
Untuk bisa naik pangkat, pion harus melewati banyak kontroversi - Foto: Wikipedia
Berasal dari Chaturanga dan Shatranj
Promosi pion pertama kali muncul di Chaturanga—permainan pendahulu catur—yang berasal dari abad ke-6 di India. Oleh karena itu, ketika pion (prajurit infanteri) mencapai peringkat terakhir lawan, ia akan dipromosikan.
Awalnya, para sejarawan memperdebatkan posisi di mana pion dapat dipromosikan. Teori yang populer adalah bahwa pion hanya dipromosikan menjadi Mantri (bentuk awal Ratu, yang hanya bergerak satu petak secara diagonal) dalam arti bahwa seorang prajurit yang melintasi seluruh garis pertahanan akan dipromosikan menjadi perwira junior.
Hipotesis lain yang lebih rumit adalah bahwa pion akan dipromosikan ke bidak yang awalnya berdiri di kolom tersebut (kecuali kolom Raja).
Ketika Chaturanga diperkenalkan ke Timur Tengah dan menjadi Shatranj (sekitar abad ke-7), aturannya disederhanakan: pion hanya dapat dipromosikan menjadi Fers (setara dengan Mantri).
Abad ke-15: Perang Kedua Melawan Ratu
Titik balik yang besar terjadi pada abad ke-15 dengan munculnya Ratu modern, yang memiliki kekuatan untuk bergerak tanpa batas di papan. Kekuatan ini memicu gelombang perlawanan yang kuat terhadap aturan promosi.
Banyak pemain, terutama di Italia, pada abad ke-18 dan awal abad ke-19 tidak menerima bahwa seorang pemain dapat memiliki dua ratu sekaligus. Mereka mengikuti aturan promosi terbatas. Secara spesifik, pion hanya dapat dipromosikan ke bidak yang telah ditangkap sebelumnya.
Jika semua bidak non-pion pemain tetap berada di papan, pion tersebut tetap berada di baris terakhir hingga salah satu bidaknya dimakan. Kemudian, pion tersebut akan segera mengambil alih peran bidak tersebut.
Pemain catur hebat Philidor juga sangat menentang adanya dua ratu, dan memasukkan pembatasan ini dalam semua edisi buku caturnya (1749–1790).
Meskipun aturan-aturan yang membatasi berlaku di banyak tempat (seperti Eropa Utara, Rusia, dan Jerman), tren global masih mengarah pada kesederhanaan dan fleksibilitas.
Pada pertengahan abad ke-19, terutama setelah buku catur Jacob Sarratt tahun 1828 memperkenalkan promosi tanpa batas, aturan tersebut menjadi populer.
Akhirnya, aturan promosi tanpa batas (yang memungkinkan pion untuk mempromosikan buah catur apa pun, bahkan jika tidak ditangkap, yang memungkinkan lebih dari satu ratu) menang. Aturan ini diadopsi secara seragam di seluruh dunia , menjadi bagian integral dari catur modern.
Sumber: https://tuoitre.vn/luat-chot-phong-cap-duoc-bien-hoa-ra-sao-trong-co-vua-20251025074040607.htm






Komentar (0)