Asuransi kesehatan keluarga semakin mendapat perhatian banyak orang karena manfaat pemeriksaan dan perawatan medisnya.
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang tentang Jaminan Kesehatan yang telah diubah dan ditambah pada tahun 2014, asuransi kesehatan adalah bentuk pertanggungan yang bersifat wajib yang diwajibkan kepada subjek sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan, bukan untuk mencari keuntungan, yang diselenggarakan dan ditanggung oleh Negara.
Penerimaan dan pengembalian kartu asuransi kesehatan dan kartu asuransi sosial sukarela di Pusat Layanan Administrasi Publik Provinsi Lang Son . Foto: VNA |
Rumah tangga peserta asuransi kesehatan (umumnya disebut rumah tangga) mencakup semua orang yang tercantum dalam buku registrasi rumah tangga atau buku izin tinggal sementara. Asuransi kesehatan keluarga adalah bentuk asuransi kesehatan wajib bagi semua anggota yang tercantum dalam buku registrasi rumah tangga atau buku izin tinggal sementara untuk perawatan kesehatan, nirlaba, yang diselenggarakan oleh Negara, dengan tidak termasuk orang-orang berikut dalam jumlah total anggota rumah tangga:
- Orang yang namanya tercantum dalam kartu keluarga, tetapi mempunyai surat keterangan tidak hadir sementara yang dikeluarkan oleh Panitia Desa atau Kecamatan.
- Orang tersebut telah meninggal dunia (harus mengurangi bicaranya).
- Orang yang telah memisahkan pendaftaran rumah tangganya.
Orang yang dianggap telah berpartisipasi dalam asuransi kesehatan: Orang yang telah menerima kartu asuransi kesehatan tergolong subjek yang berbeda. Sisanya yang tidak memiliki kartu asuransi kesehatan merupakan subjek yang wajib berpartisipasi sebagai satu rumah tangga.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa jaminan kesehatan keluarga merupakan salah satu bentuk jaminan kesehatan yang bersifat wajib bagi seluruh anggota keluarga yang namanya tercatat dalam buku induk rumah tangga atau buku induk tempat tinggal sementara, kecuali mereka yang telah menjadi peserta jaminan kesehatan dalam bidang usaha lain untuk pemeliharaan kesehatan, bukan untuk tujuan mencari keuntungan yang diselenggarakan oleh Negara.
Pasal 7 Ayat (1) huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 146 Tahun 2018 tentang Kepesertaan Keluarga, mengatur besaran iuran jaminan kesehatan keluarga sebagai berikut: Orang pertama membayar iuran sebesar 4,5% dari gaji pokok; orang kedua, ketiga, dan keempat masing-masing membayar iuran sebesar 70%, 60%, dan 50% dari besaran iuran orang pertama; dan mulai orang kelima besaran iuran sebesar 40% dari besaran iuran orang pertama.
Mulai 1 Juli 2023, gaji pokok akan disesuaikan menjadi VND 1.800.000/bulan sesuai dengan Keputusan Pemerintah No. 24/2023/ND-CP. Oleh karena itu, besaran iuran dan skema asuransi kesehatan juga akan disesuaikan dengan peraturan baru.
Grafik: VNA |
Tentara Rakyat
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)