Perkara jual beli tanah dengan dokumen tulisan tangan diperbolehkan untuk diberikan buku merah.
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Pertanahan tahun 2013, perjanjian pengalihan, hibah, hipotek, penyertaan modal dengan menggunakan hak guna tanah, hak guna usaha, dan aset yang melekat pada tanah wajib diaktakan atau disahkan oleh notaris, kecuali untuk bisnis properti. Namun, karena sejarah, banyak orang sebelumnya membeli rumah dan tanah hanya dengan dokumen tertulis. Untuk mengatasi hal ini, undang-undang telah memperbolehkan penerbitan sertifikat hak guna usaha untuk kasus jual beli dengan dokumen tertulis.
Dengan demikian, ada 2 kasus pembelian dan penjualan real estat dengan dokumen tulisan tangan yang akan diberikan buku merah.
Kasus 1, penggunaan tanah dengan mengalihkan atau menerima hak penggunaan tanah sebagai hadiah sebelum 1 Januari 2008.
Perkara 2, menerima pengalihan atau hibah sejak tanggal 1 Januari 2008 sampai dengan sebelum tanggal 1 Juli 2014, yang mana tanah tersebut mempunyai dokumen hak guna usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 Undang-Undang Agraria Tahun 2013 dan Pasal 18 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pertanahan, sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 01 Tahun 2017 tentang Pertanahan.
Dengan demikian, apabila penerima pengalihan hak guna tanah dengan dokumen tulis tangan termasuk dalam salah satu dari dua kasus di atas, maka yang bersangkutan tetap memperoleh sertifikat hak guna tanah.
Bagaimana cara membuat buku merah saat membeli dan menjual tanah dengan kertas tulis tangan? (Ilustrasi: Internet)
Tata Cara Penerbitan Buku Merah Saat Membeli Tanah dengan Kertas Tulis Tangan
Langkah 1: Rumah tangga atau individu harus menyiapkan dokumen untuk penerbitan sertifikat hak guna tanah pertama jika terjadi pembelian dan penjualan tanah dengan dokumen tulisan tangan.
Langkah 2: Setelah menyiapkan semua dokumen, pengguna lahan akan menyerahkannya kepada otoritas yang berwenang untuk diterima dan diproses.
Langkah 3: Badan menerima permohonan dan melakukan penilaian dan verifikasi di tempat.
Dalam hal berkas pengguna tanah sah, maka instansi penerima berkas melaksanakan tugas sebagai berikut:
+ Pemberitahuan kewajiban keuangan kepada orang yang meminta kinerja (jika ada);
+ Menyiapkan dokumen dan penyampaian rancangan Sertifikat Hak Guna Tanah dan mengirimkannya kepada Panitia Rakyat yang berwenang untuk menandatangani keputusan.
+ Setelah penyerahan ditandatangani dan disetujui, otoritas yang berwenang akan menerima dokumen dan membuat penambahan serta pembaruan pada catatan tanah di pangkalan data tanah nasional.
+ Menerima hasil sertifikat hak guna tanah
Jika berkas tidak valid, instansi penerima berkas bertanggung jawab untuk membimbing pemohon melengkapi dokumen yang kurang. Jika persyaratan pemberian sertifikat hak guna tanah pertama tidak terpenuhi, instansi penerima berkas akan mengembalikan berkas kepada pemohon disertai penjelasan tertulis mengapa berkas tersebut tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan buku merah.
Jangka waktu pelaksanaan prosedur penerbitan buku merah pertama dalam kedua kasus tersebut di atas tidak lebih dari 30 hari. Untuk komune dan distrik di daerah pegunungan, kepulauan, dan daerah dengan kondisi sosial ekonomi sulit, jangka waktu pelaksanaan prosedur tidak lebih dari 40 hari (dihitung sejak tanggal diterimanya dokumen yang sah, tidak termasuk hari libur dan hari libur nasional sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan).
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)