Dalam beberapa tahun terakhir, banyak sekolah di provinsi ini telah memasukkan penggunaan kostum tradisional dalam kegiatan ekstrakurikuler, menjadikannya sebuah sorotan budaya yang bermakna. Kostum warna-warni suku Mong, Dao, dan Tay... tidak hanya memeriahkan suasana sekolah, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga, membantu siswa lebih memahami asal-usul dan nilai-nilai budaya suku mereka. Dengan demikian, sekolah dan orang tua bekerja sama untuk melestarikan dan menyebarkan keindahan budaya langsung dari lingkungan pendidikan .
Tiba di Sekolah Menengah Yen Binh untuk Etnis Minoritas, Kelurahan Yen Binh pada Senin pagi, suasana ramai dan bangga para siswa terasa begitu nyata. Seluruh halaman sekolah diterangi cahaya bak lukisan multietnis yang hidup: warna merah cerah yang mencolok dari kostum etnis Cao Lan, fitur lembut dan halus dari pakaian tradisional masyarakat Dao, atau warna nila yang hangat dan abadi dari masyarakat Tay...


Dengan balutan busana bersulam dan bercorak khas budaya daerah, para siswa, terlepas dari latar belakang etnis mereka, penuh kebanggaan dalam mengekspresikan identitas tanah air dan desa mereka. Mengenakan kostum nasional pada hari pertama minggu tersebut telah mengubah upacara pengibaran bendera menjadi ritual budaya yang khidmat, di mana para siswa tidak hanya belajar tentang etika dan ilmu pengetahuan, tetapi juga belajar tentang identitas kelompok etnis mereka sendiri dan identitas teman-teman mereka.
Dao Thien Huong, siswa kelas 8A, berbagi rasa bangganya: “Mengenakan kostum tradisional membuat saya merasa lebih cantik dan percaya diri. Kostum Cao Lan berwarna-warni dan nyaman, jadi semua teman saya menyukainya. Ketika saya melihat kelompok etnis lain mengenakan kostum tradisional, saya merasa lebih bangga karena kami berkontribusi dalam menyebarkan keindahan budaya tanah air kami. Saya juga sangat senang memperkenalkan kostum tradisional saya kepada guru dan teman-teman di sekolah.”
Tahun ajaran ini, Sekolah Menengah Yen Binh untuk Etnis Minoritas memiliki 209 siswa, yang sebagian besar merupakan anak-anak dari etnis minoritas. Bagi sekolah, kostum tradisional tidak hanya menciptakan keindahan estetika tetapi juga merupakan metode pendidikan visual, membantu siswa menghargai warisan mereka melalui pengalaman sehari-hari yang dekat.
Sekolah ini mengintegrasikan penggunaan kostum tradisional ke dalam kegiatan kelompok, klub, dan kompetisi untuk mempelajari budaya adat serta hari besar. Para guru juga didorong untuk mengenakan kostum tradisional, sehingga menciptakan keseragaman dan menyebar lebih luas di lingkungan pendidikan.
Guru Bui Thi Kim Thoa - Kepala Sekolah Menengah Yen Binh untuk Etnis Minoritas, berkata: Kami berharap bahwa seminggu sekali, anak-anak dapat hidup di ruang budaya masyarakat mereka sendiri, tidak hanya melalui buku tetapi juga melalui pakaian yang mereka kenakan.
Ketika mengenakan kostum nasional, anak-anak menjadi sangat antusias, bersatu, dan semakin sadar akan pentingnya melestarikan budaya. Ini bukan sekadar formalitas, melainkan cara bagi mereka untuk bangga dengan akar budaya mereka dan melanjutkan warisan leluhur.
Di TK Hong Ca di Komune Hung Khanh, yang lebih dari 90% muridnya merupakan etnis minoritas, para guru secara rutin menyelenggarakan kegiatan mengenakan kostum tradisional, memadukan lagu, tarian, dan permainan rakyat ke dalam pelajaran. Berkat kegiatan ini, anak-anak diperkenalkan dengan budaya etnis sejak pelajaran pertama, yang secara alami membentuk rasa cinta dan kebanggaan terhadap akar mereka.
Inilah yang menjadi landasan bagi anak untuk terus melestarikan dan memajukan nilai-nilai kebangsaan saat mereka dewasa nanti, tanpa tergerus oleh derasnya arus kehidupan modern.

Guru Lo Thanh Tan - kelas TK campuran usia 4-5 tahun mengatakan: "Setiap hari ketika saya pergi ke sekolah, saya melihat anak-anak mengenakan pakaian adat berbagai suku seperti Tay, Dao, Mong... Saya merasa sangat senang. Ketika anak-anak mengenakan pakaian adat, kami percaya bahwa di dalam hati mereka, benih-benih pertama kecintaan terhadap budaya nasional telah tertanam."
Membawa pakaian adat ke sekolah menjadi bagian penting kegiatan pendidikan, menciptakan suasana belajar yang hidup, menumbuhkan dan menumbuhkan rasa bangga serta cinta tanah air pada setiap peserta didik, sekaligus sebagai wujud penerapan model “Sekolah yang peduli terhadap pelestarian jati diri budaya bangsa”.


Menurut Wakil Direktur Departemen Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Nguyen Thu Huong, membawa kostum tradisional ke sekolah merupakan cara praktis untuk mendidik estetika dan menumbuhkan kebanggaan nasional.
Sektor pendidikan mendorong sekolah berasrama etnis dan semi-asrama untuk mendorong siswa mengenakan kostum tradisional pada hari-hari tertentu dalam seminggu; pada saat yang sama, menggabungkan kegiatan ini dengan kegiatan ekstrakurikuler dan festival budaya sehingga siswa dapat lebih memahami akar mereka.
Dari kostum sederhana namun bernuansa budaya, ruang budaya terus menyebar di sekolah-sekolah di seluruh provinsi. Warna-warna tradisional tersebut tak hanya menghiasi halaman sekolah setiap kelas, tetapi juga secara diam-diam memupuk jiwa, membangun kebanggaan, dan menjadi bekal budaya yang kokoh bagi generasi muda dalam perjalanan menuju masa depan.
Sumber: https://baolaocai.vn/lan-toa-ve-dep-trang-phuc-truyen-thong-trong-truong-hoc-vung-cao-post887702.html






Komentar (0)