Penipuan pengiriman baru: Pindai kode QR, semua data hilang. Tak hanya pembeli online, siapa pun yang penasaran pun bisa menjadi korban penipuan baru ini.

Biro Investigasi Federal AS (FBI) baru saja mengeluarkan peringatan darurat tentang bentuk penipuan canggih terkait pengiriman barang. Para penipu mengirimkan paket secara acak kepada penerima meskipun mereka tidak pernah memesannya. Awalnya, trik ini digunakan untuk membuat ulasan palsu di platform e-commerce, tetapi bahaya sebenarnya terletak pada kertas cetak berkode QR di dalam kotak.
Hanya dengan satu pemindaian, korban dapat membuka celah bagi peretas untuk membobol ponsel mereka. Kode QR ini mengarahkan ke situs web palsu yang meminta informasi pribadi, data keuangan, atau memasang malware.
Setelah terjebak, penipu dapat mengumpulkan semua informasi mulai dari kartu kredit, rekening bank, surat berharga, hingga dompet elektronik. Lebih parah lagi, data pribadi juga berisiko dijual di pasar gelap tanpa sepengetahuan korban.
Dari trik di AS hingga kenyataan di Vietnam
Bahaya trik ini adalah paket seringkali tidak memiliki alamat pengirim atau informasi pengirim, membuat penerima curiga sekaligus penasaran. Dengan kebiasaan memindai kode QR dengan mudah di ponsel pintar, banyak orang mudah tertipu hanya dalam hitungan detik.
Yang mengkhawatirkan, penipuan terkait kode QR juga telah muncul di Vietnam. Menurut surat kabar elektronik pemerintah, di Hanoi , Kepolisian Distrik Tay Ho baru saja menerima laporan dari sebuah minimarket di mana seorang pencuri menempelkan kode QR palsu di kaca. Pemilik toko baru mengetahuinya ketika seorang pelanggan melaporkan bahwa ia telah membayar tetapi uangnya belum ditransfer ke rekeningnya. Setelah diperiksa, ternyata kode QR asli telah disamarkan dengan kode palsu untuk mentransfer uang ke rekening pelaku.
Tak hanya itu, trik menggunakan aplikasi edit foto untuk bertransaksi juga terekam. Kepolisian Distrik Nenh (Kota Viet Yen, Bac Giang ) baru saja menangkap Nguyen Van Phuong (warga Thai Nguyen) atas tuduhan penipuan. Phuong berpura-pura membutuhkan uang tunai, berjanji akan segera mentransfer uang, tetapi sebenarnya menggunakan aplikasi edit foto untuk membuat foto palsu transfer yang berhasil, sehingga mencuri uang dari para pemilik toko.

Di Lao Cai, Kepolisian Kota Lao Cai juga baru saja mendakwa Ha Thi Ngoc (yang tinggal di Vinh Phuc ) atas tuduhan membuat faktur palsu melalui telepon untuk membeli pakaian dan makanan. Terdakwa mengaku telah mengambil foto kode QR toko dan mengirimkannya ke seorang kenalan daring untuk memalsukan transaksi pembayaran, kemudian menggunakan faktur tersebut untuk melakukan penipuan dan mengambil alih properti.
Kasus-kasus di atas menunjukkan bahwa penjahat teknologi tinggi semakin memanfaatkan psikologi subjektif dan kebiasaan pembayaran elektronik untuk menjalankan aksinya yang canggih, sehingga memudahkan konsumen dan pelaku usaha kecil untuk terjebak.
FBI dan polisi memberi saran: Bersikaplah sangat waspada.
FBI menyarankan agar pengguna menghindari pemindaian kode QR pada paket yang tidak dikenal, memeriksa izin dengan cermat saat memasang aplikasi, dan segera mengganti kata sandi jika merasa menjadi target. Di saat yang sama, pengguna juga perlu memantau laporan kredit mereka untuk mendeteksi transaksi yang tidak biasa.
Di Vietnam, kepolisian juga secara bersamaan meninjau dan mensosialisasikan trik baru ini ke toko-toko, supermarket, dan masyarakat. Para pemilik bisnis disarankan untuk memeriksa kode QR secara berkala, tidak langsung mempercayai gambar transfer, tetapi harus memverifikasi jumlah sebenarnya di rekening bank sebelum mengirimkan atau memberikan uang tunai.

Meskipun penipuan pemindaian kode QR dari paket aneh bermula di AS, para pakar keamanan memperingatkan bahwa penipuan ini berpotensi menyebar secara global, terutama di negara-negara dengan tingkat pembayaran digital yang tinggi seperti Vietnam. Mengingat semakin terbiasanya masyarakat Vietnam menggunakan ponsel pintar untuk bertransaksi, mulai dari membeli barang, mentransfer uang, hingga membayar layanan, kecerobohan satu menit saja dapat mengubah ponsel menjadi "gerbang" bagi peretas untuk mengambil alih semua data.
Meningkatkan kewaspadaan, melakukan verifikasi secara cermat sebelum setiap transaksi, dan secara berkala memperbarui informasi peringatan dari pihak berwenang akan menjadi "perisai" yang diperlukan untuk menghindari kehilangan uang dan melindungi data pribadi.
Sumber: https://baolaocai.vn/mot-phut-to-mo-quet-ma-qr-cai-gia-phai-tra-la-toan-bo-du-lieu-ca-nhan-va-tai-chinh-post879999.html
Komentar (0)