Jadi, apakah melewatkan sarapan berbahaya? Kini, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nutrients telah menjelaskan hal ini.

Gaya hidup modern yang serba cepat menyebabkan banyak orang sering melewatkan sarapan.
Ilustrasi: AI
Untuk menilai dampak sarapan atau melewatkannya terhadap kesehatan, para peneliti berfokus pada sindrom metabolik, yang merupakan akar dari banyak penyakit modern dan merupakan beban kesehatan masyarakat yang terus meningkat di seluruh dunia . Sindrom ini mencakup empat komponen utama: tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, lemak darah tinggi, dan lemak perut.
Para peneliti dari Sekolah Kesehatan Masyarakat, Universitas Kedokteran Ningxia dan Laboratorium Utama Faktor Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kronis Ningxia (Tiongkok) melakukan meta-analisis untuk mengetahui hubungan antara melewatkan sarapan dan risiko sindrom metabolik dengan komponen utamanya: lemak perut, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan kolesterol tinggi.
Tinjauan tersebut mencakup sembilan studi dengan lebih dari 118.000 peserta.
Hasil meta-analisis menunjukkan bahwa melewatkan sarapan secara signifikan meningkatkan risiko sindrom metabolik dan komponen-komponennya.
Secara khusus sebagai berikut:
- 10% peningkatan risiko sindrom metabolik.
- Peningkatan persentase lemak perut sebesar 17%.
- 21% peningkatan risiko tekanan darah tinggi.
- 13% peningkatan risiko lemak darah tinggi.
- 26% peningkatan risiko kadar gula darah tinggi, menurut situs berita medis News Medical.
Para peneliti mengungkapkan bahwa orang yang melewatkan sarapan lebih mungkin mengalami sindrom metabolik dan komponen utamanya: lemak perut, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Hal ini menggarisbawahi manfaat sarapan bagi kesehatan jangka panjang, terutama dalam mencegah dan mengelola sindrom metabolik.
Sumber: https://thanhnien.vn/ban-co-an-sang-deu-khong-phat-hien-quan-trong-tu-9-nghien-cuu-185251016232927056.htm
Komentar (0)