Beberapa menit setelah gempa bumi, peringatan tsunami dikeluarkan di Ukedo, dan staf sekolah mendesak siswa untuk segera mengungsi ke Gunung Ohirayama di dekatnya, sekitar 1,5 km dari sekolah.
Sekitar 40 menit setelah gempa bumi melanda, seluruh siswa dan staf dievakuasi dengan selamat. Namun, sekolah tersebut rusak parah. Reruntuhan Sekolah Dasar Ukedo di kota Namie, yang terletak di wilayah pesisir Prefektur Fukushima (Jepang).
Pada tahun 2021, sisa bangunan Sekolah Dasar Ukedo dibuka untuk umum. Meskipun sebagian besar fasilitasnya masih utuh, puing-puing, lantai dan langit-langit yang terkelupas, perabotan yang rusak, dan barang-barang lainnya... Kami, dan mungkin semua pengunjung di sini, tercengang oleh besarnya kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi dan tsunami dan semakin memahami pentingnya pencegahan dan mitigasi bencana.
Di kota Namie hari itu, gempa berkekuatan 6 skala Richter merobohkan bangunan-bangunan dan mengguncang penduduk. Gempa ini diikuti oleh tsunami dahsyat setinggi 15,5 meter yang menelan rumah-rumah dan masyarakat di sepanjang pantai.
Namun, di Sekolah Ukedo, semua siswa dan guru bertahan hidup berkat keputusan yang cepat dan akurat.
Warga setempat mengatakan penyelamatan seluruh siswa dan staf di Sekolah Ukedo bukanlah keajaiban. Melainkan, itu adalah hasil dari pengambilan keputusan yang cepat dan akurat serta kerja sama tim.
Tsunami membanjiri lantai dua gedung sekolah menengah setinggi 10m, menyebabkan kerusakan pada perabotan.
Sebuah model Ukedo pra-gempa dipajang di ruang kelas. Model tersebut memiliki bendera yang melambangkan kenangan masyarakat.
"Semuanya, pergilah ke peron. Aku akan mengantar kalian ke sana," begitulah bunyi lukisan yang dipajang di sekolah tersebut.
Puing-puing, lantai dan langit-langit yang terkelupas, puing-puing, perabotan yang jatuh, dan barang-barang sekolah lainnya dibiarkan hampir utuh.
Di dekatnya, di Museum Peringatan Gempa Bumi Besar dan Bencana Nuklir, pengunjung belajar tentang daerah tersebut sebelum, selama, dan setelah bencana, memperoleh wawasan tentang pemulihan Fukushima dan penghentian operasional pembangkit listrik tenaga nuklir TEPCO Fukushima Daiichi, dan mendengarkan kesaksian dari penduduk.
Dengan mengunjungi museum ini, pengunjung dapat merasakan bagaimana Fukushima menangani bencana yang kompleks dan belum pernah terjadi sebelumnya serta dampaknya yang berkelanjutan, sekaligus menyampaikan pelajaran untuk masa depan tentang pentingnya pencegahan dan mitigasi bencana. Museum ini dibuka pada September 2020 dan memamerkan sekitar 200 artefak terkait gempa bumi, tsunami, dan bencana nuklir.
Foto-foto tersebut menghantui pengunjung dengan kenangan terkait bencana tersebut.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)