik.
Di tingkat nasional, kredit karbon merupakan salah satu instrumen penting untuk mewujudkan komitmen mencapai nol emisi bersih pada tahun 2050. Di antara sektor-sektor yang berpotensi mengurangi emisi, kehutanan menonjol berkat kemampuannya menyerap karbon secara alami dan menciptakan penghidupan berkelanjutan bagi jutaan orang di wilayah pegunungan. Namun, agar kredit kehutanan dapat diperdagangkan, setiap ton CO₂ yang diserap harus diukur dan diverifikasi melalui sistem MRV (Pengukuran – Pelaporan – Verifikasi). Oleh karena itu, peraturan kawasan hutan tanaman menjadi mendesak.
Setelah petak hutan diberi kode, semua informasi termasuk koordinat GPS, luas, spesies pohon, tahun tanam, status pertumbuhan, dll. diunggah ke platform digital iTwood. Sistem ini menghubungkan peta SIG dan citra satelit, memungkinkan pemantauan hutan secara real-time dan pengelolaan transparan untuk seluruh siklus hidupnya.
Poin kuncinya adalah data dari iTwood menjadi dasar penerapan MRV—proses wajib bagi proyek karbon untuk mendapatkan sertifikasi sesuai standar internasional seperti Gold Standard, CCBA, Verra, atau Plan Vivo. Dalam proyek FCBMO, lebih dari 5.000 hektar hutan tanaman di Lao Cai telah diberi kode area, diujicobakan agar sesuai dengan standar-standar ini, dan menunjukkan kemampuan untuk memiliki dan memperdagangkan kredit dari setiap pemilik hutan.
Teknologi ini membantu memecahkan dua masalah utama: menghindari duplikasi data dan memastikan kredit karbon terlacak di seluruh siklus hidup hutan. Hal ini merupakan prasyarat bagi organisasi internasional untuk menerima kredit dari Vietnam.
Peluang puluhan juta kredit setiap tahun dari hutan
Meskipun potensinya besar, penerapan kode area kredit karbon masih menghadapi banyak tantangan.
Yang pertama adalah kesadaran masyarakat. Bagi banyak petani hutan, karbon masih merupakan konsep abstrak, sebuah "aset tak berwujud" yang nilainya sulit divisualisasikan. Hanya ketika mereka melihat manfaat yang jelas—seperti menjual kayu melalui iTwood atau menerima pembayaran yang lebih cepat untuk jasa lingkungan hutan—mereka akan tertarik dan berpartisipasi secara proaktif.
Kedua, data kehutanan tidak konsisten. Di beberapa daerah, catatan lahan hutan tidak akurat atau tumpang tindih, sehingga menyulitkan penentuan batas dan kepemilikan – faktor kunci dalam penetapan hak karbon.
Ketiga, kesenjangan hukum. Vietnam saat ini belum memiliki regulasi yang memadai mengenai hak karbon, hak kepemilikan karbon, dan mekanisme pembagian manfaat, sehingga pemilik hutan merasa kurang aman untuk berpartisipasi dalam proyek karbon. Jika hambatan ini tidak diatasi, manfaat dari pasar karbon akan sulit menjangkau masyarakat – subjek langsung dari perlindungan hutan.
Saat ini, Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup sedang berkoordinasi dengan badan-badan khusus untuk melengkapi pedoman teknis, melengkapi peraturan tentang hak karbon, dan melatih kapasitas MRV lokal, dalam rangka mempersiapkan landasan kelembagaan bagi pasar karbon domestik untuk beroperasi.
Dengan lebih dari 4 juta hektar hutan tanaman, Vietnam dapat menyerap puluhan juta ton CO₂ setiap tahun, setara dengan puluhan juta kredit karbon. Jika tersertifikasi penuh, ini akan menjadi sumber pendanaan baru untuk melengkapi lebih dari 25.000 miliar VND yang dihabiskan untuk jasa lingkungan hutan selama dekade terakhir.
Tidak hanya membuka peluang untuk meningkatkan penghidupan berkelanjutan bagi masyarakat di daerah pegunungan, pasar kredit karbon juga membantu Vietnam memenuhi standar pasar internasional yang ketat seperti EUDR, CBAM, meningkatkan kemampuan mengekspor kayu legal dan meningkatkan prestise nasional.
Prospek masa depan dinilai dengan jelas oleh para ahli: ketika sepenuhnya menggabungkan teknologi - kebijakan - manusia, Vietnam tidak hanya dapat menjual kayu tetapi juga menjual nilai lingkungan, menjadikan kehutanan sebagai sektor ekonomi yang benar-benar hijau.
Do Huong
Sumber: https://baochinhphu.vn/lam-nghiep-phat-trien-thi-truong-tin-chi-carbon-tu-dinh-danh-lo-rung-102251115151553539.htm






Komentar (0)