![]() |
Pernah terlupakan di PSG, Hugo Ekitike membuktikan nilai sebenarnya di Liverpool berkat pelajaran berharga dari Messi, Neymar, dan Mbappé. |
Dulunya pemain cadangan di PSG, Hugo Ekitike kini menjadi bintang di Liverpool. Ia membawa serta pelajaran dari Messi, Neymar, dan Mbappe, serta hasrat untuk menunjukkan jati dirinya di Anfield.
Ekitike di antara para raksasa
Ekitike tidak memiliki masa kecil yang gemilang di dunia sepak bola. Ia tidak tumbuh di pusat pelatihan ternama, tidak tumbuh besar karena gol-gol gemilang. Namun, Ekitike hidup di dunia para raksasa. Saat di PSG, ia berlatih setiap hari bersama Lionel Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe. Ia tidak banyak bermain, tetapi ia mengamati. Dan ia belajar.
"Dari Messi, saya belajar melihat sesuatu lebih awal," kata Ekitike. "Neymar mengajari saya cara mengontrol bola dan mengolahnya dengan baik. Mbappe membantu saya memahami cara berlari tanpa bola. Saya belajar banyak dari mereka."
Pernyataan itu bukan hanya sebuah penghormatan, tetapi juga pengakuan bahwa ia tertinggal. Ekitike tahu ia tak mungkin menjiplak ketiga legenda itu. Namun, ia bisa memanfaatkan setiap detail, setiap kebiasaan, setiap penampilan untuk menyempurnakan dirinya.
Di Liverpool, Ekitike sedang berada di jalur yang sama. Ia telah mencetak enam gol dalam 15 pertandingan. Ia pernah diusir wasit karena melepas kausnya saat merayakan gol di Piala Liga. Pelatih Arne Slot menyebutnya "bodoh", tetapi Ekitike hanya tertawa: "Sekarang saya ingat untuk menyimpan kaus saya." Ia mengerti bahwa Slot membantunya berkembang.
"Dia selalu menekan saya. Kalau pelatih tidak bilang apa-apa, itu buruk. Dia ingin saya bermain lebih baik, dan saya paham itu bagus," kata Ekitike.
![]() |
Ekitike beradaptasi dengan cepat di Liverpool. |
Ekitike tidak terlihat seperti bintang. Ia pekerja keras, pendiam, dan suka belajar. Striker Prancis ini tidak mengeluh ketika harus bermain di sayap, tidak mengeluh ketika digantikan lebih awal. Mantan pemain PSG ini hanya ingin maju selangkah demi selangkah. Dan langkah-langkah inilah yang membawanya kembali ke persaingan memperebutkan posisi No. 9 di Liverpool.
Saingan langsungnya adalah Alexander Isak, pemain termahal klub. Namun, Isak cedera, dan Ekitike diberi kesempatan untuk menjadi starter. Ia tahu betul bahwa setiap pertandingan kini adalah ujian.
"Aku bisa bermain dengan Isak," katanya. "Kita akan belajar menemukan satu sama lain." Kalimat itu singkat, tetapi menangkap semangat yang diinginkan Slot: bermain untuk tim, bukan untuk dirinya sendiri.
Kesempatan bagi Ekitike untuk menegaskan
Ekitike menghadapi Manchester City di depannya, sementara Erling Haaland di ujung lapangan lainnya. "Dia salah satu striker terbaik di dunia," aku Ekitike. "Haaland bisa membuat perbedaan tanpa banyak menyentuh bola. Saya belajar banyak dari mengamatinya."
Pernyataan itu seperti cermin: Haaland adalah model penyerang modern, dengan sentuhan yang minim, tetapi selalu efektif. Ekitike sedang belajar untuk mendekati model tersebut.
![]() |
Ekitike adalah harapan Liverpool. |
Perjalanan Ekitike tak pernah mudah. Dari Reims ke Denmark untuk mencari peluang, lalu kembali ke Prancis, lalu ke Jerman, dan kini ke Inggris. Setiap kepindahannya menjadi awal yang baru. Namun, Ekitike tak kehilangan kepercayaannya. Mbappe, yang pernah menganggapnya sebagai adik, memberinya ucapan selamat saat Liverpool mengalahkan Real Madrid.
“Dia melihat saya menderita di PSG, jadi dia senang keadaan sudah lebih baik sekarang,” kata Ekitike.
Kini, berdiri di Anfield, ia bukan lagi pemain cadangan muda yang menjadi sorotan orang lain. Ia adalah striker Liverpool, yang belajar menjadi dewasa berkat pelajaran dari tiga legenda.
Messi mengajarinya visi. Neymar mengajarinya emosi. Mbappe mengajarinya kecepatan dan hasrat. Arne Slot mengajarinya kegigihan. Dan Ekitike mengajari Liverpool sesuatu yang telah mereka lupakan: bakat tidak hanya datang dari naluri, tetapi dari kerendahan hati dan kemauan untuk belajar.
Sumber: https://znews.vn/liverpool-co-gi-trong-phien-ban-hoan-thien-cua-hoc-tro-messi-post1601192.html









Komentar (0)