" Dulu Tiongkok memiliki persenjataan nuklir yang sangat, sangat kecil dan relatif ketinggalan zaman. Yang kita saksikan seiring waktu adalah mereka telah mengembangkannya menjadi triad nuklir, dengan angkatan laut yang memiliki kapal selam rudal balistik yang melakukan patroli pencegahan," kata Michael Chase, Wakil Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Tiongkok.
Dalam beberapa tahun terakhir, AS telah melihat peningkatan dalam keragaman kemampuan serta rudal yang mampu melakukan serangan presisi dengan hulu ledak nuklir berkekuatan rendah dari Beijing.
Jumlah total hulu ledak nuklir China telah meningkat menjadi 600.
Laporan Kekuatan Militer China, yang diwajibkan oleh Kongres AS dan diterbitkan setiap tahun selama dua dekade terakhir, juga mencakup kemampuan pertahanan China.
Dalam beberapa tahun terakhir, Pentagon telah berulang kali menilai bahwa pengembangan persenjataan nuklir Tiongkok melampaui imajinasi AS. Pertama, dalam laporan tahun 2021, hulu ledak nuklir Beijing dapat mencapai 1.000 pada tahun 2030.
Per Mei 2023, Pentagon memperkirakan Tiongkok memiliki lebih dari 500 hulu ledak nuklir aktif. Pada pertengahan 2024, jumlah tersebut akan meningkat sekitar 20%. Sementara itu, per 2023, AS memiliki 3.748 hulu ledak nuklir aktif.
Tiongkok menolak membatasi pengembangannya berdasarkan perjanjian pengendalian senjata internasional, dengan menyatakan bahwa Amerika Serikat dan Rusia, yang memiliki persenjataan nuklir terbesar, harus bertanggung jawab untuk membatasi persenjataan mereka. Tiongkok bersikeras mempertahankan kekuatan nuklirnya pada tingkat yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan keamanan nasionalnya.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/lau-nam-goc-trung-quoc-so-huu-600-dau-dan-hat-nhan-ar914720.html






Komentar (0)