Bertajuk "Destinasi Perjalanan Global 2025", Konferensi Bisnis Perjalanan Internasional, yang berlangsung dari 1-3 Oktober di Kuala Lumpur, menandai momen penting bagi industri pariwisata negara ini dalam persiapannya menghadapi kampanye "Kunjungi Malaysia 2026" (VM2026). Acara ini mempertemukan sekitar 600 perwakilan perjalanan internasional dan 400 entitas Malaysia, termasuk hotel, operator tur, maskapai penerbangan, dan berbagai produk pariwisata.
Berbicara pada upacara pembukaan, Wakil Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya, Khairul Firdaus Akbar Khan, menekankan pentingnya promosi ini sebagai platform untuk mewujudkan ide menjadi tindakan. Beliau menggambarkan acara ini sebagai katalis utama dalam memicu energi baru dan menciptakan momentum yang kuat untuk mewujudkan tujuan ambisius Malaysia untuk Visit Malaysia 2026.
Melalui konferensi ini, Kementerian Pariwisata, Seni, dan Budaya bertujuan untuk memperkuat kemitraan dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan, termasuk menciptakan platform bagi para pemangku kepentingan pariwisata untuk saling terhubung, memposisikan Malaysia sebagai pusat global untuk pariwisata dan pertukaran budaya, mengeksplorasi pendekatan inovatif untuk pariwisata digital dan berbasis komunitas, serta memperkuat aliansi strategis, menurut Bapak Khairul. Tujuan-tujuan ini sejalan dengan Kebijakan Pariwisata Nasional Malaysia 2020–2030, yang berfokus pada keberlanjutan.
Kegiatan promosi ini hadir di tengah pemulihan dan pertumbuhan industri pariwisata Malaysia yang impresif. Tahun lalu, negara ini menyambut 38 juta wisatawan mancanegara, naik 31,1% dari tahun sebelumnya dan 8,3% dari tingkat sebelum COVID-19. Momentum pertumbuhan ini diperkirakan akan berlanjut pada tahun 2025, dengan 24,5 juta wisatawan mancanegara tercatat dalam tujuh bulan pertama tahun ini saja, naik 16,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Pasar pelanggan utama Malaysia meliputi Singapura, Indonesia, Tiongkok, Thailand, Brunei Darussalam, India, Filipina, Korea Selatan, Australia, dan Taiwan (Tiongkok).
Dengan target ambisius 47 juta kunjungan internasional pada tahun 2026, pelaku usaha pariwisata Malaysia mendesak pemerintah untuk meningkatkan dukungan guna memastikan keberhasilan kampanye VM2026. Nigel Wong, presiden Asosiasi Agen Perjalanan dan Pariwisata Malaysia (Matta), mengatakan biaya pemasaran luar negeri menjadi lebih mahal akibat melemahnya ringgit. Oleh karena itu, ia mendesak pemerintah untuk menggandakan anggaran pemasaran internasional, terutama ke pasar-pasar utama seperti Tiongkok dan India. Ia juga memperingatkan bahwa operator tur ilegal dan penipuan telah merusak reputasi negara.
Di sektor perhotelan, Christina Toh, Presiden Asosiasi Perhotelan Malaysia (MAH), menyerukan perluasan insentif pajak untuk hotel bintang 4 dan 5, serta pemberian hibah digitalisasi untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja. Ia menekankan visi jangka panjang kampanye ini, karena VM2026 tidak seharusnya dipandang sebagai kampanye satu tahun, melainkan harus meletakkan fondasi bagi apa yang dapat ditawarkan industri pariwisata Malaysia kepada dunia. Pariwisata membantu meningkatkan seluruh rantai pasokan, menciptakan peluang ekonomi, meningkatkan permintaan barang konsumsi yang bergerak cepat, dan memastikan stabilitas pekerjaan di berbagai industri.
Selama acara tersebut, para delegasi akan berpartisipasi dalam sesi bisnis-ke-bisnis langsung, acara jaringan, dan Perjalanan FAM untuk merasakan keragaman pariwisata Malaysia: dari budaya, ekologi hingga kuliner dan wisata petualangan.
Sumber: https://baotintuc.vn/du-lich/malaysia-khoi-dong-chien-dich-tham-vong-thu-hut-khach-du-lich-quoc-te-20251001194115843.htm
Komentar (0)